Dilansir dari Kompas, Dosen Konversi Energi Otomotif Universitas Negeri Semarang (Unnes) Widya Aryadi mengatakan, belum tentu sedemikian besar pengaruhnya.
Asumsinya, volume bahan bakar dan tekanan udara karena suhu dan cuaca sifatnya sementara.
Ia menjelaskan, kandungan udara dingin atau panas yang masuk di dalam tangki akan berdiri sendiri-sendiri.
Nantinya, cairan bahan bakar terkompresi pembakaran mesin, tetapi udara hanya masuk sebagai sirkulator di ruang hampa.
"Tidak ada pengaruhnya, isi bahan bakar memang dikatakan padat karena sifat udara yang mengisi tempat kosong. Tapi, bensin kan hidrokarbon, istilahnya nanti memisahkan diri. Udara, air, dan bahan bakar, tidak mungkin menyatu," tutur Widya.
Namun demikian, Widya menambahkan, suhu bahan bakar tetap turun bila cuaca dingin.
Hanya saja, menurutnya, udara berubah sesuai sifat alamiah, kondensasi akan menciptakan kandungan air yang tinggi.
Bukan menjadi padat, tetapi kata dia, perhitungan bobot massa bahan bakar bertambah berat, namun termanipulasi.
Antara bahan bakar, dan air seperti menunjukkan isi tangki benar-benar penuh.
"Sepintas penuh, full tank. Tapi, kan ada kandungan lain selain bahan bakar murni. Air mengendap di dasar, bensinnya larut ke mesin," kata Widya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Business Unit Head SPBU Pertamina Cirebon Agung Santoyo.
Baca Juga: Cara Mudah Bayar Pajak Motor TANPA BPKB Sampai KTP Asli, Pas Buat yang Masih Kredit