SajianSedap.com - Siapa yang suka makan sosis?
Sosis pastinya jadi kesukaan banyak orang apalagi anak-anak.
Saat sekolah pun, jajanan seperti sosis goreng atau sosis bakar pun pastinya tak akan ketinggalan untuk mereka beli.
Rasanya yang enak apalagi ditambah dengan saus atau bumbu penyedap lainnya pasti selalu bikin ketagihan.
Selain itu, kandungan gizi sosis pun bisa diandalkan.
Pasalnya, sosis terbuat dari daging merah atau daging putih alias unggas yang digiling dan akhirnya dicetak panjang.
Tapi, kita juga harus hati-hati nih saat makan sosis.
Karena ada bahaya sosis palsu yang mulai beredar di pasaran, loh!
Beredar Bahaya Sosis Palsu
Untuk ibu-ibu pastinya bisa was-was kalau tahu hal ini.
Kabar ini terungkap dalam sebuah video yang ramai dibagikan melalui salah satu aplikasi berbagi pesan.
Video pendek berdurasi satu menit 18 detik ini menunjukkan temuan guru-guru di salah satu sekolah di Indonesia tentang kandungan berbahaya dalam jajanan anak.
Dalam video tersebut, terlihat guru-guru tersebut menemukan sosis imitasi dalam jajanan martabak telur.
Beberapa bahan dalam martabak ini yaitu telur dan sosis sapi.
Di dalam video terlihat para guru wanita sedang mengidentifikasi isi dari martabak yang sedang dibongkar.
Terlihat banyak bekas warna kemerahan yang menempel di adonan martabak telur.
Maka dari itu, kita wajib banget tahu nih ciri-ciri sosis berbahaya.
Jadi ciri-ciri sosis palsu yang harus kita jauhi itu adalah:
1. Lihat dari harganya, jika tidak masuk akal, tidak umum, sebaiknya ragu dan tidak membelinya.
2. Lihat tekture sosisnya, jika tidak seperti sosis pada umunya yang kita kenal, baiknya hindari.
3. Lihat juga warnanya, jika mencolok, apalagi luntur. Ini tanda tanya besar. Jangan membli dan mengonsumsinya.
4. Jika dicicipi tidak terasa daging, tapi lebih kuat zat perasa dan atau ada pahitnya, stop untuk mengonsumsinya.
Diketahui juga bahwa selain sosis palsu, penggunaan saus tomat yang biasa digunakan anak-anak juga harus diwaspadai nih.
Bahaya Saus Tomat untuk Anak
Sering digunakan menjadi bumbu tambahan jajanan, namun apakah saus tomat sehat?
Sebagian besar orangtua mungkin berpikir bahwa saus tomat tidak berbahaya untuk kesehatan anak.
Hal itu karena saus tomat terbuat dari tomat dan seperti yang kita tahu tomat kaya vitamin C, lycopene, serat, dan kandungan nutrisi lainnya yang baik bagi tubuh.
Sayangnya, kandungan saus tomat dan tomat asli jauh berbeda.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
Terlalu banyak mengonsumsi saus tomat atau mengonsumsinya untuk jangka panjang bisa membahayakan kesehatan anak, lho!
Makanya orang tua harus ekstra waspada dan perhatikan kandungan dari saus tomat yang bisa membahayakan seperti dikutip SajianSedap dari Kompas.com berikut ini:
1. Mengandung gula
Satu botol saus tomat mengandung 25% gula.
Memang rasanya enak, tapi terlalu banyak gula di dalamnya dan anak-anak tidak membutuhkan itu.
Anak-anak sudah mendapatkan dari sumber makanan lain, kita tak perlu lagi menambahkannya dari saus tomat.
Ya, anak-anak mungkin jatuh cinta dengan rasanya, tapi penting bagi orangtua untuk membatasi bahkan jika perlu melarang anak untuk mengonsumsi saus tomat, demi kesehatan mereka.
Apalagi, kini tak sedikit anak remaja yang didiagnosis diabetes tipe 2, karena pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat.
2. Tinggi natrium
Umumnya, makanan kemasan memang mengandung natrium, ada yang rendah, ada yang tinggi.
Saus tomat termasuk yang tinggi kandungan natriumnya.
Tubuh memang membutuhkan garam, tetapi asupan garam berlebih justru akan meningkatkan risiko gangguan kesehatan.
Misalnya seperti hipertensi, sakit ginjal, hingga jantung.
3. Sirup jagung tinggi fruktosa
Satu lagi kandungan tak sehat yang ada dalam saus tomat.
Sebagian besar saus tomat mengandung sirup jagung tinggi fruktosa yang bertanggung jawab atas tingginya risiko diabetes dan obesitas.
Jika kebiasaan konsumsi saus tomat dibiarkan, bukan tak mungkin di masa mendatang anak-anak berisiko terserang berbagai penyakit lain yang lebih berbahaya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengapa Saus Tomat Tak Baik untuk Kesehatan Anak-anak?"