SajianSedap.com - Setiap orang punya kebiasaan saat di dapur.
Biasanya, kebiasaan ini dilakukan turun temurun atau mengikuti trend yang ada.
Tapi, tak semua kebiasaan lantas bikin masakan jadi lebih baik, lo.
Nyatanya ada kebiasaan yang justru bikin makanan sehat jadi beracun.
Kebiasaan ini kelihatannya sepele tapi dampaknya mengubah komposisi dalam masakan.
Anda pun bukan tak mungkin melakukan kebiasaan ini, lo.
Yuk, simak bersama sebelum akhirnya kita jadi menyesal.
Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan di Dapur
Dapur bisa menciptakan berbagai masakan rumahan yang enak dan lezat.
Tapi, dapur juga bisa jadi sumber racun bagi keluarga.
Bukan karena diracuni, tapi karena cara mengolah masakan di dapur yang salah bisa membuat makanan menjadi beracun.
Efeknya keracunan makanan bisa membuat manusia yang mengonsumsinya terganggu kesehatnnya, bahkan tidak menutup kemungkinan meninggal dunia.
Menurut data Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), saat ini kasus keracunan makanan semakin meningkat tajam di Indonesia.
Penyebabnya sangat beragam. Tidak saja karena bahan makanan yang digunakan untuk memasak beracun atau sudah tidak layak, tapi bisa juga oleh kelalaian kita dalam memasak di dapur.
Karenanyalah, makanan yang diolah sendiri di dapur dapat menyebabkan sakit perut dan keracunan makanan.
Menurut Janet B. Anderson, RD, profesor klinik bidang nutrisi dan ilmu makanan di Utah University menyatakan, masih banyak orang tidak terlalu berhati-hati dalam mengolah makanan di dapur.
"Banyak orang yang masih percaya kalau mereka sudah melakukan prosedur (memasak) yang benar, padahal kenyataannya tidak," ujarnya.
Bahkan ada beberapa kesalahan yang selama ini sering dilakukan di dapur, seperti:
1. Tidak mencuci tangan sebelum memasak
Menurut Anderson, beberapa orang beranggapan mencuci tangan sebelum memasak merupakan sebuah kunci kebersihan.
Nyatanya, kita perlu mencuci tangan lebih dari sekali selama memasak.
Bahkan mencuci tangan setiap saat kita memegang berbagai jenis makanan, hal ini dikarenakan agar bahan makanan tidak terkontaminasi satu sama lain, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit perut.
2. Langsung mencuci sayuran
Masih banyak diantara kita yang ingin membersihkan sayuran segera setelah dibeli dan kemudian dimasukkan ke dalam kulkas.
Alih-alih dapat sayuran atau bahan makanan yang tetap segar dan bersih di dalam kulkas, bahkan praktis saat ingin memasaknya, hal ini ternyata menjadi kesalahan besar.
Bahkan mencuci tangan setiap saat kita memegang berbagai jenis makanan, hal ini dikarenakan agar bahan makanan tidak terkontaminasi satu sama lain, yang dapat menyebabkan keracunan atau sakit perut.
2. Langsung mencuci sayuran
Masih banyak diantara kita yang ingin membersihkan sayuran segera setelah dibeli dan kemudian dimasukkan ke dalam kulkas.
Alih-alih dapat sayuran atau bahan makanan yang tetap segar dan bersih di dalam kulkas, bahkan praktis saat ingin memasaknya, hal ini ternyata menjadi kesalahan besar.
"Kelembapan yang tertinggal dari air cucian tersebut dapat menimbulkan jamur dan mikroba," ujar Linda J. Harris, PhD., direktur riset keamanan Western Institue, University of California.
Sebaiknya kita membersihkan bahan makanan atau sayuran saat akan dimasak, dan pastikan gunakan air mengalir agar tidak ada kontaminasi dari mikroba lain.
3. Mencuci buah yang kulitnya dapat dimakan
Sebagian besar dari kita pasti akan mencuci buah yang kulitnya dapat dimakan, seperti apel, stroberi, anggur, dan sebagainya.
Padahal kontaminasi bakteri juga dapat berpindah dari kulit buah ke dalam daging buah melalui pisau potong.
Cuci semua buah yang kulitnya dapat dimakan atau tidak, agar menghindari penyebaran bakteri yang menempel di luar buah.
4. Menghangatkan makanan
Hal sepele seperti menghangatkan makanan ternyata dapat berbahaya dan berbalik menimbulkan racun dalam tubuh.
Makanan yang dipanaskan kembali sebetulnya sudah kehilangan banyak sekali vitamin yang terkandung di dalamnya.
Belum lagi makanan yang dipanaskan kembali seringkali berisiko mengandung sifat karsinogenik yang akhirnya meracuni tubuh dan di kemudian hari dapat memicu perkembangan penyakit, seperti kanker.
Sebaiknya jika tidak ingin membuang makanan tersebut, ada baiknya untuk menyimpan makanan di kulkas, dan hangatkan saat akan dimakan.
5. Memanggang daging hingga warna merahnya hilang
Banyak orang yang beranggapan daging yang dimasak dengan benar adalah daging yang sudah tidak ada warna merahnya.
Penelitian dari Kansas University menyatakan, cara terbaik memasak daging yaitu menggunakan termometer daging.
Seperti jenis daging cincang yang sebaiknya dimasak hingga warnanya berubah menjadi merah muda, karena jika terlewat hingga berubah warnanya dapat mengubah cita rasa dan menyebabkan keracunan.
Jangan terpengaruh warna daging yang berubah kecokelatan.
Yuk, mulai sekarang perbaiki 5 kesalahan tersebut selama memasak di dapur.
Supaya makanan yang dihasilkan terbebas tidak beracun.
Kandungan Kolesterol dalam Santan Kelapa
Pada kenyataannya, tidak ada kandungan kolesterol dalam santan kelapa, karena zat tersebut hanya bisa diproduksi oleh hewan dan tumbuhan.
Akan tetapi, santan bisa jadi biang masalah kolesterol secara tidak langsung karena metabolisme lemak di tubuh kita.
Santan mengandung banyak sekali lemak dan 90 persen di antaranya adalah lemak jenuh seperti asam laurat, asam miristat, dan asam palmitat.
Lemak jenuh inilah yang diubah menjadi kolesterol di tubuh.
Sebagian besar lembaga kesehatan di dunia berpendapat bahwa santan tidak boleh dikonsumsi terlalu banyak.
Di sisi lain, banyak pula yang berpendapat sebaliknya.
Bahkan, menurut para peneliti tersebut, minyak kelapa memiliki khasiat penyembuhan.
Menurut mereka, jenis lemak yang berbahaya untuk tubuh adalah jenis minyak dengan rantai panjang.
Sementara, jenis lemak yang ada di minyak kelapa adalah lemak dengan rantai pendek hingga menengah.
Jadi, lemak pemicu kolesterolnya tidak sejahat lemak hewani.
Satu hal yang pasti, lemak yang berbahaya adalah lemak yang tidak dibakar menjadi energi.
Dibandingkan lemak hewani, lemak nabati pada santan lebih mudah dibakar agar tidak bertumpuk di dalam tubuh.
Karena kita tinggal di wilayah tropis yang banyak mengonsumsi santan lewat makanan-makanan seperti gulai, lodeh, kari, aneka minuman, dan sebagainya, cara paling mudah untuk mencegah bahaya kolesterol dalam santan adalah dengan melakukan aktivitas fisik yang cukup.
Jangan hanya melihat dari sisi buruknya.
Sebenarnya, santan juga banyak mengandung mineral dan vitamin, terutama zat besi dan vitamin B.
Namun, karena kandungan lemaknya yang tinggi itulah kita tidak boleh hanya mengandalkan kandungan vitamin dan mineral dari santan saja.
Sama seperti minyak nabati lainnya, minyak pada kelapa juga akan mudah untuk mengemulsi apabila diekstrak dengan air panas.
Oleh karena itu, jika ingin mendapatkan santan yang lebih kental, peraslah dengan air bersuhu tinggi.
Baca Juga: Ngapain Tunggu Suami, Racun Tikus Paling Ampuh Cukup Pakai Bumbu Dapur ini, Gak Akan Balik Lagi
Peras pula santan dari parutan kelapa yang segar karena santan merupakan jenis emulsi yang mudah rusak.
Kecuali untuk kue tertentu, santan segar selalu lebih baik ketimbang santan kemasan walau santan kemasan mengandung pengemulsi.
Itulah cara mencegah bahaya kolesterol dalam santan kelapa.
Mudah, bukan?
Artikel Telah Ditayangkan Di Intisari.grid.id Dengan Judul,Tanpa Kita Sadari, 5 Kesalahan Fatal Ini Sering Kita Lakukan Di Dapur, Bisa Membuat Makanan Jadi Beracun