15 Tahun Menginspirasi Indonesia, National Geographic Indonesia Luncurkan #SayaPejalanBijak

By Raka, Sabtu, 28 Maret 2020 | 14:30 WIB
Peluncuran #SayaPejalanBijak yang menandai perayaan 15 Tahun National Geographic Indonesia, 28 Maret 2020. (National Geographic Indonesia)

Kami meyakini kekuatan sains, penjelajahan, dan cara bertutur untuk mengubah dunia. Ilmu pengetahuan berperan dalam mengubah cara pandang kita tentang kehidupan. Penemuan teknologi di setiap peradaban merupakan jawaban peradaban itu dalam meretas kesulitan. Salah satu penelitian telah menunjukkan cara pandang nenek moyang kita terhadap alam, yang mungkin memberi gagasan kepada kita tentang bagaimana seharusnya hidup berbudaya bersama alam.

“Kita punya optimisme bahwa National Geographic Indonesia harus berperan menjadi kontrol sosial bagi permasalahan Bumi, lebih khususnya di negeri kepulauan ini,” kata Didi Kaspi Kasim, Editor in Chief National Geographic Indonesia. “Kita meyakini bahwa alam tak akan pernah ingkar terhadap perilaku manusia.”

Baca Juga: Resep Kolak Cendol Ubi Enak Ini Bikin Hari Libur Jadi Semakin Seru

Perjalanan adalah proses pembelajaran, proses pendewasaan diri, dan proses mencari sesuatu. Namun, pekerjaan kami dalam menjelajahi kebinekaan Nusantara ini masih jauh dari selesai. Negeri kepulauan ini adalah bentangan gagasan yang perlu disingkap demi ilmu pengetahuan.

Apa makna sejati sebuah perjalanan? Hari ini kita merasakan adanya pergeseran nilai para pejalan dalam memaknai perjalanan. Kami memiliki keyakinan bahwa perjalanan bukan sekadar melihat kehidupan di lokasi baru, tetapi juga mengambil kiasan dari kisah hidup dengan mata yang baru.

Mereka yang disebut pejalan bukan hanya yang mengeksplorasi di suatu daerah dengan berjalan kaki, tetapi juga yang menjelajahi dengan ragam moda transportasi. Mereka terdiri atas beragam individu, namun bisa juga komunitas.

“Bertepatan dengan perayaan 15 tahun bingkai kuning di Indonesia,” demikian ungkap Didi, “kami meluncurkan kampanye #SayaPejalanBijak.”

#SayaPejalanBijak merupakan bagian kampanye National Geographic Indonesia yang mengajak para pejalan untuk lebih berempati pada lingkungan dan kehidupan setempat. Sebuah seruan dan ajakan untuk berkelana, mengedepankan etika selama perjalanan, dan meramu cerita untuk kebaikan sesama. Karena setiap pejalan memiliki misi, setiap pejalan pula harus berbagi cerita tentang perjalanannya—dalam berbagai platform media, baik teks maupun visual.

"Kami mengajak para pejalan dan komunitas pejalan untuk bersama-sama sebagai agen perubahan," kata Didi. Kampanye ini menjadi kesempatan kita untuk meningkatkan kesadaran global tentang bagaimana perjalanan yang bertanggung jawab. #SayaPejalanBijak memberikan pemikiran baru bagaimana perjalanan dapat berperan sebagai agen perubahan yang lebih baik. Inilah roh perjalanan ala bingkai kuning.

Setiap pejalan memiliki kewajiban moral, sejak dia meninggalkan rumah. Berbagi ruang bersama penumpang lain atau memberi tempat duduk bagi penumpang prioritas merupakan bagian dari kewajiban moral seorang pejalan. Saat sampai di tempat tujuan, keingintahuan pun hendaknya tak berseberangan dengan konsep pelestarian. Hindari memotret subjek tanpa bertanya lebih dulu, utamanya memotret warga setempat serta tempat yang dianggap suci.