Di Indonesia Sampai Ditolak Warga, Di Negara ini Jenazah Virus Corona Justru Dibutuhkan Jadi Pupuk Bayam

By Raka, Kamis, 2 April 2020 | 12:15 WIB
Ilustrasi pemakaman jenazah Covid-19 ()

SajianSedap.com - Penolakan terhadap jenazah virus corona untuk dimakamkan semakin bertambah.

Bahkan sejumlah petugas medis yang berniat menguburkan jenazah sampai dilempari dengan batu.

Baca Juga: Bertaruh Nyawa & Pulang Kampung Di Tengah Wabah Corona Demi Buah Hati, Pria ini Terkejut Istrinya Main Serong dengan Kades

Kontras dengan Indonesia, negara ini punya cara tersendiri untuk menguburkan pasien virus corona.

Jenazah bahkan diubah menjadi pupuk dari sejumlah tanaman.

Salah satunya adalah bayam.

Manfaatkan jenazah

Korea Utara memang dikenal sebagai negara yang selalu memiliki kisah unik dan aneh di dalamnya.

Dari mulai setor tinja pada pemerintah, hingga kewajiban rakyatnya untuk memuja presidennya.

Kali ini ada kisah mengerikan lain lagi yang terungkap di Korea Utara baru-baru ini.

Baca Juga: Fakta Baru Terungkap! Peneliti China Beberkan Virus Corona Sudah Bermutasi Hingga Bisa Bertahan Selama 49 Hari

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Masyarakat Bisa Beli Sembako Seharga Rp 5 Ribu Sampai Virus Corona akan Reda dalam Hitungan Hari

Baca Juga: Perayaan Ulang Tahun Putri Sematawayang Mayangsari di Tengah Wabah Corona Jadi Sorotan, 'Buatmu Cantik'

Menurut Daily Mirror pada Selasa (31/3/2020), Korea Utara dilaporkan menggunakan mayat manusia untuk dijadikan pupuk tanaman.

 

Laporan itu menyebut bahwa mayat manusia sangat berguna untuk menyuburkan tanaman.

Mayat yang digunakan konon, adalah tahanan politik yang meninggal di tahanan.

Tindakan mengerikan ini dilakukan di seluruh negeri, bahkan di daerah pegunungan dan membuatnya bisa cepat panen baru-baru ini.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

Klaim gila itu diungkapkan oleh seorang mantan tahanan yang selamat dari kamp konsentrasi di Kaechon.

Dia mengatakan dengan nama samaran Kim-Il-Soon.

Mengatakan, "Tanahnya sangat subuh, dan pertaniaanya berhsil di sana karena tubuh manusia yang terkubur berfungsi sebagai pupuk alami."

"Beberapa penjaga mengatakan, bahwa mereka harus mengubur mayat secara merata di seluruh tanah hingga membuahi seluruh area," katanya.

Baca Juga: Prediksi Berakhirnya Virus Corona Mulai Terbukti! Ahli Pastikan Wabah Ini Mereda Bulan Mei, Asal 3 Strategi Ini Dilakukan!

"Salah satunya merea juga menguburnya di pegunungan," jelasnya.

Korea Utara

"Suatu hari ada anak sedang kencing di pegunungan dan melihat tangah mecuat mereka lupa untuk menguburnya dengan benar," paparnya.

Kim-Il-Soon secara terang-terangan berani membongkar semuanya kepada Komite Hak Asasi di Korea Utara (HRNK).

Setelah dia berhasil melarikan diri dan kini berada di Korea Selatan.

Bukti nyata semakin jelas setelah, petugas mencatat bahwa kamp penjara itu juga tidak memiki tempat kremasi melalui citra satelit.

Greg Scarlatoiu direktur eksekutif HRNK mengatakan, kesaksian baru ini berfungsi mengingatkan kita bahwa di tengah pandemi ini tidak ada kelonggaran dari rezim Kim.

"Ini adalah rezim yang melestarikan dirinya degan melakukan tindakan kejam yang tak terbayangkan kepada rakyatnya," katanya.

"Ketika dunia sedang berjuang untuk mengatasi krisis kesehatan akibat Covid-19, rezim Kim terus melakukan kejahatan terhadap manusia, sangat brutal menjadikan rakyatnya sendiri sebagai korban," jelasnya.

Baca Juga: Lempar Komentar Pedas Soal Penanganan Virus Corona yang Dianggap Lamban, Ernest Prakarsa: 'Kurangin Gimik Pasien Sembuh'

Dalam laporan terbaru di kamp HNRK, menggambarkan bagaimana tahanan yang sudah mati dibaringkan di lubang yang dangkal.

Kemudian dikubur dengan buru-buru, da ditutupi lapisan tanah yang tipis.

Namun, jika yang mati banyak, mereka akan menggali lubah sebesar tanah, dan memasukan semua mayatnya bersamaan di dalam sana.

Kemudian di atas tanah dijadikan ladang hasilnya seperti sayuran yang ditanam seperti lobak, bayam dan kubis, akan diberikan kepada penjaga kamp dan keluarga mereka.

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Mayat Pasien Corona di Korea Utara Ternyata tak Dimakamkan Atau Dikremasi, Tapi Jadi Pupuk Untuk Ini