Kepala BPOM Penny K Lukito mengungkapkan, salah satu dari lima vaksin yang mendapatkan EUA yakni Zifivax yang merupakan booster heterologous.
Artinya, pemberian vaksin dosis ketiga berbeda dengan pemberian vaksin dosis pertama dan kedua (vaksin primer).
Ia menjelaskan, vaksin Zifivax bisa disuntikkan pada orang yang sebelumnya telah disuntik vaksin Sinovac dan Sinopharm sebagai vaksin primer.
"Vaksin Zifivax, ini untuk booster heterologus dengan primer Sinovac atau Sinopharm," kata Penny ketika melakukan keterangan pers secara virtual dilansir dari Kompas.com.
Zifivax adalah vaksin Covid-19 produksi perusahaan di China, Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical.
Penny menjelaskan, booster vaksin Zifivax disuntikkan dalam medio enam bulan ke atas setelah vaksinasi dosis kedua.
"Atas pemberian dosis menunjukkan bahwa peningkatan titer antibodi netralisasi meningkat lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac dan Sinopharm," kata dia.
Selain Zifivax, BPOM juga menerbitkan EUA vaksin booster heterologous untuk Moderna.
Meski di sisi lain, vaksin Moderna juga mendapatkan izin penggunaan darurat untuk program vaksin booster homologous atau pemberian dosis vaksin 1-3 dengan merek yang sama.
Booster vaksin Moderna diberikan sebesar setengah dosis, baik untuk homologous dan heterologous.
Untuk program heterologous, penyuntikan booster vaksin Moderna diberikan bagi pengguna vaksin Pfizer, Johnson and Johnson, dan AstraZeneca.