SajianSedap.com - Khasiat daging kambing untuk pria memang kerap jadi pertanyaan besar.
Salah satu yang sering ditanyakan adalah benarkah daging kambing bisa meningkatkan gairah seksual.
Belum lagi soal kabar soal daging kambing yang bisa sebabkan kolestrol naik.
Ada begitu banyak pertanyaan soal daging kambing yang sebetulnya wajib masyarakat ketahui.
Daging kambing kalahkan obat kuat?
Melansir kompas.com anggapan bahwa daging kambing sebagai makanan afrodisiak datang sejak zaman nenek moyang.
Banyak orang berpikiran bahwa daging kambing memicu peningkatan tensi darah sehingga bisa membuat tubuh jadi lebih “panas”.
Efek menggebu-gebu ini dipercaya datang dari senyawa L-arginin dalam daging kambing. L-arginin adalah asam amino yang berperan melebarkan pembuluh darah.
Baca Juga: Resep Idul Adha Super Nikmat Paling Digemari Keluarga, Ya Resep Kare Kambing Melinjo Ini
Pembuluh darah yang melebar dapat melancarkan aliran darah secara tidak langsung meningkatkan libido pria.
Peningkatan aliran darah segar dari jantung ke testis memang dapat membantu memicu produksi hormon seks testosteron.
Selain itu, kandungan zat besi dalam daging merah juga dipercaya membantu meningkatkan produksi testosteron.
Namun, ada beberapa hal yang harus diluruskan terlebih dulu mengenai daging kambing.
Satu kali makan daging kambing tidak serta merta akan membuat tensi darah melonjak.
Kenaikan tekanan darah setelah mengonsumsi daging kambing bahkan lebih kecil daripada daging sapi atau ayam.
Ini karena kandungan lemak total (termasuk lemak jenuh) dan kolesterol dalam daging kambing jauh lebih rendah dari keduanya.
Kandungan lemak total dan kolesterol dalam daging kambing pun tetap lebih sedikit dibandingkan daging babi dan domba.
Artikel berlanjut setelah video berikut ini.
Baca Juga: Perbedaan Tongseng dan Tengkleng, Sup Daging Kambing Berbumbu Khas Jawa Tengah
Kandungan zat besi dalam seporsi daging kambing juga tidak otomatis mencukupi untuk mendongkrak gairah seksual pria segera setelah dikonsumsi.
Singkatnya, tidak ada cukup penelitian ilmiah yang dapat membuktikan bahwa makan daging kambing bisa meningkatkan libido pria untuk beraksi di ranjang.
Malahan terlalu banyak makan daging kambing justru membahayakan kesehatan
Meski dipercaya dapat meningkatkan vitalitas pria di ranjang, kita tetap tidak dianjurkan untuk terlalu banyak makan daging kambing.
Daging kambing bukanlah penyebab langsung dari hipertensi dan kolesterol tinggi.
Efek buruk ini justru datang dari teknik memasak yang salah.
Olahan daging kambing seringnya digoreng dulu sebelum diolah lebih lanjut, atau dipanggang dan dibakar untuk sate dan kambing guling.
Memasak dengan cara digoreng, dibakar, atau dipanggang akan meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya.
Ditambah lagi, mengolah daging dengan cara-cara ini seringnya membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin yang akan berubah jadi lemak dan diserap cukup banyak oleh daging.
Suhu panas ketika menggoreng atau memanggang membuat kandungan air di dalam makanan menguap hilang, dan digantikan posisinya dengan lemak yang berasal dari minyak.
Lemak yang terserap ke dalam daging kemudian menyebabkan makanan yang tadinya rendah kalori menjadi berkalori tinggi.
Bahkan, peningkatan kalori yang terjadi dari ketiga cara memasak ini bisa berkali-kali lipat lebih tinggi dari kalori awalnya.
Asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak, yang lama kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah.
Di samping itu, penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak juga secara tidak langsung menjadi faktor pemicu tekanan darah tinggi setelah makan daging kambing.
Terlebih jika dimasukkan berulang kali untuk menyesuaikan rasanya.
Kita boleh saja tetap mengonsumsi daging kambing, namun cukup seperlunya dan masaklah dengan teknik yang sehat.
Kita bisa mengolah daging kambing menjadi sop bening atau ditumis.
Pastikan juga menyeimbangkan nutrisi saat makan daging kambing.
Jangan cuma makan daging dan nasi saja, misalnya.
Perbanyak buah dan sayuran yang kaya serat, vitamin, dan mineral untuk menyeimbangkan efek kolesterol dan kenaikan tensinya.