Heboh Virus Corona Lebih Cepat Menular di Ruangan Ber-AC, Ahli Ungkap Fakta Sesungguhnya

By Marcel Mariana, Senin, 6 April 2020 | 19:10 WIB
Split air conditioner on a white wall. Closeup image. (Chet_W)

Heboh Virus Corona Lebih Cepat Menular di Ruangan Ber-AC, Ahli Ungkap Fakta Sesungguhnya

Sajiansedap.com - AC (Air Coditioner) atau alat pengondisi udara, sudah bisa dipastikan ada di setiap rumah di zaman sekarang ini.

Mengingat sekarang sudah memasuki zaman modern, kebutuhan menggunakan AC diperlukan agar ruangan dingin dan sejuk.

Berbagai kondisi menjadi alasan kuat pemakaian AC, di antaranya adanya pencemaran sehingga kualitas lingkungan menjadi buruk.

Alasan lain terkait desain rumah yang dengan luasan terbatas, menciptakan desain “ruang di dalam ruang”.

Hal ini menyulitkan rumah dipasangi bukaan atau jendela.

Sebab lain adalah semakin padatnya permukiman yang menyebabkan pengudaraan di dalam rumah tidak lancar atau terganggu.

Baca Juga: Hal Mengerikan Akan Terjadi di Indonesia Jika Pemerintah Tidak Segera Lakukan Tindakan Ini! Pakar Peringatkan Gelombang Kedua Virus Corona

Ada pula alasan pemasangan AC karena gengsi, akibat dari adanya pandangan masyarakat bahwa menggunakan AC berarti lebih berduit.

Jika dilihat dari harga AC dan biaya listrik yang dikeluarkan tiap bulannya, memang pemilik AC butuh dana lebih.

Tak hanya itu, pikiran bahwa AC adalah meningkatkan risiko terpapar virus juga semakin jadi ditengah wabah covid-19.

Virus corona (Covid-19)

Seperti yang diketahui, Virus corona (Covid-19) kini telah menjangkit lebih dari 1 juta orang di dunia.

Disebut-sebut, virus ini bisa berkembang biak di suhu dingin dan keadaan lembap.

Oleh karena itu, beredar kabar bahwa air conditioner (AC) yang memberikan udara sejuk di ruangan dapat meningkatkan perkembangbiakan virus corona tersebut.

Baca Juga: 3 Minggu Diam di Rumah Dinas Suami Karena Corona, Bella Saphira Curhat, 'Tinggal di Dalam Komplek AD, Tidak Ada Fasilitas Club House Mewah'

Baca Juga: Jadi Tempat Penampungan Pasien Terinfeksi Corona, Intip Kelengkapan RS Darurat Covid-19 di Pulau Galang! Mulai dari Ruang Isolasi Hingga Asrama

Dilansir dari Gridhealth. seorang akademisi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. dr. Madarina Julia, Sp.A(K), MPH., Ph.D membagikan sebuah jurnal yang dia temukan tentang AC dan virus corona.

"Saya ingin men-share suatu paper yang saya temukan. Meskipun belum peer-reviewed, isinya sangat menarik. Paper tersebut mengatakan bahwa berdasarkan penelitian di China dan pengamatan di seluruh dunia, high temperature and high relative humidity reduce the transmission of COVID-19," tuturnya.

Wanita yang merupakan istri seorang dokter spesialis bedah ortopedi konsultan, dr. Sugeng Yuwana, Sp.OT(K), FICS ini menjelaskan tentang sebagian besar korban Covid-19 adalah orang dengan status sosial menengah ke atas.

"Saya menduga, mereka adalah orang yang terbiasa hidup di lingkungan yang menggunakan AC (rumah ber-AC, mobil ber-AC) disertai jendela yang tertutup rapat," ucapnya.

Diduga AC dapat menurunkan suhu ruangan dan mengurangi kelembaban.

Dua hal yang sangat menguntungkan transmisi virus Covid-19, apalagi disertai dengan sirkulasi udara yang tertutup.

Hal ini tak ubahnya dengan penelitian yang dilakukan Mohammad Sajadi, seorang profesor di Institut Virologi Universitas Maryland. Sajadi menyatakan bahwa virus dapat menyebar di mana saja, ia mentransmisikan paling efektif di antara manusia ketika kelembaban rendah dan suhu antara 5 °C dan 11 °C.

Baca Juga: Tenaga Medis Meninggal Karena Corona Terus Bertambah, Pemerintah Siapkan Dana Kompensasi Bagi Keluarga! Segini Jumlahnya

Bahkan sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Advanced in Virology di tahun 2011, virus kering pada permukaan halus mempertahankan viabilitasnya selama lebih dari 5 hari pada suhu 22–25 °C dan kelembaban relatif 40–50%, yaitu, lingkungan ber-AC yang khas.

Meski demikian, penelitian tersebut melaporkan bahwa infektivitas virus corona hilang setelah pemanasan pada suhu 56 °C selama 15 menit dalam kondisi stabil selama setidaknya 2 hari setelah pengeringan pada plastik.

Terlepas dari itu, Madarina mengimbau untuk meminimalkan penggunaan AC di rumah.

Artikel Berlanjut Setelah Video di Bawah Ini :

Waktu Berjemur yang Tepat

Berjemur dianjurkan dengan durasi minimal 30 menit dan maksimal 60 menit mulai dari pukul 08.00-11.00 WIB atau pukul 14.00-16.00 WIB.

Berjemur harus mengenai kulit langsung atau sebanyak mungkin terkena kulit.

Berjemur pun dapat dilakukan oleh perempuan berhijab.

Dijelaskan, berjemur bagi perempuan berhijab dapat dilakukan dengan menggulung lengan baju.

"Minimal lengan bawah bagi yang berhijab," tulis Doktor Vinci.

Baca Juga: Minta Minum Di Rumah Sakit Sampai Harus Tunggu 2 Jam, Pasien Virus Corona yang Tengah Hamil Meninggal Dunia

Berjemur katanya merupakan salah satu pemberian Tuhan yang dapat dimanfaatkan untuk mencegah virus corona.

Orang yang jarang terkena matahari dijelaskan lebih mudah sakit, mulai dari batuk, pilek apalagi virus corona.

Selain berjemur, dijelaskannya juga dianjurkan agar masyarakat mendapatkan tidur yang cukup.

"Durasi tidur yang baik berkisar antara 6-8 jam sehari," tambahnya.

Baca Juga: Salah Besar Jika Sampai Sembarangan Dibeli, Andrea Dian Hampir Pingsan Setelah Minum Obat Penangkal Corona ini

-------

Bila anda ingin dapatkan informasi lebih lengkap tentang resep masakandan kue untuk dicoba,bisa langsung saja berlangganan Tabloid Saji. Tinggal klik di Https://www.gridstore.id

Artikel Telah Ditayangkan di Idea.grid.id dengan Judul, Benarkah Ruangan Ber-AC Membuat Virus Corona Cepat Menular? Ini Fakta yang Harus Diketahui!