“Para peneliti telah menemukan bahwa ada jalur komunikasi langsung antara otak dan sistem saraf enterik Anda: inilah yang mereka sebut sumbu usus-otak,” katanya, merujuk pada sebuah makalah yang diterbitkan Integrative Medicine: A Clinician’s Journal.
“Jalur komunikasi ini bekerja dua arah, menghubungkan pusat emosi dan kognitif otak dengan fungsi usus perifer. Koneksi ini membuatnya sangat penting untuk menjaga kesehatan usus dan mikrobioma seimbang, ”kata Best yang mencatat bahwa gula dalam makanan dapat menyebabkan disbiosis usus.
3. Biji-bijian olahan
Seperti gula rafinasi, minimalkan asupan produk biji-bijian olahan seperti roti putih, pizza, burrito, nasi putih, dan pasta putih, untuk membantu mendukung kesehatan dan fungsi otak.
“Biji-bijian olahan meningkatkan peradangan dan dapat memperburuk kesehatan mental seseorang,” kata Sheetal DeCaria, M.D. yang berspesialisasi dalam nyeri dan kesehatan mental di revitalizemedcenter.com.
Alih-alih makan biji-bijian olahan dengan makanan seperti pasta, pilihlah opsi biji-bijian yang lebih banyak untuk membantu kesehatan otak Anda.
“Tingkat peradangan yang meningkat telah dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan kelelahan,” lanjutnya, merujuk pada penelitian tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal peer-review, Frontiers in Immunology.
Alih-alih biji-bijian olahan, pilihlah produk biji-bijian utuh seperti roti gandum, pasta gandum, barley, oatmeal, hingga beras merah.
4. Makanan dengan Banyak Kalori
Mengonsumsi terlalu banyak kalori secara teratur berpotensi menjadi berita buruk bagi kesehatan otak, menurut para ahli.
Baca Juga: Banyak Artis Alami Pendarahan Otak, Cegah Penyakit Mematikan ini dengan Rajin Minum Secangkir Kopi
"Selain itu, makan berlebihan atau mengonsumsi banyak kalori dalam waktu singkat dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah terkait ingatan dan gangguan kognitif secara keseluruhan," kata Kelly.
“Makan berlebihan menyebabkan obesitas yang berkontribusi terhadap diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung, yang diyakini lebih lanjut menyebabkan Alzheimer dan penyakit otak lainnya.”