SajianSedap.com - Ditengah wabah virus corona, pelayanan rumah sakit pun kini menjadi sorotan.
Terutama dalam hal menangani pasien yang kini semakin bertambah akibat corona.
Jika tidak dilayani dengan baik, bisa saja kejadian seperti ini akan terulang.
Nasib tragis harus dialami wanita hamil asal Kota Padang setelah dinyatakan berstatus PDP Covid-19.
Wanita hamil berstatus PDP virus corona tersebut dinyatakan meninggal dunia saat masih dalam perjalanan saat hendak dirusuk ke RSUP Adam Malik di Medan.
Pasien yang diketahui tengah hamil 24 minggu ini menghembuskan nafas terakhirnya pada, Sabtu (4/4/2020) pagi.
Sebelumnya pasien PDP virus corona tersebut telah mendapat perawatan di RSUD Kota Padang Sidempuan.
Berdasarkan informasi yang didapat, PDP Covid-19 yang sebelumnya sempat mengeluh dan melakukan "live" di Facebook ini meninggal di daerah Tebing Tinggi, Sumatera Utara, sebelum sampai di Medan.
Namun, pasien langsung dibawa ke RSUP Adam Malik untuk memastikan kondisinya.
"Suaminya menelepon saya tadi dan mengabarkan istrinya (pasien) meninggal dunia saat dalam perjalanan. Kabarnya di daerah Tebing Tinggi," ungkap kepala lingkungan setempat, K Ritonga, Sabtu (4/4/2020).
Sementara itu, Pemkot dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Padang Sidempuan belum memberikan keterangan resmi terkait kejadian itu.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di Kantor Pemkot Kota Padang Sidempuan yang juga menjadi posko Gugus Tugas Covid-19, petugas terlihat masih sibuk melakukan koordinasi untuk memastikan pemakaman PDP tersebut.
Sebelumnya, satu Pasien Dalam Pengawasan ( PDP ) Covid-19 dalam kondisi hamil, yang mengeluhkan tentang pelayanan rumah sakit melalui "live" Facebook saat dirawat di RSUD Kota Padang Sidempuan, akhirnya dirujuk ke RSUP H Adam Malik di Kota Medan, Jumat (3/4/2020) pukul 23.40 WIB.
"Atas permintaan pasien dan keluarga, PDP yang sudah dirawat di ruang isolasi RSUD Kota Padang Sidempuan, kita rujuk ke RSUP H Adam Malik di Kota Medan," ungkap Wali Kota Padang Sidempuan Irsan Efendi Nasution saat melakukan konferensi pers, Jumat (3/4/2020).
Kata Irsan, keputusan itu demi kenyamanan Kota Padang Sidempuan.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Keputusan itu diambil setelah pemkot berkomunikasi dengan semua pihak seperti Kapolres, Dandim, Danyon, dan Gugus Tugas, serta mendapat pertimbangan dari tim medis yang ada di RSUD Kota Padang Sidempuan.
"Ini menjadi keputusan bersama agar tidak ada kontroversi pemahaman yang berbeda-beda di masyarakat," kata Irsan.
Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Pemkot Padang Sidempuan mencatat, hingga Selasa, 2 April pukul 22.30 WIB, jumlah total pelaku perjalanan sebanyak 1.292 orang.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 11 orang ditetapkan sebagai ODP.
Baca Juga: WASPADA! Pakar Sebut Orang Tanpa Gejala Ternyata Jadi Penyebar Utama Virus Corona! Ini Buktinya
Kemudian ada 63 orang yang sudah selesai observasi.
"Dan, dari jumlah tersebut juga ada satu orang yang sebelumnya berstatus pelaku perjalanan nomor urut 459, dan kita tingkatkan statusnya sebagai PDP dari sebelumnya pada 31 Maret 2020 kita tetapkan sebagai ODP," ungkap Wali Kota saat menggelar konferensi pers, Kamis (2/4/2020) malam.
Sempat menunggu minum sampai dua jam
Diberitakan sebelumnya, satu warga Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) terkait virus corona atau Covid-19.
Pasien yang sedang hamil tersebut kemudian dirawat di ruang isolasi RSUD Padang Sidempuan, Kamis (2/4/2020) malam.
Belum genap 24 jam dirawat, pasien perempuan tersebut mengeluhkan pelayanan RSUD.
Dia juga menceritakan tentang kondisinya yang semakin memburuk, di mana napasnya semakin sesak dan minta segera dirujuk ke rumah sakit yang ada di Medan.
Keluhan tersebut disampaikan di akun Facebook pribadinya.
"Untuk Bapak Wali Kota Kota Padang Sidempuan tercinta, Bapak Irsan, tolong lah Pak kasih saya kesempatan.
Saya dirujuk ke Medan, di rumah sakit yang lebih layak lagi, daripada Rumah Sakit Umum Kota Padang Sidempuan ini.
Kasihan kandungan saya, fasilitas di sini juga kurang memadai," tulis pasien tersebut di akun Facebook, Jumat (3/4/2020).
Berselang beberapa menit kemudian, pasien melakukan siaran langsung atau "live" di akun Facebook miliknya.
Dalam siaran berdurasi 1 menit 41 detik itu, pasien kembali mengeluhkan pelayanan rumah sakit.
Misalnya, mengenai kondisi makanan dan pelayanan perawat yang harus menunggu lama apabila dibutuhkan.
"Ini ruangan rumah sakit yang tidak layak dipakai.
Minta minum saja, 2 jam kemudian baru datang. Sesak," ujar pasien dengan napas tersengal-sengal.
"Ini bagaimana mau makan, nasinya keras.
Orang yang sehat saja tidak bisa makan ini, apalagi yang sakit seperti saya," kata pasien yang hamil tersebut sambil menunjukkan makanan.
Dalam siaran langsung tersebut, pasien terus mengeluh sesak napas dan minta pertolongan.
"Ya Allah...Tuhan...sesak...tolong..." ujar pasien tersebut di akhir siaran langsung Facebook.
Hingga kini, unggahan tersebut sudah dikomentari dan dibagikan ribuan netizen.