Hal yang sama diakui oleh Indra Zaka Permana, arsitek prinsipal dari PrivateLaboratory.net. Melansir Nakita.id dari Nova.id, kamar mandi memang memiliki risiko rembes.
Menurutnya, baik atau tidak letak kamar mandi pribadi tersebut, justru ditentukan oleh kesiapan kita akan risiko jika tidak terdesain dengan baik, yaitu kelembapan ruang yang tinggi.
“Karena ada penggunaan air di situ, pemakaian cenderung tidak kontinu, air lebih banyak. Apalagi sifat (kamar mandi) untuk menyimpan air,” lanjut Zaka yang juga mantan jurnalis majalah IDEA.
Kelembapan yang tercipta, terang saja akan membuat kamar mandi lebih rentan berlumut jika kita tidak memerhatikan prosedur perawatan yang ideal.
Belum lagi, kalau kita memilih menggunakan bak air ketimbang shower atau tangki luar ruang sebagai tempat penampungan air.
Jentik nyamuk bisa berkembang liar dan membahayakan kesehatan. Terkecuali, jika bersedia untuk rajin mengurasnya.
“(Kamar mandi dalam) akan menyebabkan pengaruh kelembapan yang tinggi di dalam ruangan. Untuk itu, apakah (mau) itu dibiarkan lembap begitu saja, atau ada pengolahan aliran udara, sehingga tetap ada udara yang masuk."
"Kalau kita biarkan, mungkin akan ada lumut, atau sarang laba-laba, atau juga bau, karena ada bakteri anaerob yang tumbuh,” imbuh Zaka.
Jadi jika kita tetap ngotot ingin kamar mandi di dalam kamar, pertama pastikan kita selalu bersedia untuk mengurusnya, menjaga kebersihannya setiap hari.
Pastikan juga kamar mandi yang basah hanya tempat mandi. Yang lain tidak, tak terkecuali daerah koloset. Selain itu, kamar andi harus menggunakan matrial berkualitas supaya tidak ada rembes, jamur.
Terkahir, pastikan kamar mandi mempunyai sirkulasi uadara lapang langsung dua arah, dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar. Jadi udara tidak masuk ke dalam kamar tidur.
Artikel ini telah tayang di health.grid.id dengan judul Kamar Mandi di Dalam Kamar Tidur Keren sih Tapi Bahayanya Tidak Sebanding dengan Gaya, Perangkap Jamur dan Sarang Bakteri