Saat itu, seporsi gultik dibanderol Rp 500 perak. Sentra Gultik Blok M sendiri sudah ada sejak tahun 1985.
Kepada KONTAN, ia menceritakan jika dulunya pedagang gultik belum seramai sekarang. Generasi pedagang gultik pertama mulai bermunculan sekitar tahun 1990 – 1992.
Pada tahun 1992, kuliner gultik mulai naik daun dan mulai banyak masyarakat Jakarta yang tertarik mencicipi kelezatan gulai legit ini.
“Saya ingat, pertama kali diliput media, masuk TV dan koran sekitar tahun 1995,” ujar Gareng.
Lain cerita dengan Bambang yang meneruskan usaha gultik rintisan ayahnya sejak tahun 1987.
“Saya meneruskan usaha bapak saya sejak tahun 2009 karena beliau juga sudah sepuh,” tuturnya. Gerobak pikul milik Bambang terletak di trotoar seberang Plaza Blok M.
Bambang mengungkapkan bahwa sentra kuliner legendaris ini hampir selalu ramai setiap harinya. Terlebih jika hari semakin larut malam, pengunjung yang berdatangan semakin banyak.
“Di sini kalau makin malam, pengunjung makin banyak dan makin ramai. Alhamdulilah, dagangan juga makin ramai,” ungkapnya.
Ciri khas yang paling menonjol dari deretan gerobak pikul pedagang gultik ini terletak pada payung yang menaungi tiap gerobak.
Bahkan hampir semua pedagang menggunakan payung warna-warni untuk menaungi gerobak pikul mereka.
“Sudah kesepakatan semua pedagang untuk pakai payung warna-warni begini. Memang sengaja, biar lebih menarik dilihatnya,” tutur Gareng.
Baca Juga: Terungkap Alasan Mengapa Gado-gado Harus Diaduk saat Dimakan, Banyak yang Belum Tahu Sejarahnya
Sentra kuliner gultik Blok M beroperasi mulai pukul 17.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Ada juga beberapa pedagang gultik yang beroperasi sejak siang hari. Namun sebagian besar memilih berjualan sejak sore hingga larut malam.
“Namanya orang dagang, ya saya dagang sampai gulainya habis. Kadang jam 12 malam sudah habis, kadang juga sampai jam 01.30 pagi baru habis,” tutur Bambang.
Resep Gulai Tikungan ala Penjual Gultik Blok M
Dilansir dari Indonesia.go.id, berikut ini cara membuat gulai tikungan dari pedagang Gultik Blok M.
Bahan bahan yang harus disiapkan antara lain:
- Daging sapi
- Santan
- Daun salam
- Daun jeruk purut
- Lengkuas
- Cengkeh
- Gula, garam, dan merica secukupnya
- Cabai merah
- Bawang merah
- Bawang putih
- Jahe
- Kunyit
- Kemiri
- Ketumbar
- Jintan yang telah disangrai
- Pala
Cara memasak:
- Rebus daging menggunakan air hingga terasa cukup empuk. Setelah itu tiriskan dagingnya
- Tumis bumbu yang telah dihaluskan tambahkan daun salam, daun jeruk,cengkeh, lengkuas, dan serai. Aduk hingga berbau harum dan warnanya berubah kecoklatan.
- Masukkan santan dan air rebusan daging, aduk hingga rata.
- Masukkan daging sapi yang telah direbus, dan aduk terus
- Tambahkan gula, garam dan merica secukupnya.
- Setelah bumbu dirasa cukup, tunggu bumbu hingga meresap ke dalam daging sapi dan jika santan sudah mengental, kita sudah dapat mengangkatnya.