Cocok Untuk Menurunkan Tekanan Darah Sampai Kesehatan Jantung, Cuma Pakai Daun Bawang!

By Dok Grid, Jumat, 13 September 2024 | 10:55 WIB
Manfaat daun bawang untuk menurunkan tekanan darah tinggi. ()

SajianSedap.com - Penyakit darah tinggi atau hipertensi masih menjadi ketakutan banyak orang.

Penyakit ini sering menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung dan stroke.

Seseorang yang didiagnosis tekanan darah tinggi memiliki tekanan darah sistolik lebih dari atau sama dengan 140/90 mmHg.

Ketika sudah mencapai angka ini, penting untuk segera mengobatinya.

Sebab jika tidak segera ditangani bisa menyebabkan masalah seperti yang disebutkan di atas.

Baca Juga: Berawal dari Iseng Makan Biji Alpukat, Wanita ini Tak Menyangka, Tekanan Darahnya Balik Normal Seperti Waktu Muda

Perawatan dengan obat-obatan dari dokter adalah salah satu cara yang bisa menjaga tekanan darahnya tetap stabil.

Alih-alih menggunakan obat-obatan yang memiliki efek samping untuk tubuh cobalah menggunakan bahan alami.

Bahan alami dari daun bawang bisa menjadi salah satu cara menurunkan tekanan darah tinggi.

Lihat berikut ini bagaimana daun bawang bisa menurunkan tekanan darah tinggi.

Baca Juga: Pengidap Hipertensi Harus Tahu, Tekanan Darah Tinggi Bisa Turun Seketika Cuma Modal Kulit Nanas, Lebih Ampuh dari Obat Dokter!

Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Dilansir dari ConserveEnergyFuture, berikut ini manfaat mengonsumsi daun bawang untuk kesehatan.

1. Membantu Menurunkan Tekanan Darah

Daun bawang kaya akan potasium.

Konsumsi rutin senyawa ini telah terbukti bermanfaat untuk membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

Dengan meningkatkan kontraktilitas otot jantung, kalium meningkatkan aliran darah, dan karena itu oksigen, melalui tubuh kita.

Melebarkan pembuluh darah, nutrisi yang tersedia dalam jumlah tinggi di daun bawang mengurangi risiko serangan jantung dan penyakit.

2. Lindungi Kesehatan Jantung Anda

Daun bawang adalah makanan yang ramah jantung karena jumlah folat yang ada di seluruh panjang tanaman.

Senyawa ini telah dikenal untuk membantu melindungi lapisan pembuluh darah dari kerusakan.

Dengan bantuan kaempferol flavonoid, ditemukan dalam jumlah tinggi di daun bawang, telah terbukti bahwa makanan ini dapat menurunkan risiko serangan jantung dan penyakit.

Baca Juga: Seminggu Rajin Makan Rebusan Daun Ubi Jalar, Wanita Ini Dibuat Melongo Rasakan Hal Menakjubkan Ini di Tubuhnya

Selain itu, konsentrasi antioksidan yang tinggi dapat memberikan perlindungan pada pembuluh darah terhadap kerusakan oksidatif.

3. Meningkatkan Pencernaan

Daun bawang adalah sumber serat yang luar biasa. Selain itu, serat yang tersedia di daun bawang ada yang larut dan tidak larut.

Yang pertama menjamin proses pencernaan yang teratur dan bisa menjadi solusi sembelit.

Jenis serat kedua akan tetap berada di sistem pencernaan Anda, membersihkan usus dan meningkatkan gerakan.

6. Membantu Mengobati Diabetes Tipe 2

Karena rendah kalori dan memiliki indeks glikemik rendah, daun bawang sangat cocok untuk diperkenalkan dalam diet pasien diabetes tipe 2.

Selain itu, mereka adalah sumber serat dan vitamin K yang sangat baik, yang penting dalam diet khusus ini.

Daun bawang mengandung allicin, nutrisi yang terbukti efektif untuk melindungi dari neuropati diabetik.

Juga, kadar tembaga dan besi yang tinggi dalam daun bawang dapat membantu meregenerasi sel-sel yang rusak dan memasok nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

Baca Juga: Ternyata Bukan Nasi Merah Aja, Ini 4 Pengganti Nasi Putih untuk Pasien Diabetes Melitus, Dijamin Aman

7. Memperkuat Tulang

Dengan kadar vitamin K dan kalsium yang tinggi, daun bawang meningkatkan aktivitas protein osteocalcin.

Ini telah dipelajari untuk menjadi bagus untuk pertumbuhan dan penguatan tulang.

Memperkenalkan daun bawang dalam diet Anda akan membantu Anda mengurangi risiko osteoporosis dan kondisi tulang lainnya.

Dengan vitamin K yang lebih tinggi, kepadatan tulang meningkat, menciptakan perlindungan terhadap patah tulang atau distorsi.

Dalam hal ini, penting untuk makan daun bawang segar daripada dimasak atau dicairkan.

Kedua proses tersebut sebenarnya dapat membatasi vitamin K yang tersedia untuk dikonsumsi.