Sering Dijual Pedagang Nakal, Jangan Beli Minyak Goreng dengan Ciri Ini Karena Bisa Sebabkan Kanker! Sering Tanpa Sadar Anda Pakai?

By Virny Apriliyanty, Rabu, 21 Oktober 2020 | 09:45 WIB
iIustrasi minyak goreng bekas (tasteofhome.com)

SajianSedap.com - Ternyata minyak groeng berbahaya sering dijual pedagang nakal, lo.

Bahkan, minyak goreng dengan ciri ini bisa sebabkan kanker.

Coba deh cek minyak goreng yang ada di rumah Anda. 

Apakah masih layak pakai? 

Soalnya, ada minyak goreng yang bisa menyebabkan kanker sampai serangan jantung, lo. 

Baca Juga: Jadi Favorit, Crab Stick Justru Simpan Bahaya Mengerikan Banget, Ahli Bongkar Bahan Pembuatannya yang Tak Disangka

Baca Juga: Gak Nyangka! Kebiasaan Sering Pipis di Malam Hari Bisa Jadi Pertanda Tubuh Idap Penyakit Fatal Ini

Bahkan efeknya juga lebih jauh dari itu. 

Pada beberapa kondisi, konsumsi minyak goreng ini juga bisa menyebabkan stroke yang berakhir pada kelumpuhan. 

Ngeri banget!

Karena itu, yuk, lebih awas lagi menggunakan minyak goreng dengan membaca keseluruhan artikel ini. 

Sering Dijual Lagi Oleh Pedagang Nakal

Penggunaan minyak goreng untuk memasak akan menimbulkan dampak samping berupa limbah minyak goreng atau orang kerap menyebutnya sebagai minyak jelantah.

Meski sudah berupa limbah, minyak jelantah ternyata masih memiliki harga enokomis cukup tinggi.

Hal ini karena adanya proses daur ulang jelantah menjadi minyak goreng yang kemudian dijual kepada para pengusaha makanan khususnya, dengan harga lebih murah dibanding minyak goreng segar atau baru.

Minyak Goreng

Baca Juga: Cek Label Angka pada Botol Minum Anda, Jangan Pakai Kalau Angkanya 3! Efeknya Bisa Bahaya Banget

Baca Juga: Sering Disepelekan, Nyetir Mobil dengan Sandal Jepit Ternyata Berbahaya Banget! Ahli Ungkap Bahaya yang Akan Terjadi

Padahal penggunaan minyak goreng hasil daur ulang maupun minyak jelantah ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Dalam Jurnal Biomass and Bioenergy (2009), ahli dari Departemen Teknologi Kimia dan Lingkungan di Universidad Rey Juan Carlos, Spanyol, Luis Fernando Bautista dkk., menyatakan minyak jelantah yang dipakai untuk menggoreng berkali-kali dapat merusak kesehatan tubuh manusia.

Bahkan, minyak jelantah yang sering digunakan sebagai tambahan pakan ternak tetap berpotensi menimbulkan masalah kesehatan pada manusia.

Maka dari itu, sejak 2002, negara-negara Uni Eropa sudah melarang penggunaan minyak jelantah sebagai tambahan pakan ternak.

Lebih berbahaya lagi, penggunaan minyak jelantah ini bahkan bisa menyebabkan kanker.

Dalam European Journal of Lipid Science and Technology (2007), peneliti dari Brandeis University, Waltham, Amerika Serikat, Kenneth C. Hayes dkk., mengungkap pemakaian minyak jelantah yang berulang-ulang akan meningkatkan gugus radikal peroksida yang mengikat oksigen, sehingga mengakibatkan oksidasi terhadap jaringan sel tubuh manusia.

Baca Juga: Jadi Kebiasaan, Ternyata Makan dengan Sendok Plastik Berbahaya Banget, Penyakit Mematikan Ini Menjalar dalam Tubuh

Apabila hal itu terus berlanjut, niscaya akan mengakibatkan kanker.

Dijelaskan juga, yang dimaksud dengan minyak jelantah adalah minyak goreng yang dipakai untuk menggoreng bahan makanan dalam satu proses penggorengan bahan makanan, lalu disimpan beberapa waktu lalu untuk kemudian digunakan lagi untuk menggoreng.

Tak hanya di sektor bisnis atau industri, hal semacam ini dikatakan cukup lazim pula dilakukan di dalam skala rumah tangga.

Minyak yag digunakan pun bermacam-macam, ada yang terbuat dari kelapa, kelapa sawit, atau jagung.

Pada hakikatnya sebagian besar minyak goreng memang terbuat dari tumbuhan atau bahan nabati, dan yang paling digunakan di Indonesia adalah minyak goreng yang terbuat dari kelapa sawit.

Minyak goreng yang sudah dipakai itulah yang disebut minyak jelantah.

Baca Juga: Hentikan Mulai Sekarang, Ternyata Makan Buru-buru Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan, Jangan Main-Main

Masih Sayang Mau Buang Minyak Jelantah Dengan Ciri Ini?

Sebagai media transfer panas, saat proses penggorengan berlansung, dengan pemanasan yang tinggi hingga mencapai suhu 200 derajal Celsius, minyak goreng akan tereadsorbsi pada makanan.

Minyak goreng ini akan masuk mengiri ruang-ruang kosong pada makanan sehingga hasil penggorengan mengandung 5-40 persen minyak.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Dengan demikian, mau tidak mau minyak goreng ikut terkonsumsi dan masuk ke dalam tubuh.

Hal ini tidak menjadi masalah selama minyak yang digunakan untuk menggoreng tidak rusak.

Akan tetapi, masyarakat kebanyakan tidak mengetahui hal tersebut dan terus menggunakan minyak jelantah berkali-kali hingga menjadi rusak.

Dengan begitu, minyak goreng yang digunakan dan dikonsumsi pun sudah tidak sehat lagi.

Penyebab hal ini sangat beragam, mulai dari faktor ekomomi, termasuk rasa sayang dan tak mau rugi jika minyak goreng harus dibuang dan diganti dengan yang baru.

Padahal minyak jelantah sudah rusak dan tidak layak dikonsumsi dari segi kesehatan.

Baca Juga: Sering Dianggap Tidak Baik Untuk Kesehatan, Ternyata Mandi Malam Hari Bisa Berikan Manfaat Luar Biasa Untuk Kulit

Menurut penelitian, Kenneth C. Hayes dkk., kerusakan minyak goreng terjadi atau berlangsung selama proses penggorengan.

Hal ini pun mengakibatkan penurunan nilai gizi terhadap makanan yang digoreng.

Minyak goreng yang rusak dapat dikenali karena dapat menyebabkan tekstur, penampilan, cita rasa dan bau yang kurang enak pada makanan.

Jika warna minyak menjadi sangat gelap dan mengental, atau baunya tengik, sebaiknya jangan digunakan lagi.

Dengan pemanasan minyak yang tinggi dan berulang-ulang, juga dapat terbentuk akolein, di mana akrolein adalah sejenis aldehida yang dapat beberapa masalah, seperti:

- Menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan

- Membuat batuk konsumen

- Dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker dalam hati dan pembengkakan organ, khususnya hari dan ginjal

- Pengendapan lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis)

- Penurunan nilai cerna lemak

- Penyakit jantung koroner

Baca Juga: Jangan Sampai Menyesal Belakangan, 5 Keluhan Ringan dan Biasa Ini Ternyata Jadi Tanda Awal Serangan Jantung Mematikan

Walaupun hilang penampilan warna gelapnya, tapi proses penyaringan minyak jelantah tidak dapat menghilangkan kemungkinan timbulnya zat asam lemak trans yang terjadi setelah minyak goreng dipanaskan dengan suhu tinggi berulang kali.

Zat ini akan memengaruhi metabolisme profil lipid darah, yakni HDL kolesterol, LDL kolesterol dan total kolesterol.

Memang, dampaknya tidak langsung terjadi begitu saja.

Tapi, biasanya dari proses penumpukan atau akumulasi karena penggunaan yang terus-menerus, lalu terjadi efek berupa penyumbatan pembuluh darah yang kemudian disebut sebagai penyakit jantung koroner.

Dengan risiko bahaya tersebut, maka penggunaan minyak jelantah yang berulang kali perlu dihindari.

Hal ini tidak lain sangat penting untuk mencegah efek negatif yang dapat muncul dari penggunaan minyak jelantah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bagaimana Minyak Jelantah Bisa Sebabkan Kanker dan Penyakit Jantung?"

Baca Juga: Salah Besar! 3 Kebiasaan Saat Pakai Hand Sanitizer Ini Justru Bikin Virus Tak Bisa Mati, Cek Apa Anda Juga Melakukannya!