Terbongkar Rahasia Masakan Padang yang Tidak Mudah Basi Walau Banyak Santan! Ternyata Cuma Butuh Trik Ini
SajianSedap.com - Masakan Padang (Minang) memang kebanggaan orang Indonesia.
Soalnya, masakan padang merupakan salah satu makanan yang paling mendunia.
Sebut saja salah satunya rendang yang dinyatakan sebagai salah satu makanan paling enak di dunia.
Ya, cita rasa rendang memang membuat banyak orang jatuh hati.
Perpaduan rasa gurih dari rempah-rempahnya betul-betul sanggup membuai lidah siapapun yang mencoba.
Yang lebih istimewa, masakan padang juga dikenal awet.
Hidangan rendah yang sarat rempah misalnya, kerap dijadikan bekal kala liburan ke luar negeri.
Baca Juga: Sayur Lodeh, A Fulfilling Javanese Soup for Easy and Quick Lunch!
Baca Juga: Healthy and Hassle-Free, 4 Food Trends You Will See Everywhere in 2020, According to Food Experts
Jaga-jaga kalau tak cocok masakan bule, rendang bisa jadi penyelamat.
Saking awetnya, endang bahkan sudah dijual dalam kemasan kaleng, lo.
Nah, jadi penasaran kan kok bisa ya rendang justru mengadung santan ini justru awet dan tidak mudah basi?
Padahal kita tahu, santan merupakan salah satu bahan yang paling cepat mengalami pembusukan.
Alasan Masakan Padang Tidak Cepat Basi
Fakta masakan padang tidak cepat basi ini pun cukup menimbulkan rasa penasaran.
Apa yang bikin rendang tidak cepat basi?
Baca Juga: Jadi Rahasia Warung Padang, Begini Cara Masak Daun Pepaya Agar Tidak Pahit, Gampang Banget Ternyata
“Mengapa masakan padang yang ditaruh di suhu ruangan tidak basi? Padahal sangat mengandung santan."
"Itu karena di dalamnya ada lebih dari 16 rempah dan herbs yang bersifat antimikroorganisme,” papar Ervina, Msc., dari Indonesia International Institute for Life Sciences, beberapa waktu lalu.
Menurut Ervina, rempah-rempah tidak hanya berfungsi sebagai pemberi aroma tapi juga berguna sebagai pengawet, dan dapat bertindak sebagai antioksidan.
Antioksidan didapat dari bawang putih, jahe, jinten, cabai, daun serai, dan lain sebagainya.
Sehingga, rempah-rempah juga dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan.
Hal ini sesuai dengan penelitian dari Texas A&M University dan Universitas Udayana dalam makalah “Senyawa Aroma dan Citarasa (Aroma and Flavor Compounds)” untuk USAID Tropical Plant Curriculum Project.
Rempah-rempah dan herbal memang sering digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan citarasa makanan dan memperbaiki warna makanan.
Pada masakan padang, misalnya, proses memasak bahan makanan dengan bumbu-bumbu selama 2-3 jam itulah yang akan meningkatkan citarasanya.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini
Yang belum banyak diketahui adalah adanya bahan aktif di dalam herbal dan rempah-rempah yang memiliki sifat antibakteri, sehingga dapat digunakan sebagai pengawet.
Hampir semua herbal dan rempah punya bahan aktif yang berfungsi sebagai antimikrobia.
Bawang putih, mustard, cengkeh, dan jahe, sudah terbukti dapat menghambat bakteri di dalam sistem makanan yang disimulasikan.
Rempah lain yang umum digunakan untuk pengawetan makanan antara lain jinten, kayu manis, ketumbar, kunir, mint, bawang, oregano, merica/lada, rosemary, sage, dan daun timi.
Senyawa di dalam rempah-rempah tersebut dapat menghambat mikroba pathogen maupun bakteri pembusuk.
Namun, kemampuan bahan aktif untuk menghambat pertumbuhan mikroba tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya jenis senyawa dan konsentrasinya.
Makin tinggi konsentrasinya, kemampuan antimikrobianya juga makin tinggi.
Sedangkan ekstrak rempah-rempah yang digunakan untuk meningkatkan citarasa masakan biasanya hanya pada konsentrasi yang rendah.
Jika konsentrasinya ditingkatkan untuk digunakan sebagai pengawet, rasanya tentu akan terlalu tajam.
Baca Juga: Rahasia Bikin Bumbu Balado Ala Padang yang Medok dan Nendang Gurihnya, Contek Caranya!