Indonesia Harus Bersyukur! Di Negara Ini Masker Sangat Langka Hingga Warga Rela Beli Masker Bangunan demi Tangkal Virus Corona
SajianSedap.com - Virus corona sudah menelan korban hingga 2.000 korban jiwa.
Tak hanya di Asia, virus corona sudah mulai menyebar ke sejumlah negara di Eropa.
Untuk itu, sejumlah warga berbondong-bondong untuk menyetok bahan makanan di supermarket.
Namun, hal yang ditakutkan juga terjadi di negara ini.
Wabah virus corona yang melanda sejumlah wilayah di utara Italia membuat warga panik dan memutuskan membeli stok bahan makanan di supermarket.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika kondisi semakin memburuk.
Kosongnya stok makanan
Kekhawatiran ini muncul karena Italia menjadi negara di Eropa yang lonjakan kasus akibat virus corona sangat cepat.
Hingga Selasa (25/2/2020), data terakhir menujukkan, angka kasus positif terinfeksi mencapai 229 kasus per Senin (24/2/2020) malam, dengan 7 kematian.
Melansir CNN, Selasa, warga berbondong-bondong pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan yang dianggap bisa disimpan dalam waktu lama seperti pasta, biskuit, dan makanan kaleng.
Baca Juga: Selama ini Kita Salah Besar, Pasar Seafood Wuhan Ternyata Bukan Tempat Asal Virus Corona Tapi..
Baca Juga: Sering Dikonsumsi Orang Indonesia, Obat ini Bisa 'Mengusir' Virus Corona dari Muka Bumi
Seorang penduduk Milan, Petra Dalla Tor, menceritakan, banyak stok makanan di supermarket yang habis terjual.
Namun, tidak dengan buah dan sayuran segar.
"(Saya) belum pernah melihat sebelumnya, tetapi saya harus mengatakan bahwa tidak ada yang tersisa di supermarket, rak-rak pasta, biskuit, dan barang-barang kaleng kosong. Tapi tidak dengan buah-buahan dan sayuran segar," kisahnya.
Selain stok makanan tahan lama yang ludes terjual, persediaan masker di apotek dan toko-toko juga semakin sulit ditemui.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
"Masker tidak tersedia di semua apotek dan jika membeli melalui Amazon harus menunggu beberapa minggu untuk mendapatkannya. Saya rasa orang membeli semuanya dan apotek kehabisan stok. Sama halnya dengan pembersih tangan," tambah Petra.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh warga Milan yang lain, Viktoria Bozukova.
Ia mengaku telah menyampangi 8 apotek di hari Minggu dan 3 di keesokan harinya.
Namun semua tidak memiliki persediaan masker dan semua stok sudah terjual habis.
"Tidak ada masker dan mereka tidak tahu kapan akan kembali tersedia," ujar Viktoria.
Giovanni Casiraghi, seorang pemilik toko peralatan industri yang terletak di luar pusat wabah mengaku terkejut melihat antrian panjang calon pembeli saat ia baru saja akan membuka tokonya pada Senin (24/2/2020) pagi.
Orang-orang itu menanyakan hal yang sama, masker yang biasa digunakan saat membangun pabrik.
Tak sampai 30 menit, ia mengaku sudah berhasil menjual lebih dari 500 masker dagangannya.
"Kami menjual peralatan industri dan saya tahu siapa saja pelanggan kami. Jadi saya heran ketika orang-orang yang belum pernah saya lihat sebelumnya meminta masker profesional ini,” ujar Giovanni.
Ia hanya mendapat informasi dari salah satu pembelinya bahwa tokonya menjadi salah satu yang masih memiliki persediaan masker wajah di saat toko-toko lainnya sudah kehabisan persediaan.
Tingginya permintaan alat perlindungan diri seperti ini, membuat banyak apotek menempel pengumuman menggunakan kertas di area pintu masuk bahwa mereka kehabisan stok masker dan pembersih tangan.
Wali Kota Milan Beppe Sala mengingatkan warganya untuk tidak terlalu panik dalam berbelanja.
Menurut dia, ada hal yang lebih penting untuk dilakukan daripada belanja persediaan makanan di supermarket.
"Daripada bergegas ke supermarket untuk mendapatkan makanan, mungkin kita harus menghabiskan waktu merawat mereka yang paling rentan, misalnya orang tua, yang sangat berisiko," kata dia.