Sementara itu, dalam studi yang dilakukan para peneliti di University of Utah, pasien kritis pada paru-paru yang memerlukan ventilator mendapat manfaat dari pemberian ivermectin.
"Kami mencatat angka kematian yang lebih rendah dan penurunan penggunaan sumber daya perawatan kesehatan pada mereka yang diobati dengan ivermectin," tulis penulis utama studi, Dr. Amit Patel.
Patel mengungkapkan, efek samping ivermectin pada pasien dengan gangguan hati dan riwayat kesehatan lainnya tidak seburuk hydroxychloroquine dan azithromycin.
Baca Juga: Anies Baswedan Sebut Kasus Corona Di Jakarta akan Menyentuh Angka 8.000, 'Dalam Waktu Dekat ini'
Melihat hasil kedua studi tersebut, para ahli pun optimis terhadap ivermectin, meskipun belum dapat mengumumkannya di depan publik.
"Jika ivermectin terbukti efektif dengan evaluasi yang ketat, maka terapi yang aman dan terjangkau telah ditemukan,"
"Dan berpotensi untuk menyelamatkan banyak nyawa," kata Dr. Nirav Shah, seorang ahli penyakit menular di NorthShore University HealthSystem, kepada ABC News.
Namun, temuan mereka masih memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
Shah mengatakan, ada banyak contoh obat dengan aktivitas in vitro yang tidak terbukti efektif pada manusia.
"Oleh karena itu, mengingat tidak ada terapi yang terbukti efektif mengobati Covid-19"
"Obat-obat in vitro seperti ivermectin harus dievaluasi secara ketat untuk memahami keamanan dan efektivitasnya," jelas Shah.