Sering Ada di Meja Makan, Ini Ciri-Ciri Ikan Tinggi Merkuri yang Bisa Sebabkan Mandul! Dilarang Keras Dikonsumsi
Sajiansedap.com - Ikan laut dan seafood terkenal punya segudang nutrisi seperti portein dan omega-3.
Namun, ada sisi gelap dari ikan laut yang sering terlupakan, yaitu ikan laut rawan tercemar merkuri.
Merkuri atau air raksa adalah salah satu jenis logam berat yang sangat berbahaya jika masuk ke tubuh manusia.
Baca Juga: Hati-hati, Jangan Beli Ikan Jika punya Ciri-ciri Seperti ini, Bahayanya Mengerikan Bagi Tubuh
Penyebab ikan tercemar merkuri adalah limbah pabrik dan domestik kerap dibuang secara ilegal ke laut.
Lalu zat merkuri bereaksi dengan air, menjadi zat bernama methylmercuy. Zat ini langsung berkaitan dengan protein di otot ikan.
Kabar buruknya, zat merkuri pada ikan tidak akan hilang walaupun sudah dimasak.
Bahaya Merkuri untuk Kesehatan Manusia
Perempuan harus ekstra waspada dengan ikan laut yang dikonsumsi sehari-hari.
Pasalnya, konsumsi ikan dengan merkuri dalam jangka panjang bisa sebabkan kemandulan untuk wanita subur.
Untuk ibu hamil, ikan dengan merkuri berpotensi membuat calon bayi mengalami cacat lahir.
Cacat lahir pada bayi tersebut bisa berupa hiperaktif, ukuran kepala kecil, ataupun cacat intelektual.
Selain itu, merkuri berpotensi merusak organ dalam tubuh.
Lalu bagaimana ciri-ciri ikan dengan merkuri yang harus kita hindari?
Tidak Ada Perbedaan Antara Ikan Segar dan Bermerkuri, Namun...
Dikutip dari Tribun Travel, sebenarnya tidak ada perbedaan antara ikan dengan merkuri dan yang layak makan.
Namun, sejatinya ikan besar, tua, dan predator memiliki kadar merkuri yang lebih tinggi dibandingkan ikan kecil.
Hal ini karena ikan predator memakan ikan-ikan lebih kecil, sehingga kadar merkuri dari ikan kecil terakumulasi di tubuh ikan predator.
Baca Juga: Hati-hati, Jangan Makan Nasi Putih Jika Memiliki Tanda-tanda ini, Bisa Membahayakan Tubuh
Oleh karena itu, Saselovers wajib menghindari konsumsi ikan hiu dan ikan marlin.
Sebagai alternatif, Saselovers bisa mengonsumsi ikan laut kecil dan sedang seperti ikan teri, udang, dan tongkol.
Namun, sebaiknya mengonsumsi ikan laut jenis apapun tidak boleh lebih dari tiga hari dalam seminggu.