Salah Besar Kalau Minum Obat Darah Tinggi di Pagi Hari! Orang dengan Kondisi Ini Justru Harus Minum Obat Hipertensi Sebelum Tidur, Anda Termasuk?

By Virny Apriliyanty, Rabu, 7 September 2022 | 18:10 WIB
Orang dengan kondisi ini justru harus minum obat darah tinggi di malam hari sebelum tidur (Medical News Today)

Mengapa Waktu Minum Obat Penting?Menurut AARP, tekanan darah mengikuti ritme harian.

Tekanan darah naik lebih tinggi di siang hari dan turun di malam hari ketika kita tidur.Karena tekanan darah pagi biasanya paling tinggi, orang sering memilih untuk minum obat mereka.

Banyak juga yang merasa lebih mudah mengingat obat di pagi hari pagi.Juga, karena banyak obat menyebabkan buang air kecil, orang mungkin lebih suka meminumnya di pagi hari.Namun, seiring bertambahnya usia, kita mungkin mengembangkan pola tekanan darah yang disebut non-dipping.

Baca Juga: Bisa 'Cuti' Minum Obat, Cukup Minum Air Bekas Rebus Jagung Setiap Hari, Jangan Kaget Bisa Obati Tekanan Darah Tinggi

Non-dipping adalah istilah dimana tekanan darah tidak turun dan cenderung tetap tinggi di malam hari.Orang berusia 55 dan lebih tua dengan tekanan darah tinggi lebih rentan terhadap non-dipping.Tekanan darah yang tidak turun menjadi masalah karena merupakan faktor risiko utama untuk beberapa kondisi, termasuk serangan jantung, stroke, dan penyakit ginjal.Nah, jika khasiat obat yang dimimun di pagi hari sudah berkurang, tekanan darah Anda mungkin meningkat selama beberapa jam saat tidur.

Hasilnya, Anda mungkin juga terbangun dengan tekanan darah tinggi.Karena itu, minum obat darah tinggi sebelum tidur dapat membantu mencegah masalah ini.

Dr. Ragavendra Baliga, seorang ahli jantung di The Ohio State University Wexner Medical Center juga mendukung pandangan ini. “Ya, saya akan merekomendasikan pemberian obat darah tinggi sebelum tidur berdasarkan penelitian ini dan lainnya yang dikutip dalam artikel ini karena manfaat kelangsungan hidup yang signifikan,” katanya.“Menurut pendapat saya, ini terutama benar pada pasien dengan BMI tinggi (dan akibatnya lebih mungkin untuk mengalami apnea tidur obstruktif), orang tua (karena mereka memiliki lebih banyak insomnia), penderita diabetes, dan mereka yang memiliki penyakit ginjal kronis,” tambah Baliga.