Roti Kompyang, Jajanan Khas Solo yang Produsennya Cuma Ada 1

By Idam Rosyda, Jumat, 28 Oktober 2022 | 13:35 WIB
roti Kompyang jajanan khas Solo (SajianSedap/Idam Rosyda Suha)

SajianSedap.com - Berlibur ke Solo tak lengkap rasanya jika tidak mencicipi jajanan khas Solo.

Selain wisata budaya, jajanan khas Solo juga wajib Anda cicipi.

Pasalnya beragam jajanan khas Solo bisa menjadi pilihan Anda untuk oleh-oleh orang tersayang dan keluarga.

Nah kali ini Sajian Sedap akan mengulik salah satu jajanan khas Solo yang bisa disebut tidak banyak diketahui oleh pelancong.

Bahkan jajanan ini bisa dibilang hanya dijual di wilayah Solo saja.

Jajanan ini adalah roti kompyang atau kompya.

Roti dengan taburan wijen ini merupakan salah satu jajanan asli Solo.

Jajanan Khas Solo

Biasanya roti ini hanya dijual saat pagi hari untuk dijadikan sarapan.

Berbeda dengan roti pada umumnya, roti kompyang ini memiliki beberapa keunikan.

Awalnya roti kompyang ini digunakan sebagai persembahan untuk ibadah orang Tionghoa yang beragama Konghuchu.

Perlu Anda ketahui, di Solo terdapat komplek pecinan khususnya di kawasan Pasar Gede.

Baca Juga: Perbedaan Gudeg Solo dan Jogja, Serupa Tapi Punya Cita Rasa Berbeda

Berdiri sejak tahun 1974, pemilik pertama pabrik pembuatan roti Kompyang ini adalah ibu Hani, namun kemudian dilanjutkan oleh Hari, salah satu anaknya yang kini menjadi generasi kedua.

Meski dulu produsen pembuat kompyang ini banyak, kini pembuatan roti kompyang milik Hari ini hanya satu-satunya di Solo.

"Dulu roti kompyang itu sebetulnya dari orang Tionghoa, untuk ibadah," Ujar Sutrisni, salah satu pegawai pembuatan roti Kompyang yang sudah bekerja sejak tahun 2004 di pabrik kompyang milik Hari.

Selain itu pembuatan roti Kompyang ini masih menggunakan cara tradisional loh Sase Lovers!

Untuk proses pembakaran atau pematangan, menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu.

roti Kompyang jajanan khas Solo

Sutrisni mengatakan bahkan tungku yang digunakan berasal dari Bayat, Klaten.

Untuk proses pembuatan juga terbilang unik.

Jika pembautan roti dimulai di pagi hari, pabrik pembuatan roti Kompyang yang berlokasi di wilayah Kampung Penjalan, Gandekan, Jebres, Surakarta ini justru dimulai jam 12 malam.

Setidaknya, membutuhkan 1,5 jam untuk proses pembuatan hingga matang.

"Dari proses awal itu kira-kira 1 setengah jam", jelas Sutrisni.

Baca Juga: Mencicipi Gudeg Mbak Yus, Kuliner Khas Solo yang Jadi Langganan Jokowi

Untuk membuat roti kompyang ini, Hari dibantu oleh 4 karyawan termasuk Sutrisni.

Salah satu pegawai bahkan merupakan anak dari pegawai sebelumnya yang bekerja kepada ibu Hani.

Menegnai tekstur, jangan kaget.

Pasalnya berbeda dengan roti kebanyak, roti kompyang atau kerap disebut burger Jawa ini memiliki tekstur yang keras.

Bahkan semakin lama disimpan makan teksturnya akan semakin keras.

Pasalnya, roti kompyang ini tidak menggunakan telur sebagai tambahan yang baisa digunakan untuk pembuatan roti.

roti Kompyang jajanan khas Solo

Sutrisni bahkan menyebut pelanggan justru menyukai tekstur yang keras ini.

"Kadang-kadang kurang keras komplain(pelanggang, kurang kering begitu," ujar Sutrisni.

Mengenai penyajiannya, roti kompyang ini biasanya dipadukan dengan ppia-pia, olahan sayuran seperti bakwan namun terbuat dari tepung beras dan kedelai.

Jika Anda ingin membelinya, Anda bisa membeli dari pengecer atau agen yang berada di Pasar Gede.

Unutk membeli langsung, Sutrisni tidak menyarankan karena pembelian di pabrik hanya berdasarkan pesanan.

Baca Juga: Menikmati Es Gempol Pleret, Kuliner Khas Solo yang Kini Makin Langka