"Akhirnya (dia bilang), 'Enggak bisa! Kamu keluar sana, anak-anak main ke kamar', dia tarik badan Shabira (anak perempuan Tsania Marwa) saya rebut badan Shabira, dari bawah jadi tarik-tarikan badan," ucapnya.
Shabira pun sempat menangis dan Syarif anak sulungnya sempat berteriak histeris di belakangnya pada kejadian tersebut.
"Saya sangat menyesal anak anak harus melihat itu. Akhirnya karena jelas, saya perempuan badan saya kecil kalah tenaga, bapak Atalarik berhasil merebut Shabira dan ambil Syarif langsung dibawa ke kamar," ungkapnya.
Tsania sempat ingin masuk ke kamar anak-anaknya namun dihalangi oleh Atalarik sampai mendorong-dorong pintu.
"Setelah dorong-doronganan saya dimaki-maki, 'kamu jahat', itu teriak yang saya sudah bisa gambarin senendang apa suaranya, teriak depan muka saya dan tiba-tiba pak Attila ngomong, 'itu pasti bawa rekaman pak'," ceritanya.
Tsania sempat digeledah isi tasnya sampai ditarik tasnya hingga menimbulkan luka cakaran di bagian lengannya.
"Akhirnya saya digeledah, saya ditarik tangannya, tas saya berusaha ditarik sampai tas saya terputus saya sudah istigfar 'siapa yang bawa rekaman? enggak ada."
"Sini balikin itu tas saya' akhirnya terjadilah itu rebutan tas, badan saya dipegangin sama bapak Doni dan pak Atilla dan pak Atalarik membuka tas saya," bebernya.
"Ambil tisu dibuang. Ambil hape, hape saya dirampas karena dia mau mastiin saya rekam apa enggak, dan ternyata pas dilihat hape saya, saya enggak rekam, gambar wallpaper aja," tutupnya.
"Sebelum saya meninggalkan rumah, saya ada bahasa ke mama mertua saya, 'Ma, anak-anak mama ini tidak bisa menghargai Marwa sebagai seorang ibu'. Itu kata-kata saya terakhir," tutur Tsania.
"Di situ mama mertua saya tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan umur sudah 70 tahun lebih menyaksikan hal itu pasti bukan hal yang mudah," tukasnya.