SajianSedap.com - Selain bantal, guling jadi alat yang wajib ada di tempat tidur.
Banyak orang Indonesia yang menggunakan guling agar nyaman dan nyenyak saat tidur.
Makanya, guling selalu tersedia di kamar dan di tempat penginapan lainnya, termasuk hotel.
Tapi, ternyata tak semua hotel menyediakan guling di kasurnya, loh!
Coba diperhatikan hotel-hotel, terutama hotel yang cukup bagus dan berbintang, sulit sekali menemukan guling di kamar hotel.
Bahkan, bisa dibilang hampir tidak ada yang menyediakannya.
Kira-kira kenapa, ya?
Ternyata ada alasan kenapa hotel tak menyediakan guling di setiap kamarnya, seperti berikut ini.
5 Alasan Hotel Tak Sedaiakan Guling
Dilansir dari Tribun Travel, sejarah guling di Indonesia berawal dari datangnya tentara Belanda dan Jepang.
1. Kiblat hotel dunia datang dari Barat
Guling muncul ketika Belanda menjajah Indonesia beberapa ratus tahun lalu.
Tentara Belanda yang dikirim ke sini harus tinggal selama 1-3 tahun.
Baca Juga: 3 Tips Sederhana Agar Bantal dan Guling Tidak Mudah Kempes
Mereka harus meninggalkan istri dan keluarganya di Belanda sehingga libido mereka harus tetap disalurkan.
Sehingga mereka mencari ‘gundik’ atau Nyai yang bisa menemani tidur.
Tapi tidak semua demikian, karena ada yang bikin semacam teman tidur yang bisa dipeluk.
Akhirnya lahirlah guling yang sering disebut juga sebagai ‘Dutch Wife’ yang dianggap sebagai istri mereka dan bisa dipeluk saat tidur.
Jadi guling praktis cuma terkenal di Belanda dan Indonesia, meski guling juga sudah dikenal di beberapa negara lain.
Kiblat pembangunan hotel di Indonesia juga mengacu pada hotel-hotel di barat.
Dalam service hotel ala barat, tidak dikenal adanya guling.
Jadi hotel di Indonesia pun juga tidak menyediakan guling, meskipun ada beberapa yang menyediakan.
2. Guling tidak higienis
Bayangkan saja, tamu-tamu hotel bisa datang dari bermacam-macam kalangan.
Berbeda dengan bantal yang cuma kena kepala, guling bisa ‘diapa-apakan’ oleh tamu hotel.
Bisa dipeluk atau dimain-mainkan, apalagi banyak juga tamu yang tidur dengan tanpa mengenakan busana.
Gesek-gesekan antara kulit manusia yang bermacam-macam dengan guling bikin benda yang satu ini kotor banget.
Apalagi kalau tamunya tidak mandi atau punya penyakit kulit.
Tidak heran kalau tamu hotel jijik dengan guling, ya meskipun sudah dicuci tetap saya rasanya tidak higienis.
3. Tamu orientasi turis yang tak mengenal apa itu guling
Turis asing adalah pelanggan hotel yang berasal dari berbagai negara.
Di negara lain tidak ditemui, atau hampir jarang ditemui sesuatu benda bernama guling.
Ada sih bentuk semacam guling tapi untuk landasan leher atau punggung.
4. Tamu yang menginap di hotel biasanya membawa pasangan
Kalau mendengar kata hotel, apa yang kamu bayangkan?
Entah kenapa hotel identik sekali dengan tempat menginap pasangan lawan jenis.
Baik yang sudah menikah atau belum (bule-bule kan kebanyakan sama pacarnya).
Kalau tidak pasangan pun biasanya bersama teman atau keluarga.
Persepsi yang terbangun di hotel adalah tamu membawa pasangan.
Jadi gulingnya buat apa kalau ada ‘guling’ yang bisa dipeluk beneran?
5. Ada Tapi Harus Diminta
Di Indonesia sendiri sebenarnya ada kok hotel yang menyediakan guling di kamar hotel.
Namun ada juga yang punya guling namun menunggu request atau permintaan dari tamu hotel.
Tapi mayoritas tidak punya guling.
Terpaksa kita menjadikan bantal sebagai guling.
Artikel ini telah tayang di idea.grid.id dengan judul Banyak yang Belum Tahu, Alasan Hotel Tak Sediakan Guling Karena Dianggap Tidak Higienis, Apa Benar?