Pada video itu juga tampak puluhan kemasan minyak goreng yang sebelumnya terjajar rapi langsung ludes saat rombongan ibu-ibu itu "menyerbu".
Dalam kolom komentar, beberapa warganet menyebut peristiwa itu terjadi di salah satu supermarket di Kabupaten Pringsewu pada Jumat pagi.
Warganet juga menyebut, kaum ibu ini sudah mengantre bahkan sebelum toko buka.
"Tadi pagi Mbak.. toko blom buka yg nunggu udah banyak," tulis akun Susana Adjah. Sejumlah warganet juga memberikan komentar jika di daerahnya minyak goreng susah ditemukan.
"Ya aallah, di Sukarjo GK prnah ada minyak mbk aq kmaren keliling cari cuma sekedar buat masak aja susah bngt mbk," tulis akun Fiia Mamayzahra.
"Parah ya Allah, GK nyangka minyak goreng bakalan susah kayak gini," tulis akun Eka Susanti.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Terkait minyak goreng ini, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pringsewu, Masykur Hasan mengimbau masyarakat tidak panic buying. Masyarakat juga diimbau tidak melakukan pemborongan.\
"Satu orang dibatasi pembelian maksimal dua liter," kata Masykur dalam keterangan tertulis, Jumat.
Masykur juga meminta kepada pihak ritel untuk mengajukan tambahan kuota minyak goreng kemasan satu harga.
"Pasokannya sendiri saat ini terbatas dan menjadi kendala. Jika ritel kehabisan minyak goreng satu harga, langsung ajukan tambahan kuota," kata Masykur.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskoperindag) Bambang Suharmanu mengatakan, secara umum Pringsewu sudah menerapkan minyak goreng satu harga.
Hal ini sebagaimana Permendag Nomor 6 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Minyak Goreng Sawit.
"Kami monitoring untuk melihat ketersediaan dan penerapan minyak goreng satu harga tersebut," kata Bambang. Harga eceran tertinggi untuk minyak goreng curah yakni Rp11.500 per liter, kemudian Rp13.500 per liter untuk kemasan sederhana, dan kemasan premium Rp14.000 per liter.