Sajiansedap.com - Apakah anda suka merasa lapar di sore hari?
Jika iya, biasanya pasti akan mencari camilan sore agar bisa mengusir rasa lapar.
Hal ini jika kita langsung makan malam akan sangat terasa nanggung banget.
Tahu bulat yang biasa di jual pedagang tak bisa kita pungkiri kerap jadi pilihan.
Dibalik rasa gurihnya, nyatanya tahu bulat bisa berikan efek samping loh.
Kok bisa ya?
Mari kita simak bersama ulasan lengkapnya.
Bahaya Makan Tahu Bulat
Dikutip dari Kompas.com dari Tribunnews Bogor, dokter spesialis gizi klinik FKUI Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, MSc. MS. Sp.GK, menjelaskan ada lima ulasan untuk menjawab kehawatiran itu.
Di bawah ini beberapa alasan kenapa tahu bulat tidak baik untuk kesehatan tubuh:
1. Minyak Panas
Makanan ini belum bisa dikatakan sebagai makanan sehat, seperi jajanan gorengan lain.
Sebab, olahan tahu digoreng dengan minyak panas dalam jumlah yang banyak.
Baca Juga: Resep Siomay Tahu Bulat Enak, Camilan Sederhana yang Lezatnya Tak Pernah Bohong
2. Minyak Berubah jadi Lemak Trans
Minyak yang berubah menjadi lemak trans ini, akan membuat komposisi kimia dalam minyak menjadi berubah.
3. Memicu Kanker
Ini yang memicu penumpakan lemak di pembuluh darah.
Kemudian memicu penumpukan lemak di pembuluh darah dan bahkan dapat memicu kanker.
4. Hanya Boleh Dikonsumsi sebanyak Satu Persen
Dalam satu hari, minyak trans hanya boleh dikonsumsi sebanyak satu persen oleh manusia dari total kalori per harinya.
Kalau lebih, bisa jadi sumber penyakit.
5. Tidak Sehat
Tahu tentu merupakan makanan yang sehat, lebih sehat jika diolah dengan ditumis dan sedikit minyak.
Itu bahkan jauh lebih sehar dibanding tahu yang digoreng menggunakan minyak yang berulang kali dipakai.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Jangan Beli Tahu dengan Ciri Ini
Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat Bayu Sari Hastuti mengatakan, dari sidak yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional ditemukan cukup banyak tahu yang mengandung formalin.
Formalin tersebut digunakan agar tahu bisa bertahan lebih lama.
"Ada bahan pangan seperti tahu yang sering dikasih formalin supaya enggak cepat busuk," ujar Bayu saat dihubungi, Rabu (30/5/2018).
Bayu mengatakan, diduga pemberian formalin pada tahu tidak dilakukan di pabrik produksi melainkan di distributor agar tahu yang dijual bisa awet.
Masyarakat bisa menandai tahu yang diberi formalin dengan memegang tahu tersebut.
Bila terasa lebih kenyal, patut dicurigai tahu tersebut berformalin.
Konsumen juga bisa mengetahui apakah tahu tersebut berformalin atau tidak dengan mendiamkannya selama semalam.
Jika tahu tidak busuk, patut diduga tahu tersebut mengandung formalin.
"Kami sudah telusuri sampai pabriknya, bersih airnya, bahan bakunya, enggak ada formalin, jadi mungkin distributornya. Distributornya ngambil, ngasih ke pedagang supaya awet, kan pedagang enggak tahu kalau ada formalinnya," ujar Bayu.
Baca Juga: Kreasi Unik Yang Dijamin Enak, Tahu Bulat Goreng Bihun
Rabu pagi Sudin KPKP Jakarta Pusat dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta melakukan sidak ke sejumlah pasar di Jakarta.
Pasar tersebut yaitu Pasar Senen Blok III, Pasar Gondangdia, Pasar Cikini, serta pasar modern di daerah Menteng dan Gajah Mada.
Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah makanan yang mengandung formalin, boraks, dan penggunaan pewarna pakaian khususnya pada tahu, daging ayam, dan kerupuk.