Kedua, ketagihan atau adiksi lebih dini.
"Kafein mengandung zat psikoaktif yang berpotensi ketagihan sehingga bayi yang minum kopi dalam jangka lama menyebabkan efek kecanduan," ungkap dia.
Ketiga, gangguan metabolism.
Menurut Etik, selain mengandung kafein, kopi juga mengandung pitat.
Pitat merupakan antinutrien yang menghambat penyerapan vitamin dan mineral.
Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi.
Keempat, permasalahan tumbuh kembang (stunting).
Selain penghambat penyerapan kalsium yang berperan dalam proses pertumbuhan tulang, pemberian kopi pada bayi juga bisa menghambat penyerapan besi dan magnesium yang dibutuhkan untuk perkembangann otak.
"Akibatnya bisa fatal jika bayi tidak dapat menyerap besi dan magnesium dengan optimal yang mengakibatkan stunting," jelas dia.
Kelima, bisa memicu obesitas.
Kopi instan terdapat bahan tambahan lain, seperti cream, sirup, dan gula yang merupakan bahan tambahan untuk meningkatkan nilai kalori yang berisiko pada peningkatan berat badan anak.
Baca Juga: 4 Trik Cepat Hilangkan Bau Apek di Lemari Dapur, Murah Meriah Gak Perlu Semprotan Pewangi
Keenam, meningkatkan asam lambung.
Kafein dapat merangsang produksi asam lambung sehingga meningkatkan resiko refluks asam (GERD).
Ketujuh, risiko dehidrasi.
Kafein merupakan peluru kencing (deuretik) yang meningkatkan volume urine sehingga konsumsi kopi menyebabkan bayi sering buang air kecil yang meningkatkan risiko dehidrasi.
Kedelapan, risiko diare.
Pemberian kopi pada bayi di bawah 7 bulan berpotensi mengakibatkan diare karena sistem pencernaan pada bayi yang belum sempurna.