SajianSedap.com - Otak merupakan organ penting yang sering kita lewatkan kesehatannya.
Kebanyakan orang berfokus pada kesehatan jantung atau organ tubuh lainnya.
Otak merupakan pusat saraf yang tak hanya digunakan orang-orang untuk berpikir.
Selama ini tanda-tanda otak yang tidak sehat sering diabaikan.
Padahal kalau diabaikan, penyakit otak tak kalah mematikan dari penyakit organ tubuh lainnya.
Bukan hanya orang biasa, penyakit otak juga menyerang para artis.
Sebut saja Tukul hingga presenter Indra Bekti yang tergolek lemas akibat pendarahan otak.
Makanan dan Minuman Penyebab Penyakit Otak
Belajar dari penyakit otak yang dialami artis di atas, kita harus mengantisipasi masalah pada otak.
Selain merubah gaya hidup, juga dari sisi makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Nypost melansir makanan dan minuman yang tidak baik untuk otak menurut para ahli.
1. Jus Buah dan Minuman Manis
Susan Kelly, ahli diet terdaftar di pacific-analytics.com mengatakan.
"Banyak orang minum segelas besar jus buah saat sarapan tanpa menyadari seberapa buruk pengaruhnya terhadap otak mereka. Jus buah memiliki beberapa nutrisi yang bermanfaat, tetapi tetap saja, itu adalah minuman manis yang hampir tidak mengandung serat," ujarnya.
"Konsumsi minuman manis daoat menurunkan volume total otak dan volume hipokampus,” lanjutnya.
Kelly menambahkan bahwa sebaiknya makan buah utuh daripada mengonsumsinya dalam bentuk minuman.
2. Gula Rafinasi
Mengapa suguhan lezat seperti kue kering, es krim, yogurt, biskuit, dan permen tidak baik untuk otak Anda?
Jawabannya terletak pada kandungan gula rafinasinya.
“Usus mengandung bakteri menguntungkan yang dikenal sebagai mikrobiota, yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh dan pikiran. Manfaat kesehatan ini termasuk kesehatan mental juga. Ini dikenal sebagai 'sumbu usus-otak',” ujar Trista K. Best, ahli diet Balance One Supplements.
Trista menambahkan bahwa agar selaras dengan kinerja otak, penting untuk memahami sistem saraf enterik, yang merupakan jaringan neuron luas yang melapisi saluran usus, dan membawa pesan dari usus ke otak dan sebaliknya.
Baca Juga: Cara Mendapatkan Operasi Pendarahan Otak Gratis dari BPJS, Bebas Biaya Sampai Sembuh
“Para peneliti telah menemukan bahwa ada jalur komunikasi langsung antara otak dan sistem saraf enterik Anda: inilah yang mereka sebut sumbu usus-otak,” katanya, merujuk pada sebuah makalah yang diterbitkan Integrative Medicine: A Clinician’s Journal.
“Jalur komunikasi ini bekerja dua arah, menghubungkan pusat emosi dan kognitif otak dengan fungsi usus perifer. Koneksi ini membuatnya sangat penting untuk menjaga kesehatan usus dan mikrobioma seimbang, ”kata Best yang mencatat bahwa gula dalam makanan dapat menyebabkan disbiosis usus.
3. Biji-bijian olahan
Seperti gula rafinasi, minimalkan asupan produk biji-bijian olahan seperti roti putih, pizza, burrito, nasi putih, dan pasta putih, untuk membantu mendukung kesehatan dan fungsi otak.
“Biji-bijian olahan meningkatkan peradangan dan dapat memperburuk kesehatan mental seseorang,” kata Sheetal DeCaria, M.D. yang berspesialisasi dalam nyeri dan kesehatan mental di revitalizemedcenter.com.
Alih-alih makan biji-bijian olahan dengan makanan seperti pasta, pilihlah opsi biji-bijian yang lebih banyak untuk membantu kesehatan otak Anda.
“Tingkat peradangan yang meningkat telah dikaitkan dengan gangguan kesehatan mental, termasuk depresi dan kelelahan,” lanjutnya, merujuk pada penelitian tahun 2019 yang diterbitkan dalam jurnal peer-review, Frontiers in Immunology.
Alih-alih biji-bijian olahan, pilihlah produk biji-bijian utuh seperti roti gandum, pasta gandum, barley, oatmeal, hingga beras merah.
4. Makanan dengan Banyak Kalori
Mengonsumsi terlalu banyak kalori secara teratur berpotensi menjadi berita buruk bagi kesehatan otak, menurut para ahli.
Baca Juga: Banyak Artis Alami Pendarahan Otak, Cegah Penyakit Mematikan ini dengan Rajin Minum Secangkir Kopi
"Selain itu, makan berlebihan atau mengonsumsi banyak kalori dalam waktu singkat dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah terkait ingatan dan gangguan kognitif secara keseluruhan," kata Kelly.
“Makan berlebihan menyebabkan obesitas yang berkontribusi terhadap diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung, yang diyakini lebih lanjut menyebabkan Alzheimer dan penyakit otak lainnya.”