Shan Xia, yang bertugas di Rumah Sakit Rensmin di Universitas Wuhan, menerangkan, dia memutuskan memangkas habis rambutnya pada akhir Januari.
Staf rumah sakit di ibu kota Provinsi Hubei tersebut juga mempersingkat waktu dalam merawat pasien, antara lain dengan mengenakan popok dewasa.
Begitu besar pengorbanan yang dilakukan tim medis, antara lain melihat kulit mereka putih karena terkena disinfektan, hingga bekas masker di wajah.
Belum lagi tantangan emosional karena mereka didera kelelahan setelah bertugas terus selama 24 jam dalam menyembuhkan para pasien.
Kepada media AS The Washington Post, seorang terapis bernama Candice Qin mengatakan, wabah ini menguras fisik dan mental dokter ataupun perawat.
"Kami tahu para pasien berada dalam kecemasan tinggi. Namun, kami juga harus tahu bahwa tim medis juga merupakan manusia biasa," paparnya.