Untung Dikasih Tahu Mertua, Kalau Taruh Beras Di Tempat Ini Ternyata Bisa Bikin Kutu Beras Auto Mati, Jadi Gak Buang Uang Deh

By Gusthia Sasky T, Senin, 6 Desember 2021 | 07:40 WIB
beras (Freepik)

Klorin biasanya digunakan dalam proses pemutihan air atau biasa kita temukan dalam pembalut.

Pemakaian klorin, menurut Prof.Djoko Said Damardjati dari Pusat Riset dan Pengembangan Tanaman Pangan Bidang Litbang Pertanian, dalam acara diskusi yang diadakan oleh PT.TPS Food di Solo, Selasa (4/11/14), biasanya dilakukan oleh petani atau pedagang yang nakal untuk mengakali beras yang sudah apek atau jelek.

"Mereka mencampurkan klorin saat beras digiling," katanya.

Dengan mengenali ciri fisik beras berkualitas, sebenarnya kita bisa membedakan beras yang warna putihnya tidak alami.

Baca Juga: Sayang Kalau Pengidap Diabetes Gak Tahu, STOP Makan Nasi Putih Lalu Ganti dengan 3 Jenis Beras Rendah Gula ini, No. 2 Mirip Nasi Tapi Lebih Sehat!

"Pada dasarnya tidak sulit membedakannya, antara lain dari baunya yang tajam. Kita juga perlu curiga kalau warna berasnya putih sekali atau putih pucat. Beras yang bagus putihnya alami dan tampak mengkilat," kata Prof.Djoko Said Damardjati dari Pusat Riset dan Pengembangan Tanaman Pangan Bidang Litbang Pertanian, dalam acara diskusi yang diadakan oleh PT.TPS Food di Solo, Selasa (4/11/14).

Beras yang berkualitas ditentukan oleh dua hal, yakni kualitas beras, misalnya bentuk fisik beras, kadar air, panjang beras, dan kualitas gilingannya.

Produk beras yang bagus biasanya hanya memiliki sedikit beras patah dan juga kotoran seperti batu.

Selain itu, beras yang berkualitas juga bisa kita nilai dari mutu nasi, yakni rasanya setelah dimasak.

Sebagian besar orang yang tinggal di Pulau Jawa pada umumnya menyukai beras yang pulen, sementara di wilayah Sumatera lebih menyukai yang sedikit pera.

Yang menarik, ternyata banyak orang yang ingin mendapatkan beras yang bagus dan pulen tapi kurang memerhatikan kualitas.