Masker Kain Disebut Kurang Efektif untuk Cegah Virus Corona, Begini Penjelasannya Menurut Ahli
SajianSedap.com - Wabah virus corona ini membuat masker menjadi langka di pasaran.
Selain langka, masker juga bahkan dijual dengan harga yang menjadi melambung tinggi.
Maka dari itu, masyarakat menggantinya dengan alternatif lain seperti menggunakan masker kain.
Namun, diketahui bahwa sejumlah pakar mengatakan masker kain kurang efektif menangkal virus termasuk virus corona covid-19.
Dokter Pakar dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI RSUP Persahabatan Erlina Burhan satu di antara yang memberi penilaian.
Baca Juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, McDonald's Indonesia Tutup Layanan Makan Di Tempat
Dokter Erlina Burhan mengatakan, masker kain kurang efektif untuk mencegah penularan virus.
Kok bisa?
Mari kita simak penjelasannya berikut ini.
Tak Mampu Menahan Partikel Kecil
Masih banyak orang yang beranggapan bahwa masker kain bisa digunakan untuk mencegah penularan Covid-19.
Namun, ternyata masker kain kurang efektif karena tidak bisa menahan percikan yang keluar dari mulut atau droplet sepenuhnya.
"Jadi pencegahan keluarnya droplet dari batuk atau bersin itu pada pemakai kalau yang dropletnya,
beratnya besar ia bisa, tapi kalau dropletnya kecil tidak bisa tidak masker kain ini ya," kata Erlina saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Baca Juga: Teka-teki Virus Corona Mulai Terbongkar! Ilmuan Kaget Saat Temukan 'Rahasia' Ini di China
Erlina menjelaskan, kemampuan filtrasi masker kain hanya mampu menahan 10 sampai 60 persen partikel dengan ukuran tiga mikron.
Masker kain, lanjut dia, juga tidak mampu menahan partikel airborne atau partikel yang ada di udara.
"Masker kain ini bila dalam keadaan terpaksa bisa dipakai, tapi memang tidak sebaik seefektif masker bedah," ujar dia.
Namun, penggunaan masker kain tetap memiliki beberapa keuntungan, yakni bisa dipakai secara berulang.
Ia mengingatkan sebelum dipakai berulang, masker kain harus dicuci terlebih dahulu.
"Perlu dicuci dengan deterjen dan bila perlu memakai air panas. Karena deterjen dan air yang hangat itu bisa mematikan virus," ucap Erlina.
Meski bisa dipakai berulang dan bisa sedikit menahan droplet, Erlina ingin penggunaan masker kain dijadikan opsi terakhir apabila warga tidak bisa mendapatkan masker bedah untuk mencegah penularan lewat droplet.
Sebelumnya, Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebutkan, masker berbahan dasar kain dapat dijadikan alternatif untuk mencegah penularan virus.
Menurut Yuri, di tengah kondisi kelangkaan surgical mask seperti sekarang ini, masker kain dapat menjadi pilihan ketimbang tak menggunakan masker sama sekali.
"(Penggunaan masker berbahan dasar kain) ini lebih baik dibanding tanpa pakai masker," kata Yuri kepada Kompas.com, Rabu (25/3/2020).
Cara Melepaskan Masker Bedah yang Kerap Dilupakan
Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, mengatakan masyarakat umum kerap melupakan tata cara melepaskan masker bedah secara tepat yakni dengan langsung menyentuh bagian permukaannya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Ia menjelaskan melepaskan masker bedah setelah dipakai dengan hanya memegang bagian talinya saja tanpa menyentuh bagian permukaan.
"Melepaskan masker ada caranya hanya memegang talinya jangan memegang maskernya," kata Erlina dalam konferensi pers Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Prosedur ini kerap dilupakan masyarakat, karena partikel virus yang kemungkinan menempel di permukaan malah bakal terdistribusi ke tangan.
Menurut dia, meski telah melepaskan masker, masyarakat juga jangan merasa telah aman dari ancaman virus.
Mereka tetap diminta untuk langsung mencuci tangan sebagai bagian mempertebal proteksi.
"Jangan merasa aman setelah menggunakan masker, setelah melepaskan masker tetap harus mencuci tangan. Menggunakan masker bila batuk, kalau tidak ada lakukan etika batuk.
Intinya pesan pencegahan pertama jaga jarak aman, stay at home, etika batuk jika bersin, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, lakukan semuanya dengan disiplin," kata dia.
Ia mengatakan masker bedah efektif mencegah partikel airbone ukuran 0,1 mikron dari 30 hingga 95 persen.
Namun masih memiliki kelemahan yakni tidak bisa menutupi permukaan wajah secara sempurna terutama di sisi samping kiri dan kanan masker.
Apabila permukaan dalam masker sudah basah, maka wajib mengganti atau membuangnya dan itu hanya digunakan sekali pakai.
Meski begitu, masyarakat yang wajib menggunakan masker bedah adalah orang sakit dan tenaga medis.
Ia pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memborong masker.
Pasalnya, jika ketersediaan masker langka dan orang sakit tidak mendapatkan akses terhadapnya, maka dipastikan akan terus menjadi sumber penularan.
"Kalau orang sehat memborong dan memakai (masker bedah) maka ketersediaan masker ini tidak ada lagi bagi tenaga kesehatan maupun orang sakit,
dan ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker bisa jadi orang sakit ini jadi sumber penularan kita semua," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Masker Kain Kurang Efektif Cegah Penularan Virus Corona, Bandingkan dengan Masker Bedah.