Pantas Tiap Makan Malam Suami Minta Tempe Kukus, Tak Disangka Perubahan Menakjubkan Ini Terjadi di Tubuh, Yak Gak Coba Nyesel

By Idam Rosyda, Jumat, 1 April 2022 | 17:50 WIB
manfaat tempe kukus (pexels/cottonbro dan pixabay/bintang_galaxy)

SajianSedap.com - Tempe merupakan salah satu sumber protein nabati yang sering dikonsumi oleh masyarakat Indonesia.

Tak hanya itu, dibanding dengan sumber protein lain seperti susu, harga tempe memang lebih terjangka.

Selain itu, tempe pun bisa diolah menjadi berbagai olahan masakan, dari mulai goreng bahkan hingga sayur.

Tapi pernahkah Anda mengonsumsi tempe dengan cara dikukus saja?

Meski terdengar tidak lazim, rupanya mengonsumsi tempe dengan cara dikukus ternyata memiliki manfaat luar biasa untuk kesehatan.

Apa saja manfaat makan tempe kukus ini?

Manfaat Tempe Kukus untuk Kesehatan

Menurut pakar gizi Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr Rimbawan, hasil penelitian dari Intervensi memberikan bukti bahwa asupan 160 gr tempe kukus yang dikonsumsi setiap hari selama empat minggu pada wanita menopause memberikan sejumlah kesimpulan.

Kesimpulan ini yakni dapat memperbaiki profil lipid yaitu menurunkan kadar kolesterol total sebesar 6 persen, kolesterol-LDL sebesar 5.8 persen, dan Trigliserida sebesar 11.7 persen namun tidak dapat meningkatkan kadar Kolesterol-HDL.

Baca Juga: Dikasih Tahu Ibu Warteg Langganan, Begini Cara Potong Tempe Agar Orek Tempe Tetap Renyah Walau Sudah Dingin

Penelitian in pun menunjukkan bahwa mengonsumsi tempe ternyata dapat meningkatkan aktivitas enzim antioksidan primer (SOD) sebesar 56.9 persen dan meningkatkan kadar Seng sebesar 22.27 persen.

Selain itu, konsumsi tempe dapat mempertahankan LDL teroksidasi sehingga tidak mengalami peningkatan."Hasil lainnya dari penelitian ini pun menunjukkan bahwa konsumsi tempe dapat menurunkan Malondialdehida sebesar 10.4 persen," kata Rimbawan dalam Webinar "Menebar Kebaikan melalui Tulisan" yang digelar beberapa waktu lalu.Senior Lecturer in Nutrition Science, Head of Postgraduate Study Programs in Nutrition Science Institut Pertanian Bogor (IPB) ini juga mengungkapkan hasil penelitian lain yakni penelitian Utari et al (2010).