Bukannya Kenyang Malah Ketemu Dokter Tiap Hari, Makan Bakwan Di Sore Hari Bisa Membawa Musibah ini Buat Seisi Rumah

By Raka, Minggu, 24 Oktober 2021 | 16:50 WIB
Bahaya makan bakwan di sore hari yang tak banyak orang tahu (kolase Sajian Sedap)

SajianSedap.com - Kapan biasanya Sase lovers makan bakwan?

Pastinya lebih banyak saat sore hari atau dikala senggang.

Apalagi menemukan pedagang gorengan tentu bukan hal yang sulit sehingga gampang mendapatkan bakwan.

Meski enak dan juga bikin perut kenyang, ternyata makan bakwan di sore bukan waktu yang tepat.

Baca Juga: Chef Arnold Poernomo Spills How To Cook Wagyu Beef at Home, Fine Dining Style

Alih-alih kenyang, justru kita bakal sering ketemu dokter kalau masih nekat makan bakwan di sore hari.

Ahli pun ungkap alasannya.

Bahaya Makan Bakwan di Sore Hari

Kandungan bakwan

Namun, gorengan yang enak dan renyah ternyata tak boleh sering untuk dikonsumsi.

Menurut Lovely Ranganath, ahli gizi senior di Healthtrendz, menu tersebut tak mengandung nutrisi.

Gorengan justru sarat dengan lemak yang sulit diproses oleh hati.

Salah satunya adalah bakwan.

Satu potong bakwan memiliki kandungan 137 kalori, 3,026 gram lemak jenuh dan 29 mg kolesterol.

Baca Juga: Bikin Makan Malam Jadi Lebih Lengkap Dengan Menghadirkan Resep Bakwan Teri Basah Kari Ini

Mereka disimpan jauh sebagai jaringan lemak, makanan ini bisa menghambat saluran pencernaan dan menyebabkan keasaman.

Gorengan seperti bakwan, lumpia, gorengan tempe dan sebagainya ternyata sangat berbahaya bagi tubuh, lo.

Apalagi jika dimakan di sore atau malam hari.

Soalnya, biasanya setelah sore, kita tidak lagi banyak beraktivitas.

Akibatnya, lemak jenuh dari gorengan akan menumpuk di dalam tubuh dan akhirnya berubah jadi kolesterol jahat.

Artikel berlanjut setelah video berikut ini.

 

 

Beda kalau dimakan di pagi hari ketika kita masih beraktivitas seharian, lo.

Tahukah Anda kandungan apa saja yang terdapat dalam gorengan-gorengan itu?

Dilansir dari fatsecret.co.id, sepotong ayam goreng mengandung 260 kalori, 8,964 gram lemak jenuh dan 57 mg kolesterol.

Ilustrasi gorengan

Sedangkan satu potong mendoan memiliki kandungan 60 kalori, 0,529 gram lemak jenuh dan 0 mg kolesterol.

Satu potong bakwan memiliki kandungan 137 kalori, 3,026 gram lemak jenuh dan 29 mg kolesterol.

Satu buah Donat ukuran sedang berdiameter sekita 7 cm memiliki 192 kalori, 2,667 gram lemak jenuh dan 14 mg kolesterol.

Dengan jumlah kalori seperti itu, Anda tidak mungkin hanya makan satu mendoan, bakwa atau donat itu kan?

Saat nyemil di sela-sela kesibukan atau sedang bersantai sambil menonton televisi, pasti Anda akan memakan gorengan-gorengan itu setidaknya 2 potong atau bahkan lebih.

Bayangkan berapa jumlah lemak jenuh dan kolesterol yang akan mengendap di tubuh Anda.

Baca Juga: Mantan Pedagang Gorengan Buka Suara! Gak Cukup Cuma Terigu, Ternyata 1 Tepung Ini yang Bikin Bakwan Jagung Bisa Garing Seharian Walau Sudah Dingin

Bahayanya  Bagi Tubuh

Ilustrasi sakit

Dilansir dari Grid.id, bahwa terlalu banyak mengonsumsi lemak jenuh akan meningkatkan kadar LDL atau kolesterol jahat dalam tubuh.

Kadar LDL yang berlebih ini akan meningkatkan resiko terkena serangan jantung, stroke dan juga diabetes.

Mari coba hitung dalam sekali makan dengan lauk sepotong ayam goreng dengan kandungan lemak jenuh 8,964 gram.

Lalu, ditambah satu bakwan dan satu mendoan yang maisng-masing mengandung 3,026 gram dan 0,529 gram lemak jenuh.

Dilansir dari Kompas.com, para ahli mengklaim makan gorengan setiap hari dapat meningkatkan risiko kematian dini.

Ada banyak riset yang membuktikan dampak negatif dari mengonsumsi gorengan, seperti peningkatan risiko diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.

Baca Juga: Jangan Ragu Membuat Resep Bakwan Talas Jagung, Karena Bikin Ngemil Malam Jadi Lebih Lengkap

Sering kita berpikir mengonsumsi gorengan sedikit saja tak akan bermasalah bagi kesehatan.

Nyatanya, peneliti berhasil membuktikan mengonsumsi gorengan meski hanya dalam jumlah sedikit dapat menyebabkan masalah kardiovaskular.

Riset ini dilakukan oleh peneliti dari University of Iowa dan Washington University.

Hasilnya, selama 19-24 tahun periode riset, sebanyak 31.588 perempuan meninggal dunia.

Lebih dari 9.000 kematian ini disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan jantung, lebih dari 8.000 disebabkan oleh kanker, dan 13.000 kematian karena penyebab lainnya.

Periset juga menilai seberapa banyak makanan gorengan yang dikonsumsi para peserta, termasuk hidangan seperti ayam goreng, ikan goreng, dan kentang goreng.

Setelah memperhitungkan faktor gaya hidup lain, periset menyimpulkan mengonsumsi makanan yang digoreng setiap hari berisiko besar terhadap masalah jantung atau hal lain yang mengarah pada kematian dini.

Mengonsumsi gorengan satu porsi atau lebih dapat meningkatkan risiko kematian dini hingga 13 persen dibanding sebab lain apa pun. Kebiasaan ini juga meningkatkan risiko kematian karena kondisi kardiovaskular hingga 12 persen.

Satu porsi ikan goreng setiap hari berisiko serupa, yaitu tujuh persen peningkatan risiko kematian dini dibanding sebab lain apa pun.

Lalu, 13 persen peningkatan risiko kematian yang disebabkan oleh masalah jantung.

Baca Juga: Resep Bakwan Panggang Bakso Gepeng, Kreasi Bakwan Nikmat yang Dimasak Dengan Cara yang Tak Biasa

Riset ini memang bersifat observasional. Tapi, melihat jumlah peserta yang besar, hasil riset diyakini bisa mendekati akurat.

Peneliti mengatakan, faktor risiko kematian karena penyakit kardiovaskular dapat diatasi dengan mengubah gaya hidup dan pilihan memasak.

Menurut peneliti, mengurangi konsumsi makanan yang digoreng, terutama ayam goreng dan ikan goreng atau kerang, dapat memiliki efek klinis yang berdampak besar pada kesehatan.

Bagaimana? Masih tidak tertarik untuk mengurangi gorengan?

Yuk terapkan hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang rendah lemak untuk mengurangi resiko berbagai penyakit serius.