Para peneliti mengungkapkan, ada banyak kasus di mana penderita menularkan pada orang lain setiap hari tanpa diketahui.
Jin Qi, direktur Institut Biologi Patogen di Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok buka suara.
Ia mengatakan, "Ini sangat mungkin, menjadi epidemi yang hidup berdampingan dengan manusia untuk waktu lama"
"Penyakit ini bisa menjadi musiman dan berkelanjutan dalam tubuh manusia," jelasnya.
Para ahli di China, menambahkan bahwa mereka menemukan bukti penyebaran virus bisa melambat selama musim panas.
Namun, mereka tidak bisa mati karena butuh suhu tertentu untuk memusnahkannya.
Wang Guiqiang, kepala departemen penyakit menular Rumah Sakit Pertama Universitas Peking juga megemukakan pendapatnya.
Ia mengatakan, "virus itu peka terhadap panas, tetapi hanya saat terpapar 56 derajat selama 30 menit, sementara cuaca tidak akan sepanas itu."
"Jadi secara global, bahkan selama musim panas, kemungkinan kasus virus ini turun secara signifikan sangat kecil," jelasnya.