Jangan Dimakan! Stop Masak Sambal Terasi Dicampur 2 Bahan Ini, Mending Dibuang daripada Ancam Nyawa Seisi Rumah

By Virny Apriliyanty, Rabu, 1 Desember 2021 | 08:40 WIB
Cara bikin sambal kacang instan ()

SajianSedap.com - Bikin sambal terasi untuk makan siang yuk.

Rasanya dari sekian banyak jenis sambal, sambal terasi yang paling disuka, ya.

Sambal terasi juga yang paling banyak versinya dan paling mudah dibuat di rumah.

Baca Juga: Jangan Dipakai Masak! ini Bahaya Kalau Masih Nekat Pakai Minyak Goreng Curah, Murah Tapi Bikin Bolak Balik Rumah Sakit

Namun, tahukah kamu kalau selama ini kita mungkin menambahkan beberapa bahan berbahaya dalam sambal terasi yang kita buat?

Ya, sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau dicampu dengan 2 bahan ini, lo.

Jangan sampai nyesel belakangan kalau telat tahu.

1. Minyak Bekas Goreng

Sambal memang tak bisa dipisahkan dari minyak. 

Untuk sambal terasi, biasanya kita menggoreng dulu bawang, cabai, tomat hingga terasinya dalam minyak panas. 

Baru kemudian diulek. 

Sambal bawang yang tenar belakangan juga dibuat mentah lalu hanya disiramkan minyak goreng panas di atasnya.

Baca Juga: Kasih Tahu Pembantu Sekarang! Jangan Pernah Lagi Simpan Tomat di Kulkas Kalau Tak Mau Seisi Rumah Kena Efek Buruknya Ini, JANGAN SEMBARANGAN

Hasilnya, sambal terasa segar karena aroma bawang dan cabai yang khas tapi juga nikmat di lidah. 

Nah, minyak ini juga memainkan peranan penting untuk membuat sambal lebih enak, lo. 

Jangan lagi gunakan minyak sisa ayam goreng untuk membuat sambal, efek sampingnya tidak main-main

Karena itu, banyak orang sengaja menggunakan minyak sisa goreng ayam untuk membuat sambal. 

Tujuannya, aroma dan rasa ayam goreng yang tertinggal dalam minyak memberikan cita rasa nikmat pada sambal. 

Sambal pun jadi makin nikmat. 

Tapi ternyata, hal tersebut bisa jadi langkah yang salah, lo.

Soalnya, minyak yang digunakan untuk menggoreng ayam biasanya sudah berubah menjadi minyak trans. 

Pasalnya, untuk menggoreng ayam, biasanya kita menggunakan temperatur tinggii. 

Nah, di atas penggorengan, temperatur tinggi mempercepat perubahan minyak yang tadinya bersifat cis (tidak berbahaya), menjadi trans (berbahaya).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minyak trans akan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan.

Seperti meningkatkan kolesterol LDL (low density lipoprotein), menurunkan kolesterol HDL (high density lipoprotein), dan meningkatkan rasio total kolesterol.

Kolesterol LDL ini merupakan kolesterol jahat.

Minyak pun menjadi berisiko jika digunakan lagi.

Baca Juga: Kasih Tahu Pembantu Sekarang! Jangan Pernah Lagi Simpan Tomat di Kulkas Kalau Tak Mau Seisi Rumah Kena Efek Buruknya Ini, JANGAN SEMBARANGAN

2. Terasi Oplosan

Ya, ayam goreng paling sering ditemani dengan sambal terasi nikmat.

Rasanya, keduanya sudah jadi teman baik sejak lama.

Tapi, tahukah kamu kalau sambal terasi bisa jadi berbahaya kalau kita tak tahu asal muasalnya?

Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.

Soalnya, belakangan banyak ditemukan terasi oplosan yang berbahaya banget bagi tubuh.

 

Tahun 2017 lau, Kepala UPT Pasar Sungailiat, Ahmad Suherman menemukan peredaran terasi berbahaya di pasar-pasar tradisional.

Seperti terasi yang mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B yang mereka temukan dari hasil pemeriksaan sampel, Selasa (29/8/2017) di UPT Pasar Sungailiat.

Ternyata, terasi tersebut mengandung zat pewarna berbahaya Rhodamin B.

Beginilah salah satu ciri terasi yang mengandung rhodamin atau pewarna pakaian yang sangat berbahaya jika dikonsumsi manusia

Baca Juga: Ibu-ibu Wajib Cek Kamar Sekarang! Siapa Sangka Belum Pernah Ganti Bantal Dalam Kurun Waktu 2 Tahun Bisa Timbulkan Hal Fatal ini, Ngeri Banget!

Pedagang menambahkan zat pewarna ini supaya tampilan terasi lebih menarik, merah merona dan terlihat segar.

Padahal seperti kita ketahui, Rhodamin B merupakan pewarna pakaian yang berbahaya sekali kalau sampai termakan dan tertelan.

Nah, terasi dengan pewarna ini sebenarnya mudah kita kenali bedanya.

Di antaranya adalah tekstur terasi tersebut kasar, pewarna merahnya tidak merata, berwarna merah mencolok, dan keras.

"Kalau dari udang kan lembut tidak keras seperti ini. Ini ada sisik-sisik ikan di produk terasinya. Diragukanlah dia menggunakan bahan udang. Produknya juga menggunakan zat pewarna. Kalau aslinya mungkin berwarna hitam, pucat tapi karena ini pakai zat pewarna menjadi merah, warnanya biar menarik," ungkap Suherman kepada bangkapos.com.

Sedangkan produk terasi yang sudah lama tidak terjual tersebut berwarna coklat dimana zat pewarnanya sudah pudar dan terasinya mengeras.

"Keras untuk melempar kaca pecah ini," kata Suherman sambil memegang terasi berhodamin yang sudah lama.

Karena itu, proses pemilihan terasi juga penting Anda lakukan di pasaran, lo.

Baca Juga: Tolong Awasi Orang Rumah Kalau Bikin Air Rebusan Kayu Manis, Jangan Sampai Cara Masaknya Seperti Ini, Bisa Undang Bahaya Masuk Tubuh

Terasi yang baik kualitasnya, pasti membuat masakan jadi semakin meningkat cita rasanya.Terasi yang berkualitas baik adalah terasi yang aromanya segar.

Kalau terasi udang, aroma udangnya juga harus terasa.

Dari sudut penampilan, warnanya terlihat alami, agak kusam dan tidak warna merah cerah.

Warna terasi yang terlalu cerah bisa merupakan tanda bahwa warnanya tidak alami.

Warna masakan pun terkadang menjadi tidak cerah atau kusam karena pemakaian terasi yang tidak baik.

Pertimbangan lain dalam memilih terasi, terasi harus kering, tidak basah.

Terasi yang basah akan mudah tercemar jamur dan aman untuk dimakan.

Baca Juga: Mulai Besok Pagi, STOP Sarapan dengan Roti Tawar Kalau Masih Ditambah 2 Bahan ini, Hentikan Kalau Tidak Mau Mati Muda