Awas! Ahli Ungkap Mewarnai Rambut Bisa Tingkatkan Resiko Kanker Payudara pada Wanita, Hal Ini Jadi Alasannya
SajianSedap.com - Awas ahli menyebut kalau mewarnai rambut bisa tingkatkan resiko kanker payudara.
Ternyata inilah alasannya.
Bukan tanpa alasan kalau kanker payudara disebut jadi salah satu kanker paling menakutkan.
Pasalnya, data WHO mengungkap kalau kanker payudara di Indonesia terbilang cukup tinggi, yaitu 58.256 kasus baru selama 2018.
Angka tersebut membuat kanker payudara menempati peringkat pertama kasus kanker yang terjadi di Indonesia.
Dari angka tersebut, 22.692 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Melihat jumlah angka yang besar ini menyadarkan kita betapa "menakutkan" kanker payudara.
Namun, ternyata resiko kanker payudara bisa disebabkan karena hal sepele ini.
Salah satunya adalah mewarnai rambut.
Kok bisa, ya?
Mewarnai Rambug Tingkatkan Resiko Kanker Payudara
Sebuah penelitian terbaru menunjukkan jenis penyakit ini dapat dipicu oleh hal sederhana.
Hal sederhana yang dimaksud adalah bahan kimia dalam pewarna dan pelurus rambut.
Padahal, dua hal ini terbilang cukup dekat dengan kehidupan perempuan yang selalu ingin terlihat cantik.
Sayangnya, studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Cancer itu menunjukkan bukti bahwa penggunaan dua produk kecantikan tersebut meningkatkan risiko kanker payudara.
Baca Juga: Awas! Jangan Minum Air Isi Ulang dengan Ciri Ini, Jernih tapi Rumah Sakit Menunggu Anda
Baca Juga: Kabar Buruk! Jangan Lagi Rendam Centong Alumunium dalam Masakan Panas, Bahayanya Bisa Separah Ini
Hasil riset ini didapatkan setelah para peneliti menganalisis data dari hampir 47.000 perempuan di AS.
Para perempuan yang direkrut dinyatakan bebas kanker payudara tapi memiliki saudara perempuan yang didiagnosis dengan penyakit tersebut.
Mereka diminta menjawab sejumlah pertanyaan terkait kesehatan, gaya hidup (terutama penggunaan produk rambut), hingga demografi di awal penelitian.
Selanjutnya, peneliti mengikuti kehidupan mereka selama 8 tahun.
Lebih dari setengah responden melaporkan penggunaan pewarna rambut sebelum bergabung dengan penelitian ini.
Sementara 10 persen di antaranya menggunakan pelurus rambut berbahan kimia.
Hasilnya, 2.800 perempuan yang menggunakan pewarna dan pelurus rambut dikatahui mengembangkan kanker payudara.
Peneliti menemukan perempuan yang menggunakan pewarna rambut secara teratur 9 persen lebih mungkin mengembangkan risiko kanker payudara.
Risiko ini lebih tinggi lagi pada perempuan berkulit hitam.
"Kita terpapar pada banyak hal yang berpotensi berkontribusi pada kanker payudara, dan kecil kemungkinan faktor tunggal menjelaskan risikonya pada perempuan," ungkap Dale Sandler, salah satu co-author penelitian ini dikutip dari WebMD.
"Walaupun masih terlalu dini untuk membuat rekomendasi tegas, menghindari bahan kimia ini mungkin bisa menjadi satu hal yang dilakukan perempuan untuk mengurangi risiko kanker payudara," imbuhnya.
Baca Juga: Coba Dari Dulu Tahu Bahanya Segini Menyeramkan, Pasti jadi Ogah Sering Minum Es Teh Setiap Hari
Senyawa Dalam Pewarna Rambut
Menjelaskan temuan ini, salah satu peneliti, Alexandra White menyebut bahwa pewarna rambut mengandung lebih dari 5.000 senyawa berbeda.
"Beberapa senyawa terbukti kuat memiliki sifat karsinogenitas yang lebih tinggi dibanding bahan kimia lain," ujar White dikutip dari Time, Rabu (4/12/2019).
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Dalam kasus kanker payudara, White menyebut, bahan kimia tidak berwarna pada pewarna rambut bernama amina aromatik telah terbukti berkaitan dan berpotensi menyebabkan DNA pada jaringan payudara yang menyebabkan kanker.
Temuan ini ditanggapi oleh beberapa ahli bedah kanker payudara di AS. Salah satunya Alice Police dari Northwell Health Cancer Institute.
"Sebagai ahli bedah kanker payudara selama lebih 25 tahun, saya menghabiskan waktu untuk menyanggah mitos tentang penyebab kanker payudara," ujar Police.
"(Namun, studi baru ini) benar-benar menunjukkan hubungan yang masuk akal antara produk perawatan rambut tertentu dan kanker," sambungnya.
Sebaliknya, beberapa ahli kanker payudara meragukan hasil penelitian tersebut.
"Ada beberapa poin yang saya anggap sebagai masalah dalam penelitian ini," ujar Dr Lauren Cassell, kepala operasi payudara di Lenox Hill Hospital New York City. Menurut Cassell, responden penelitian ini tidak dapat mewakili perempuan secara keseluruhan.
"Para perempuan ini memiliki risiko yang berbeda berdasarkan fakta bahwa memiliki setidaknya satu saudara perempuan dengan riwayat kanker payudara," kata Cassell.
"Semua bahan kimia ini mungkin tidak baik untuk Anda, tetapi jika ada hubungan langsung orang akan berpikir lebih banyak perempuan akan mengembangkan kanker payudara karena begitu banyak yang menggunakan produk ini pada rambut mereka," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada Wanita, Risiko Kanker Payudara Meningkat Akibat Pewarna Rambut"