Sajiansedap.com - Apakah anda salah satu penggemar abon?
Jika iya maka penting untuk anda mengetahui hal penting satu ini.
Abon memang kerap jadi pilihan kala lauk di rumah sedang tidak sesuai selera makan atau kehabisan bahan lauk.
Makan abon dengan nasi putih hangat saja sudah enak di makan bersama keluarga.
Apalagi memakan abon ditambah dengan nasi putih hangat pasti makin nikmat.
Apalagi abon juga makanan yang bisa bertahan lama sehingga kerap dijadikan oleh-oleh ataupun lauk anak kos yang malas untuk membeli makanan.
Baca Juga: Resep Mi Goreng Tabur Abon, Menu Sarapan Serba Mi yang Menarik Untuk Disantap
Namun nyatanya, terlalu banyak makan abon malah bisa datangkan petaka loh.
Berikut ini ulasan lengkapnya untuk anda.
Dampak Negatif Makan Abon Terlalu Banyak
Di balik kenikmatan abon yang manis dan gurih, rupanya tersimpan bahaya terhadap kesehatan yang mengintai.
Pasalnya, Abon yang kerap dianggap sebagai salah satu sumber protein karena berbahan dasar dari daging sapi, ternyata anggapan tersebut tidak tepat.
Djoko Sutopo, seorang ahli gizi yang tinggal di Gorontalo, menuliskan argumennya tentang abon ini di grup Facebook Gerakan Sadar Gizi.
Menurutnya, pengolahan abon dengan menggunakan suhu tinggi akan menyebabkan "reaksi pencoklatan" sehingga protein menjadi rusak dan susah/tidak dapat dicerna.
Baca Juga: Resep Kering Tempe Tabur Abon, Lauk Kering Pelengkap Hidangan Utama Di Akhir Pekan
"Makanan yang tidak dapat dicerna tentu tidak dapat dimanfaatkan sebagai sumber zat gizi dan hanya menjadi sampah. Jadi Abon sebaiknya hanya digunakan sebagai penyedap, bukan sumber zat gizi," kata Djoko Sutopo dikutip dari Tribunews.com
Menurutnya, pengolahan makanan terutama penggunaan suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan zat gizi baik jumlah maupun mutunya.
Yang paling mudah rusak adalah vitamin, terutama vitamin larut-air.
Penggunaan panas yang tidak terlalu tinggi dapat meningkatkan mutu/nilai gizi terutama protein.
Contoh bahan makanan yang akan berigizi jika dipanaskan dengan suhu panas yang tepat adalah telur.
Telur yang dimasak lebih baik daripada telur mentah.
Selain itu kacang-kacangan yang dimasak lebih baik daripada kacang mentah karena senyawa-senyawa penghambat enzim protease menjadi in-aktif.
Baca Juga: Resep Bakpao Mochi Abon Enak, Menu Sarapan Bercita Rasa Lezat Dan Bertekstur Lembut
Tetapi penggunaan suhu tinggi misalnya digoreng sampai kering, dipanggang, dibakar itu merusak nilai gizi protein (bukan kadarnya) karena terjadi polimerisasi, ikatan kompleks, ikatan silang sehingga enzim yang ada di perut manusia tidak mampu mencerna.
Tidak ada bahan makanan satupun yang bermanfaat bagi manusia kalau tidak dapat dicerna dan diserap.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini :
Jadi semua bahan makanan yang menjadi coklat atau terbakar karena suhu tinggi adalah rusak, contoh: ikan yang digoreng sampai kering, kerak nasi goreng, kerak roti, kerak mata sapi, daging sate yang terbakar.
Lalu berapa banyak yang dapat dimanfaatkan? Ya dilihat berapa banyak yang jadi coklat dan kering.
Kalau abon kan semuanya jadi coklat. Lalu apa masih boleh dimakan?
"Ya boleh, bukan sebagai sumber protein tetapi sebagai teman nasi asalkan tidak terlalu sering karena ada laporan bahwa protein yang terbakar dapat berubah sifat potensial bersifat "karsinogenik, jelasnya.
Karsinoneik sendiri dikutip dari Kemkes.go.id adalah aat-zat yang dapat menyebabkan penyakit Kanker.
Sehingga tentu saja jika Anda terlalu berlebihan mengonsumsi abon maka dampaknya bisa membahayakan nyawa.
Baca Juga: Resep Abon Ikan Enak Ini Bisa Kita Buat Dengan Sedikit Bahan Saja
Jangan Gunakan Air Saat Haluskan Bumbu
Saat ini banyak ibu-ibu yang merasa sangat terbantu dengan adanya blender.
Karena bumbu lebih cepat halus dan memasak pun cepat selesai.
Namun ada yang harus diperhatikan saat menghaluskan bumbu dengan blender.
Mengutip dari Kompas.com, Chef Stefu menekankan, saat menghaluskan bumbu dengan menggunakan blender, jangan mencampurkannya dengan air.
"Pada saat membuat bumbu putih atau cabai merah giling, sebaiknya jangan mempergunakan air pada waktu memblender," ucapnya dalam acara Indonesian Cooking Class.
Dia melanjutkan, tidak menggunakan air saat blender alasannya adalah karena nanti pada saat Anda menumis masakan, prosesnya akan terlalu lama.
Sebab, jika diblender bersama air air, nantinya yang terjadi adalah mengurangi air terlebih dahulu sampai benar-benar hilang, baru memasak bumbu.
Memang benar bila menambahkan air dapat mempermudah proses penghalusan bumbu.
Namun, hal ini juga bisa membuat bumbu menjadi tidak matang.
"Anda merasa sudah cukup lama memasak, padahal sebenarnya itu prosesnya baru menghilangkan kadar air dan bumbunya belum termasak," ucapnya.
Lalu apa yang sebaiknya dipakai?
Menurutnya, daripada menggunakan air dan membuat bumbu tidak matang, Chef Stefu menyarankan untuk memblender bumbu dengan minyak.
Dengan demikian, Anda tidak perlu menambahkan minyak lagi saat memasaknya dan mempercepat proses penghalusan bumbu.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahli Gizi: Abon Itu Hanya Penyedap, Bukan Sumber Protein