Dia juga akan menggunakan papan kayu sebagai bagian dari tempat tidurnya untuk menutupi lubang di toilet karena itulah satu-satunya cara dia bisa tidur dengan seluruh tubuh terulur.
Karena tempat tinggalnya terlalu sempit dan penuh dengan puing-puing, para relawan hanya bisa mengunjungi lelaki tua itu dari luar pintu.
Tim sukarelawan terkejut bahwa pria malang itu tinggal dalam kondisi kehidupan yang mengerikan.
Menuntut keadilan dari pengusaha Hong Kong yang disebut-sebut sebagai orang di balik pemungutan biaya sewa yang tinggi ini untuk sebuah kamar yang hampir tidak bisa ditinggali.
Tim sukarelawan mengkritik bahwa apa yang disebut "rumah anak perusahaan" ini memiliki sewa bulanan yang sangat mahal yakni sebesar $1.700.
Pemiliknya dinilai sangat teliti dan sama sekali tidak manusiawi.
Meski sang pria tua memiliki kepribadian yang ceria dan penyayang, para relawan merasa sangat berhati-hati saat berada di dalamnya.
Mereka menginginkan hati nurani dan keadilan. Mempopulerkan Hong Kong dan mengembalikan Hong Kong ke masyarakat yang menghormati hak asasi manusia dan rasa kemanusiaan. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Pria Tua Ditemukan Tinggal Sendirian di Toilet, Bertahun-tahun Tidur Cuma Pakai Alas Papan.