Tidak Cukup Cuma Dicuci Pakai Air Keran, Ternyata Tahu Harus Direbus Dulu Sebelum Diolah Jadi Masakan Karena Alasan Ini, Harus Nurut!

By Virny Apriliyanty, Minggu, 8 Januari 2023 | 11:10 WIB
Manfaat merebus tahu ternyata luar biasa banget ()

SajianSedap.com - Ternyata sebelum diolah jadi masakan, ada baiknya tahu kita rebus dulu, lo.

Ya, merebus tahu bisa membawa efek dan perubahan luar biasa pada masakan.

Sayangnya, banyak orang belum tahu dan cuma mencuci tahu di air keran.

Karena takut kotor setelah dibeli di pasar, tahu cuma seadanya saja dibilas air.

Padahal dalam tahu banyak kandungan berbahaya yang bisa hilang hanya dengan merebusnya sebentar saja.

Yuk, bersama intip manfaat merebus tahu berikut ini.

Manfaat Merebus Tahu

Banyak orang percaya kalau tahu memang wajib direbus dalam air mendidih sebelum diolah.

Perebusan ini disebut akan membuat segala bahan kimia dalam tahu ikut luntur dalam air.

Misalnya saja kandungan pengawet dan formalin misalnya.

Caranya, tinggal rebus saja tahu di dalam air sampai mendidih lalu tiriskan.

Setelahnya, tahu bisa kita olah menjadi segala macam sajian.

Baca Juga: Cara Menyimpan Tahu Putih agar Tidak Asam, Wajib Disimpan dengan Bahan Ini Biar Awet

Selain itu, merebus tahu terbukti benar membuatnya jadi lebih tahan lama.

Tahu yang tidak langsung diolah sebaiknya melalui beberapa proses sebelum disimpan dalam kulkas.

Yang paling utama, tahu harus direbus dulu untuk menghentikan proses fermentasinya.

Selanjutnya, simpan tahu dengan cara di bawah ini,

1. Rebus air sampai mendidih.

2. Masukkan tahu ke dalamnya.

Tunggu sampai mendidih kembali. Angkat. Tiriskan

Cepat dan praktis, ini resep pepes tahu ala Sarwendah Tan (ilustrasi tahu putih)

3. Siapkan wadah bersih dan kedap udara.

Isi dengan air matang dengan suhu ruang.

Masukkan tahu ke dalamnya.

Baca Juga: Meski Murah Tolong Perhatikan, Tahu Putih Bisa Jadi Bahaya Jika Dikonsumsi Orang dengan Kondisi Seperti Ini, Para Istri Jangan Sampai Terlewat

Pastikan tahu terendam seluruhnya dengan air.

4. Segera simpan dalam kulkas.

Supaya tahu bisa tahan sampai seminggu lamanya, pastikan mengganti air setiap hari.

Cuci juga tahu dari lendir-lendir.

Setelah itu, kembali masukkan tahu ke dalam wadah kedap udara, isi dengan air, lalu simpan kembali dalam kullas.

Yuk, jangan takut lagi menyetok tahu di rumah.

Tinggal simpan tahu dengan cara di atas.

Asal tidak lupa mengganti air, dijamin tahu tidak asam sampai seminggu lamanya.

Jangan Beli Tahu dengan Ciri Ini

Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian Jakarta Pusat Bayu Sari Hastuti mengatakan, dari sidak yang dilakukan di sejumlah pasar tradisional ditemukan cukup banyak tahu yang mengandung formalin.

Formalin tersebut digunakan agar tahu bisa bertahan lebih lama.

"Ada bahan pangan seperti tahu yang sering dikasih formalin supaya enggak cepat busuk," ujar Bayu saat dihubungi, Rabu (30/5/2018).

Baca Juga: Nyesel Baru Tahu Sekarang, Tahu Putih Bisa Awet dan Segar Sampai Seminggu Meski Hanya Direndam Pakai Air Dingin, yang Tak Ada Kulkas Bisa Tiru

Bayu mengatakan, diduga pemberian formalin pada tahu tidak dilakukan di pabrik produksi melainkan di distributor agar tahu yang dijual bisa awet.

Masyarakat bisa menandai tahu yang diberi formalin dengan memegang tahu tersebut.

Bila terasa lebih kenyal, patut dicurigai tahu tersebut berformalin.

Konsumen juga bisa mengetahui apakah tahu tersebut berformalin atau tidak dengan mendiamkannya selama semalam.

Jika tahu tidak busuk, patut diduga tahu tersebut mengandung formalin.

"Kami sudah telusuri sampai pabriknya, bersih airnya, bahan bakunya, enggak ada formalin, jadi mungkin distributornya. Distributornya ngambil, ngasih ke pedagang supaya awet, kan pedagang enggak tahu kalau ada formalinnya," ujar Bayu.

Rabu pagi Sudin KPKP Jakarta Pusat dan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan DKI Jakarta melakukan sidak ke sejumlah pasar di Jakarta.

Pasar tersebut yaitu Pasar Senen Blok III, Pasar Gondangdia, Pasar Cikini, serta pasar modern di daerah Menteng dan Gajah Mada.

Dari sidak tersebut ditemukan sejumlah makanan yang mengandung formalin, boraks, dan penggunaan pewarna pakaian khususnya pada tahu, daging ayam, dan kerupuk.