Jadi Obat Andalan Untuk Sembuhkan Pasien Corona di Indonesia, Siapa Sangka Chloroquine Justru Banyak Memakan Korban Jiwa! Begini Kata Peneliti

By Siti Afifah, Sabtu, 25 April 2020 | 08:19 WIB
Bukannya menyembuhkan, obat chloroquine ternyata banyak memakan korban pasien virus corona (Tribunnews)

Penjelasan Ahli

"Saya pikir kita semua agak kurang yakin pada apa yang terlihat di antara beberapa pasien di sana yang telah meminum (Chloroquin)," kata Dr Nasia Safdar, dilansir dari Dailymail.

Pasien bertanya tentang obat itu setelah Donald Trump mulai mempromosikan penggunaannya.

"Tetapi sekarang saya berpikir bahwa orang telah menyadari, kita tidak tahu apakah itu berfungsi atau tidak dan perlu penelitian lebih lanjut," kata Safdar.

Akhir-akhir ini, hydroxychloroquine dan remdesivir, obat yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola, telah ditarik ke garis depan untuk menangani pasien virus corona.

Remdesivir dianggap membantu memblokir kemampuan virus untuk mereplikasi diri.

Sementara hydroxychloroquine disebut masih diuji dan disebut mampu untuk membendung peradangan yang mengancam nyawa dengan 'badai sitokin.'

Baca Juga: Bak Angin Segar di Hari Pertama Puasa, 26 Kelurahan Di Jakarta Hari ini Mendapat Sembako Gratis dari Pemerintah

Baca Juga: Terlalu Banyak Korban, Terungkap Rumah Sakit di Amerika Perlakukan Mayat Corona dengan Cara Tidak Wajar, Seperti Karungan Sampah

Badai sitokin sendiri dianggap sebagai penyebab sebagian besar kematian pasien terinfeksi virus corona.

Dilansir dari Kompas.com, pada prinsipnya, jika ada virus yang masuk ke dalam organ paru di tubuh, maka reaksi yang timbul adalah keluarnya sitokin-sitokin.

Untuk diketahui, sitokin adalah protein yang dihasilkan sistem kekebalan tubuh untuk melakukan berbagai fungsi dan penting dalam penanda sinyal sel.

Pelepasan atau keluarnya sitokin ini dapat mempengaruhi perilaku sel di sekitarnya.

Sitokin yang keluar dalam jumlah sedikit tidak memiliki pengaruh pada kondisi paru pasien, atau keadaan parunya tidak bermasalah.

Akan tetapi kalau jumlah sitokin yang dikeluarkan di paru sudah banyak, disebut sebagai badai sitokin, maka itu akan membuat paru sangat padat dan kaku.

Baca Juga: Padahal Kaya akan Minyak, Negara ini Membiarkan Mayat-mayat Pasien Corona Bergelimpangan di Pinggir Jalan

Baca Juga: Kabar Baik! Warga yang Terkena Dampak Virus Corona Akan Menerima Bantuan Berupa Uang Sampai Akhir Tahun 2020, Berapa Nominalnya?

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul FATAL Pasien Virus Corona yang Diobati Chloroquine Lebih Banyak Meninggal Daripada Perawatan Standar