STOP Beli Kerupuk Banyak-banyak Kalau Ada Orang Di Rumah dengan Kondisi ini, Bukan Kenyang Malah Mati Muda

By Raka, Selasa, 18 Januari 2022 | 17:50 WIB
Orang dengan kondisi ini sangat dilarang makan kerupuk (Kompas Health)

Padahal, kebutuhan kalori orang dewasa (dengan kondisi kesehatan normal) di Indonesia rata-rata 2.000 kkal per hari.

Saat Anda makan tiga buah kerupuk kaleng ukurang sedang, kalorinya bisa menyalip satu potong cheese cake yang mengandung 319 kkal.

Kalori tiga buah kerupuk kaleng juga lebih banyak ketimbang cheese burger yang mengandung 380 kkal, atau mi instan goreng yang mengandung 380 kkal.

"Mari bijak memilih asupan. Orang Indonesia normalnya membutuhkan 1.500-2.000 kkal sehari, bukan per buka mulut atau makan," jelas Tan.

Kebiasaan sederhana seperti makan sambil mengudap kerupuk dan keripik apabila dibiarkan bisa punya efek negatif bagi kesehatan.

Melansir Live Strong, kalori sebenarnya energi yang digunakan sebagai bahan bakar bagi tubuh untuk bergerak.

Kebutuhan energi tersebut bergantung pada jenis kelamin, usia, berat badan, tinggi badan, kondisi kesehatan, sampai aktivitas sehari-hari.

Baca Juga: Jadi Favorit Keluarga! Nyatanya Makan Kerupuk Tiap Hari Bisa Bikin Tubuh Alami Mengerikan Hal Ini, Ahli Sudah Mewanti-wanti

Begitu pasokan kalori terlalu banyak atau lebih besar daripada yang dikeluarkan untuk beraktivitas, tubuh seseorang dapat menyimpan kelebihannya sebagai lemak.

Kelebihan kalori umumnya disimpan dalam bentuk trigliserida atau lemak jahat.

Timbunan lemak jahat dalam tubuh ini dalam jangka panjang dapat menyumbat pembuluh darah arteri di jantung.

Dampaknya, arteri dapat keras, kaku, dan menyempit.

Pengerasan dinding arteri ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Selain itu, kelebihan kalori dalam tubuh dapat meningkatkan berat badan, risiko penyakit hati berlemak, tekanan darah tinggi, sampai kanker.

Penimbunan lemak juga bisa meningkatkan tekanan pada sendi, biang osteoartritis.

Sementara itu, penimbunan lemak di sekitar leher dapat menyebabkan penderitanya mengalami berhenti bernapas selama beberapa saat ketika tidur (sleep apnea).