Rugi Kalau Tidak Tahu! Terlalu Sering Makan Tahu Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya, Faktanya Bikin Merinding

By Marcel Mariana, Sabtu, 27 November 2021 | 13:10 WIB
Makan tahu berlebihan bisa berikan efek samping tak terduga (Sajian Sedap)

Sajiansedap.com - Apakah anda salah satu penggemar tahu?

Jika iya maka penting untuk anda mengetahui hal berikut ini.

Tahu adalah makanan olahan yang sangat mudah untuk dimasak.

Mulai dari direbus atau digoreng rasanya tetap terasa nikmat.

Walaupun enak, tahu ternyata punya efek samping yang sangat membahayakan kesehatan.

Padahal selama ini diangap sehat loh.

Baca Juga: Tak Perlu Beli Obat Lagi, Modal Air Rendaman Sayuran Murah Meriah Ini Ternyata Bisa Bikin Kolesterol Tinggi Turun Sendiri, Dokter Pasti Kaget Kalau Tahu

Kira-kira apakah efek samping yang dimaksud?

Berikut ini ulasannya untuk anda.

Tahu Bisa Sebabkan Kesehatan Otak Terganggu

Tahu justru disebut makanan yang dapat memengaruhi fungsi otak alias kepikunan.

Ya, makanan sejuta umat ini diungkap sebuah penelitian ternyata dapat menurunkan fungsi kognitif dan memori otak.

Tahu yang disebut dapat menyebabkan kepikunan, diungkap oleh penelitian yang diterbitkan dalam Journal Dementia and Geriatric Cognitive Disorders.

Penelitiannya dilakukan di Indonesia.

Kemudian responden tersebut diminta untuk menjalani serangkaian tes memori.

Baca Juga: Rugi Kalau Tidak Tahu! Ternyata Setelah Makan Sate Wajib Memakan Timun, Alasan Utamanya Bikin Semua Tobat

Hasilnya mereka yang makan lebih dari 9 porsi tahu dalam seminggu mengalami tantangan memori yang lebih sulit ketimbang mereka yang tidak.

Dari situ , peneliti menyimpulkan kandungan senyawa phytoestrogen pada tahu diyakini menjadi penyebab fungsi otak menurun.

Sayangnya penelitian ini masih menuai banyak kontroversi.

Sebab apakah tahu tersebut secara signifikan dalam memengaruhi fungsi otak masih menjadi tanda tanya besar.

Disisi lain, sebuah penelitian juga menyebutkan tempe yang juga berasal dari olahan fermentasi kacang kedelai justru dapat meningkatkan memori.

Oleh karena itu, penelitian mengenai tahu yang menyebabkan penurunan fungsi otak ini dinilai masih perlu penelitian lebih lanjut.

Meski begitu, dari penemuan penelitian-penelitian tersebut setidaknya kita bisa belajar bahwa mengonsumsi makanan secara berlebihan memang berisiko memicu gangguan kesehatan.

Mulai sekarang, mulailah jaga asupan makanan yang anda konsumsi agar tidak berlebihan ya.

Baca Juga: Rugi Tidak Dicoba! Cuma 10 Menit Rendam Kulit Bawang Putih di Air Panas Lalu Minum Airnya, Wanita Ini Kaget Dengan Hasil yang Terjadi

 

Jangan Beli Tahu dengan Ciri Ini

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat Bayu Sari Hastuti mengatakan, dari sidak yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional ditemukan cukup banyak tahu yang mengandung formalin.

Formalin tersebut digunakan agar tahu bisa bertahan lebih lama.

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :

"Ada bahan pangan seperti tahu yang sering dikasih formalin supaya enggak cepat busuk," ujar Bayu saat dihubungi, Rabu (30/5/2018).

Bayu mengatakan, diduga pemberian formalin pada tahu tidak dilakukan di pabrik produksi melainkan di distributor agar tahu yang dijual bisa awet.

Masyarakat bisa menandai tahu yang diberi formalin dengan memegang tahu tersebut.

Bila terasa lebih kenyal, patut dicurigai tahu tersebut berformalin.

Konsumen juga bisa mengetahui apakah tahu tersebut berformalin atau tidak dengan mendiamkannya selama semalam.

Jika tahu tidak busuk, patut diduga tahu tersebut mengandung formalin.

"Kami sudah telusuri sampai pabriknya, bersih airnya, bahan bakunya, enggak ada formalin, jadi mungkin distributornya. Distributornya ngambil, ngasih ke pedagang supaya awet, kan pedagang enggak tahu kalau ada formalinnya," ujar Bayu.

Baca Juga: Nyesel Banget Gak Tahu Dari Dulu, Hanya dengan Mengoleskan Odol ke Tumit Kaki, Perubahan Menakjubkan Ini Bisa Terjadi dalam 1 Jam, Nggak Akan Nyangka!

Rabu pagi Sudin KPKP Jakarta Pusat dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta melakukan sidak ke sejumlah pasar di Jakarta.

Pasar tersebut yaitu Pasar Senen Blok III, Pasar Gondangdia, Pasar Cikini, serta pasar modern di daerah Menteng dan Gajah Mada.

Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah makanan yang mengandung formalin, boraks, dan penggunaan pewarna pakaian khususnya pada tahu, daging ayam, dan kerupuk.

Ciri Bakso dengan Formalin dan Boraks

Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan.

Akhirnya menghasilkan rupa yang mirip dengan bakso sapi yang menggunakan daging sapi segar.

Sedangkan formalin digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri.

Formalin ini sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan pengawet.

Dua senyawa kimia itu sering disalahgunakan sebagian oknum untuk memperpanjang umur bakso.

"Bakso mengandung formalin/boraks cenderung kenyal ketika digigit."

Baca Juga: BERITA POPULER : Bahaya dari Minum Air Kelapa Muda Sampai Manfaat Menabur Kopi Di Setiap Sudut Rumah

"Sedangkan bakso asli daging sapi akan terasa garing ketika digigit," kata Robby W, Marketing Manager PT. Sumber Prima Anugrah Abadi (Bakso Sumber Selera) dalam keterangannya secara tertulis.

Di samping itu, ada ciri-ciri lain yang bisa mempermudah mengidentifikasi bakso yang mengandung senyawa kimia tersebut.

Ciri bakso dengan boraks antara lain tekstur lebih kenyal, warna lebih putih, aroma kurang alami, memantul bila dijatuhkan, dan tak lengket.

Lain halnya pertanda bakso yang mengandung formalin, antara lain baksonya tak mudah hancur, awet lebih tiga hari, tak lengket, dan lalat enggan hinggap.

Baca Juga: Resep Ayam Taliwang, Menu Serba Ayam Nikmat Dengan Balutan Bumbu Khas Lombok!

Artikel Telah Ditayangkan Di Health.grid.id Dengan Judul, Fakta Keseringan Makan Tahu yang Berisiko Turunkan Fungsi Otak