Kabar Baik dari Peneliti Dunia! Meski Jumlah Pasien Terus Melonjak, Virus Corona Diyakini Tetap Berakhir Pada Bulan Ini! Begini Hasil Temuannya

By Siti Afifah, Minggu, 19 April 2020 | 08:15 WIB
Ahli prediksi virus corona akan berakhir pada bulan April! Titik terang mulai terlihat (Kolase Tribunnews)

Kabar Baik dari Peneliti Dunia! Meski Jumlah Pasien Terus Melonjak, Virus Corona Diyakini Tetap Berakhir Pada Bulan Ini! Begini Hasil Temuannya

SajianSedap.com - Pimpinan dokter di China memprediksi bahwa virus Corona akan segera berakhir, meski pasien covid-19 masih terus bertambah.

Hingga saat ini, kasus virus Corona sudah mencapai 2,5 juta di 181 negara.

Namun di tengah kabar kurang mengenakkan tersebut ternyata masih ada kabar baik dari yang berembus dari China.

Ada harapan bahwa virus Corona atau covid-19 ini akan menghilang pada akhir April.

Mengutip South China Morning Post, seorang dokter spesialis ahli paru dan pernapasan di China menyebutkan jika pandemi ini dapat tertangani dengan baik pada akhir bulan April ini.

Baca Juga: Roasted Fish Cake with Made from Ground Catfish, A Perfect Snack For Leisure Time!

Baca Juga: Recipe of Fried Tahu with Petis Filings, A Tasty Late-Night Snack!

Zhong Nanshan, pimpinan tim dokter China yang memberi saran pemerintah dalam menangani wabah Corona.

Menyebutkan melihat yang dilakukan masing-masing negara dalam menanggulangi bencana ini sudah berani jika menyebut pandemi akan berakhir pada akhir April.

Namun masih belum jelas apakah ada virus Corona lain yang merebak pada musim semi ini.

Prediksi Akhir Virus Corona

"Setelah akhir April, tidak ada yang tahu jika masih adakah wabah virus lagi saat masuk ke musim semi."

"Kita juga belum tahu apakah virus itu akan menghilang dengan cuaca yang lebih hangat, meskipun aktivitas virus itu akan menghilang di suhu panas,"ujarnya yakin.

Zhong sendiri tidak menyebutkan bagaimana ia mendapatkan hasil ramalannya.

Baca Juga: Menakjubkan! Warga Bali Kebal dari Virus Corona, Ternyata Hal Ini yang Jadi Rahasianya! Wajib Tahu

Baca Juga: Waspada! Sering Buang Air Besar dalam Sehari Bisa Jadi Indikasi Penyakit Virus Corona

Meski begitu, ahli lain memberikan hasil estimasi waktu yang sama dengan melihat perkembangan terkini di Amerika Serikat dan Eropa.

 

Kedua tempat tersebut kini menjadi titik pusat krisis wabah covid-19.

Pimpinan program gawat darurat WHO, Mike Ryan, mengatakan minggu ini ada tanda jika wabah ini mulai mereda.

Hal ini ia lihat dari kinerja lockdown yang diterapkan oleh negara-negara di Eropa.

Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini

Sementara di Amerika, Institut Pengukuran dan Evaluasi Kesehatan di Universitas Washington mengatakan jika rumah sakit akan menghadapi puncak covid-19 pada 20 April.

Amerika Serikat saat ini menyandang negara dengan jumlah pasien covid-19 tertinggi di dunia, mencapai 215 ribu pasien.

Baca Juga: Sembuh dari Virus Corona, Pasien Ini Curhat Perjuangannya Saat Makan Agar Tak Tularkan Virus pada Keluarga: 'Mereka Menaruh Makanan di Pintu'

Baca Juga: Bukan di Tahun ini, Peneliti Menyebut Jika Virus Corona Tetap Bisa Mengancam Jiwa Manusia Hingga 2024

Eropa, sementara itu dilaporkan dari Badan Pencegahan Bencana Eropa, terdapat lebih dari 421 ribu kasus covid-19 di Uni Eropa dan Inggris.

Dari jumlah itu, Italia dan Spanyol mendominasi separuh dari semuanya.

Oleh sebab itu, Zhong mendesak pemerintah di semua negara harus bekerjasama untuk melawan pandemi.

 

"Semua negara, termasuk Amerika, telah adopsi cara penanggulangan yang agresif dan efektif"

"Serta cara paling primitif sekaligus paling efektif adalah membuat semua orang tetap di rumah," ujarnya.

Penelitian oleh Imperial College London mengestimasi jika 11 negara Eropa yang telah terapkan social distancing membantu mengurangi penyebaran virus Corona dan mencegah 59 ribu kematian.

Baca Juga: Pantas Bisa Tertular Dua Kali, WHO Menyebut Belum Ada Bukti Jika Pasien yang Sembuh Punya Kekebalan Terhadap Virus Corona

Baca Juga: Indonesia Harus Siap Siaga! Belum Berakhir Virus Corona, Kini Peneliti Beberkan Wuhan Masih Simpan 1.500 Virus Mematikan Lainnya!

Ancaman Gelombang Infeksi Kedua di China

ilustrasi perawatan pasien virus corona

China saat ini menghadapi risiko pasien pembawa virus Corona yang tidak menunjukkan gejala apapun.

Zhong tapi yakin jika prosedur monitoring dan penanggulangan yang dilakukan negaranya sudah cukup untuk mencegah gelombang infeksi kedua.

Ia yakin sebab petugas medis telah lakukan uji antibodi dan uji swab kepada orang-orang yang telah mengkarantina diri selama 14 hari.

Hal tersebut membantu mereka untuk lebih mudah mengenali pembawa virus Corona.

Pada Rabu (1/4/2020) kemarin, Komisi Kesehatan China menyebut 1075 pembawa virus tanpa gejala sedang dalam pengamatan medis.

Baca Juga: Bikin Satu Indonesia Kaget! Jokowi Minta Buka-bukaan Data Virus Corona, Tenaga Ahli Angkat Bicara: 'Kita Harus Akui Ada Keterbatasan'

Baca Juga: Fakta Baru Mengejutkan! Obat Kutu Kepala Ternyata Bisa Hilangkan Virus Corona Dalam 24 Jam! Begini Kata Ilmuan

Sementara masih ada 1.863 kasus pasien positif covid-19 yang dirawat di rumah sakit, dan 701 kasus tersebut adalah kasus impor.

Bulan lalu, ada penelitian dari Rumah Sakit Hong Kong yang temukan mereka yang telah sembuh dari covid-19 alami penurunan fungsi paru-paru mencapai 20-30 persen.

Mereka juga alami masalah seperti napas pendek saat berjalan cepat.

Namun Zhong menyebut berdasarkan pengamatannya terhadap pasien covid-19 dan mereka yang memiliki penyakit yang sama seperti Sars, kerusakan paru-paru itu tidak terjadi dalam waktu yang lama.

Banyak dari mereka yang juga menjadi prima lagi dalam waktu enam hingga 12 bulan.

Sars telah menginfeksi 8.096 jiwa dan membunuh 774 manusia, sebagian besar di China daratan dan Hong Kong.

Baca Juga: Niatnya Bisa Bebas dari Penyebaran Virus Corona, Ternyata Ini Efek Samping Bekerja Dari Rumah, Gak Nyangka!

Baca Juga: Lingkungan Jadi Sepi Akibat Corona, Pasangan ini Memilih Bermesraan Di Meja Makan Sebuah Taman

Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Mengejutkan! Pimpinan Dokter China Yakin Covid-19 Bakal Hilang April Ini, Tapi Ada Kekhawatiran Lain