Beredar Kabar Makan Lontong Dibungkus Plastik Bisa Bikin Mandul? Coba Dengar Dulu Apa Kata BPOM

By Raka, Senin, 30 November 2020 | 15:45 WIB
Penjelasan BPOM soal lontong bisa sebabkan wanita jadi mandul (Tribunnews)

SajianSedap.com - Lontong menjadi salah satu menu favorit saat sarapan.

Ditambah dengan sayur godok atau sayuran lainnya, lontong sudah langsung bisa dinikmati.

Lontong pun terbagi menjadi dua dilihat dari cara dibungkusnya.

Namun, yang kerap digunakan adalah lontong dibungkus plastik.

Siapa sangka beredar kabar makan lontong dengan dibungkus plastik bisa sebabkan kanker dan kemandulan.

Apakah Anda tahu cara apa yang bisa menyebabkan lontong seperti itu?

Ini penjelasan dari BPOM.

Baca Juga: Terbongkar Trik Rahasia Pedagang Membuat Lontong Sayur Jadi Semakin Pulen, Kuncinya Ada di Takaran Air

Bahaya Lontong Plastik untuk Kesehatan

Lontong plastik

Lontong yang direbus dengan plastik memang lebih praktis dibanding harus repot mencari daun pisang.

Beras tinggal dimasukkan ke dalam plastik, tusuk-tusuk plastik tadi dengan garpu supaya ada udara keluar dan tinggal direbus hingga matang.

Namun, dibalik ke praktisannya, ternyata lontong plastik menyimpan bahaya.

Baca Juga: Resep Lontong Tahu Enak, Menu Tradisional yang Tak Pernah Bikin Kecewa

Baca Juga: Bak Telan Pil Pahit 4 Kali Cerai Sampai Jadi Rebutan Pejabat, Nasib Artis Film Panas Ini Sekarang Berubah Drastis! Begini Caranya Cari Sesuap Nasi

Seperti yang kita tahu, plastik memiliki titik leleh rendah sehingga sangat mudah meleleh pada suhu panas.

Nah, saat meleleh ini, akan ada partikel plastik yang luluh dan bercampur dalam makanan.

Jika masuk dalam tubuh dan terus menumpuk, partikel ini bisa menyebabkan banyak penyakit mengerikan mulai dari kanker sampai kemandulan.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pun nampaknya sadar dengan keresahan masyarakat mengenai kejelasan lontong plastik ini.

Dalam salah satu konferensi pressnya, BPOM menegaskan kalau aman atau tidaknya lontong plastik kembali pada jenis plastik yang digunakan.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

 

Plastik yang aman digunakan untuk merebus lontong adalah plastik jenis LLDPE, HDPE, PP dan OPP.

Jenis plastik ini punya titik leleh tinggi sehingga akan meleleh atau melunak di atas suhu 100°C

Hasilnya, plastik ini cenderung lebih aman digunakan pada suhuh tinggi, terutama untuk membuat lontong.

Baca Juga: Resep Lontong Sayur Enak, Menu Sarapan Istimewa Bareng Keluarga

Nah, yang harus dihindari adalah penggunaan plastik jenis LDPE untuk membuat lontong.

Jenis plastik dengan titik leleh yang lebih rendah sehingga akan meleleh pada suhu 83°C - 98°C.

BPOM menyarankan kita untuk mengharamkan penggunaan plastik jenis ini untuk membuat lontong.

Kalau prosedur di atas dijalani, plastik tentu aman digunakan dan tidak menyebabkan kanker atau kemandulan.

Selain itu, plastik juga punya sifat inert atau tidak mudah berinteraksi dan tak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan.

Tapi, kita juga harus paham kalau ada banyak bahan tambahan mulai dari pewarna, pelicin sampai pemutih yang ditambahkan dalam proses pembuatan plastik.

Kalau terpapar suhu panas, bukan tidak mungkin juga bahan-bahan berbahaya itu bisa ikut masuk ke dalam tubuh kita.

Kendala Paling Besar

Sayangnya, agak sulit bagi kita untuk menemukan plastik mana yang aman digunakan untuk membuat lontong.

Pasalnya, di kemasan plastik, jarang sekali disebutkan jenis dan bahan pembuatannya.

Apalagi jika kita membeli lontong plastik di pasaran.

Baca Juga: Bak Bumi dan Langit dengan Eva Arnaz yang Jualan Lontong Sayur, Mantan Bintang Panas Ini Justru Hidup Bahagia Setelah Jadi Mualaf dan Istri Pejabat

Sangat tidak mungkin untuk bertanya ke penjual jenis plastik apa yang digunakan.

Bisa jadi mereka pun tidak tahu.

Karena itu, paling baik kembali lagi ke cara nenek moyang kita membungkus plastik dengan daun pisang.

Tak apa repot sedikit mencari dan membersihkan daun pisang, toh, kesehatan yang didapat juga sepadan.

Apalagi, lontong yang dibungkus daun pisang pasti jauh lebih cantik tampilannnya dan harum aromanya.