SajianSedap.com - Laura Basuki merupakan salah satu artis populer di tanah air yang terkenal akan kemampuan aktingnya yang luar biasa.
Selain punya segudang prestasi di dunia film, kecantikan Laura Basuki juga tak perlu diragukan.
Walau usianya sudah menginjak 34 tahun, tubuhnya juga tetap langsing dan jadi body goals.
Namun siapa sangka, di balik tubuh langsingnya, Laura pernah mengidap kolestrol tinggi hingga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Menurut pemeran "Love and Faith" ini, tubuh kecil dan kurus bukan jaminan tidak akan kena penyakit kolesterol.
Pasalnya, karena kolesterol ini adalah lemak, maka ada pandangan umum yang melihat bahwa biasanya orang gemuk yang terpengaruh.
Padahal kolestrol bisa menyerang siapa saja yang gaya hidupnya tidak sehat tanpa pandang bulu.
Laura mengaku bahwa dirinya memang keturunan kurus, sehingga tak pernah melakukan diet.
Ia tak menjaga pola makan dan gemar melahap makanan apa saja yang berpotensi menyebabkan kenaikan kolestrol.
"Saya enggak pernah diet, emang keturunannya kurus. Cuma karena enggak pernah diet itu makannya sembarangan. Pas dicek ternyata kadar kolesterol cukup tinggi," ujarnya.
Akibat penyakitnya ini, Laura Basuki akhirnya memutuskan untuk menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi buah dan sayur.
Kolesterol tinggi sendiri adalah kondisi berbahaya yang bila dibiarkan dapat berujung pada penyakit katastropik.
Ini adalah kondisi ketika kadar kolesterol di dalam darah melebihi batas normal. Kadar kolesterol yang kurang dari 200 mg/dL masih bisa ditoleransi.
Adapun jumlah kadar kolesterol 200-239 mg/dL sudah masuk pada ambang batas tinggi. Jika jumlahnya mencapai 240 mg/dL atau lebih termasuk tingkat kolesterol tinggi.
Kolesterol ini adalah lemak seperti lilin yang diproduksi oleh hati. Tubuh membutuhkan kolesterol untuk memproduksi sel-sel sehat dan sejumlah hormon.
Selain diproduksi oleh hati, kolesterol juga dapat diperoleh dari makanan.
Ketika jumlah kolesterol berlebihan, itu akan menumpuk di pembuluh darah dan menyebabkan berbagai masalah.
Bahkan jika terus dibiarkan dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung dan stroke.
Seperti disebutkan sebelumnya, banyak orang beranggapan kolesterol ini adalah lemak dalam tubuh sehingga penyakit kolesterol tinggi hanya diderita orang gemuk saja.
Namun sebenarnya, penyakit kolesetrol tinggi juga terjadi pada orang kurus karena terjadinya ketidak-seimbangan antara kolesterol baik dan kolesterol jahat yang disebut dislipidemia.
Sebelum berbicara tentang dislipidemia, kita harus mengenal jenis lemak di tubuh kita, yaitu LDL (low-density lipoprotein atau kolesterol jahat), HDL (high-density lipoprotein atau kolesterol baik), trigliserida (hasil kelebihan konsumsi karbohidrat yang diubah menjadi lemak), dan kolesterol total (akumulasi ketiga jenis kolesterol).
Sementara dislipidemia adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan jenis lemak dalam plasma darah.
Kelainan jenis lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida, serta penurunan kadar kolesterol HDL.
Jadi, 3 hal ini yang terjadi ketika seseorang menderita dislipidemia, bukan hanya kolesterol tinggi semata.
Seperti yang pernah dialami oleh Zaskia Adya Mecca yang juga memiliki tubuh tinggi kurus yang membuatnya terlihat sehat luar dan dalam. Ibu lima anak itu pernah mengungkapkan memiliki kolesterol tinggi.
Enam tahun lalu dia terkejut ketika menemukan bahwa kolesterolnya mencapai 265, padahal berat badannya saat itu 55-56 kilogram dengan tinggi badan 168 sentimeter. Batas kolesterol normal untuk orang dewasa adalah di bawah 200.
Menurut dia, kolesterolnya tinggi akibat pola makan yang tidak sehat. Dia adalah penggemar cokelat manis, bahkan beberapa tahun belakangan dia minum es cokelat dan cokelat berlebihan setiap harinya.
Dia tak menyangka bahwa di usianya yang baru 29 tahun ketika itu, dia sudah menuai dampak pola makan tidak sehatnya.
Namun selain pola makan tidak sehat, beberapa faktor genetik seperti berikut ini juga mempengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh:
1. Genetik
Faktor ini memiliki peranan paling penting untuk menentukan kadar kolesterol total seseorang. Kadar kolesterol seseorang dapat rendah atau tinggi sesuai kondisi genetiknya.
Kondisi genetik ini sangat banyak, di antaranya hiperkolesterolemia familial, defisiensi lipoprotein lipase familial, dan defisiensi lipase hepatik.
2. Usia
Semakin bertambahnya usia, fungsi organ akan menurun pula. Fungsi organ yang menurun akan mempengaruhi proses metabolisme kolesterol seseorang.
3. Gaya hidup
Makanan tinggi lemak, merokok, dan konsumsi alkohol merupakan contoh perilaku yang secara bermakna mempengaruhi kadar kolesterol seseorang. Semakin sering melakukan hal tersebut, maka kadar kolesterol pun dapat meningkat tajam.
4. Obat anti-kolesterol
Penggunaan obat antikolesterol seperti simvastatin tentu akan mempengaruhi kadar kolesterol darah seseorang. Simvastatin menurunkan kadar kolesterol melalui penghambatan dalam sintesis atau produksi kolesterol.
Sementara itu, kondisi dislipidemia biasanya tidak menunjukkan gejala, apalagi bila postur orang tersebut terlihat kurus atau ideal.
Namun, ada beberapa gejala yang walaupun tidak begitu khas, namun sering ditemukan pada penderita dislipidemia, yaitu:
- Nyeri perut
- Pusing
- Nyeri dada
- Sesak napas
- Nyeri kepala terutama di tengkuk
- Penurunan atau kenaikan berat badan yang drastis
- Nyeri betis bila berjalan
Jadi jika Anda mungkin mengalami gejala di atas, segera periksakan ke dokter untuk mengetahui permasalan kesehatan, termasuk risiko dislipidemia.