SajianSedap.com - Orang Indonesia memang paling suka kerokan.Rasanya kalau sudah kerokan, badan langsung jadi enak.Pegal-pegal dikit langsung kerokan.Padahal dalam dunia mistis tidak ada istilah kerokan, lo.Manfaatnya bahkan belum juga teruji secara medis.Namun, Anda yang suka banget kerokan harus tahu kalau kerokan di bagian tubuh ini sangat tidak disarankan.Soalnya bisa sampai menyebabkan kematian, lo.Jangan Kerokan pada Bagian Tubuh IniMeski sudah masuk musim panca roba, hujan masih aja turun di mana-mana.
Nggak cuma kena air hujan, hembusan angin mau nggak mau buat kita jadi masuk angin.Masuk angin sendiri masih belum ditemukan istilah medisnya.Meski demikian, tentu kerokan menjadi salah satu jalan keluar bagi banyak orang Indonesia.Pengobatan tradisional ini sudah dikenal turun temurun dari nenek moyang.Sayangnya, pengobatan tradisional ini tidak baik untuk mereka yang memiliki masalah tekanan darah tinggi.
Senada dengan Prasna, pakar kesehatan Profesor Dr. dr. Didik Gunawan Tamtomo, PAK, MM, MKes yang berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret, Solo, Jawa Tengah, menyebutkan bahwa ada baiknya kita tidak melakukan kerokan pada leher bagian depan.Bukan cuma pembuluh darah, di area tersebut juga ada tulang rawan yang berkaitan dengan saluran pernafasan.Saraf-saraf dikhawatirkan dapat mengalami kerusakan dan menyebabkan masalah kesehatan kalau dikerok.Pria ini menyarankan untuk kerokan hanya di area punggung atau lengan.Dampak Buruk Dari KerokanKerokan memang merupakan salah satu pengobatan tradisional yang bisa kita lakukan untuk mengusir masuk angin.Namun, dibalik itu semua ada dampak buruk yang dapat mengintai Anda.Dilansir dari Nova.id, secara umum, metode ini sebenarnya aman untuk dilakukan.Meski begitu, bahaya kerokan bisa saja muncul sebagai efek samping yang sulit dicegah, seperti berikut ini.
Artikel berlanjut setelah video di bawah ini.
1. Menyebabkan memar dan bengkak di area yang dikerokProses kerokan membuat pembuluh darah kecil di bawah permukaan kulit yang disebut pembuluh darah kapiler, pecah.Hal ini membuat kulit jadi terlihat memar dan merah setelah terapi ini selesai dilakukan.Pada beberapa orang, pembengkakan juga bisa muncul di area kulit yang dikerok.Umumnya, memar dan pembengkakan yang terjadi akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari atau minggu.2. Berisiko menimbulkan perdarahanKerokan tidak seharusnya menyebabkan perdarahan.Namun, jika tekanan yang diberikan di kulit dilakukan secara berlebihan, maka pecahnya pembuluh darah kapiler tidak hanya akan menghasilkan memar, tapi juga perdarahan minor.3. Berisiko memicu penularan penyakit
Keluarnya darah dari permukaan kulit, juga membuka kesempatan terjadinya infeksi yang bisa menular melalui darah.Risiko penularan penyakit melalui kerokan juga akan meningkat apabila koin atau alat lain yang digunakan untuk terapi ini tidak steril dan telah digunakan oleh lebih dari satu orang.4. Mengakibatkan nyeriAda orang yang bisa menahan sakitnya dikerok, ada yang tidak.Apabila kita termasuk yang tidak bisa menahan rasa sakitnya, sebaiknya jangan terlalu memaksakan untuk menjalani terapi ini.5. Tidak semua orang cocok dikerokTidak semua orang cocok untuk dikerok. Sebab, terapi ini berhubungan dengan pecahnya pembuluh darah kapiler.Kelompok individu dengan kondisi berikut ini, sebaiknya menghindari kerokan:-Mempunyai riwayat gangguan medis yang menyerang kulit atau pembuluh vena-Mudah berdarah-Sedang mengonsumsi obat pengencer darah-Menderita deep vein thrombosis Sedang mengalami infeksi, tumor, atau -luka yang belum sembuh-sempurna-Menggunakan implan di organ tubuh, sepergi alat pacu jantung dan defribilator internalArtikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Jangan Sekali-Kali Coba Kerokan di Bagian Tubuh Ini, Bisa Sebabkan Kematian