Nyawa Keluarga kok Jadi Taruhan, Jangan Masak Bubur Kalau Ada Orang Idap Penyakit Ini di Rumah, Ngeri Banget Kalau Sampai Masuk Mulut

By Amelia Pertamasari, Rabu, 19 Juli 2023 | 08:40 WIB
Kondisi kesehatan orang yang sebaiknya tidak makan bubur. (Suwanmanee99)

SajianSedap.com Bubur nasi adalah salah satu jenis makanan dari Indonesia.

Ini adalah makanan yang terbuat dari beras yang dimasak dengan air yang banyak sehingga memiliki tekstur yang lembut dan berair.

Bubur biasanya disajikan dalam suhu panas atau hangat dengan dilengkapi lauk atau sayur.

Penjual bubur juga cukup banyak ditemukan, utamanya saat pagi hari.

Ini bisa menjadi makanan yang mengenyangkan dengan karbohidratnya yang tak kalah dari nasi.

Namun tak semua orang ternyata tak boleh mengonsumsi bubur nasi.

Karena pengolahan bubur ini mengubah kandungan nutrisi beras yang bisa berisiko bagi pemilik kondisi kesehatan tertentu.

Kondisi kesehatan seperti apa? Simak selengkapnya berikut ini.

Pengidap Diabetes Sebaiknya Tidak Makan Bubur

Diabetes yang tidak terkontrol memiliki banyak konsekuensi serius, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, kebutaan, dan komplikasi lainnya.

Bagi pengidap diabetes, banyak pantangan yang harus diterapkan, salah satunya mengonsumsi nasi putih.

Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK (K), Ketua Departemen Medik Ilmu Gizi, RSCM, menuturkan bahwa nasi yang baik dikonsumsi oleh tubuh adalah nasi yang sudah dingin dan karbohidrat olahan seperti bubur.

Baca Juga: Jangan Sampai Kebelet Mau Sehat Malah Celaka, Orang dengan Kondisi Seperti Ini Jangan Lagi Sering-sering Minum Air Kelapa, Gak Main-main Bahayanya!

Alasannya, nasi dingin memiliki indeks glisemik yang rendah.

Indeks glisemik adalah skala atau angka yang diberikan kepada makanan tertentu berdasarkan seberapa cepat makanan tersebut meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.

Semakin tinggi angka indeks glisemik, makan semakin cepat dampaknya terhadap kenaikan gula darah dan sebaliknya.

“Sebaiknya jangan langsung mengonsumsi nasi yang baru matang. Sebab, ketika nasi dalam keadaan panas, indeks glisemiknya justru tinggi. Ketika indeks glisemik tinggi akan membuat kadar gula dalam darah juga naik. Hal ini tidak baik untuk penderita diabetes,” ungkapnya.

Dalam penjelasannya, Dr. dr. Fiastuti Witjaksono, SpGK (K) menyarankan agar mendinginkan nasi terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

“Setelah nasi matang, sebaiknya taruh di bakul atau tempat nasi dan tunggu hingga dingin. Setelah dingin baru boleh dikonsumsi. Saat nasi dingin, indeks glisemiknya rendah sehingga tidak akan membuat kadar gula darah naik,” jelasnya.

Lanjutnya, “Sebaiknya, jangan simpan nasi di dalam penghangat nasi (warmer), karena dapat meningkatkan indeks glisemiknya. Untuk para penderita diabetes juga sebaiknya tidak mengonsumsi bubur, karena bubur ini kan nasi yang dimasak sampai hancur. Otomatis indeks glisemiknya juga tinggi,” tutupnya.

Lakukan diet rendah karbohidrat

Karbohidrat yang menyebabkan gula darah melonjak. Saat seseorang makan karbohidrat, zat ini dipecah menjadi gula sederhana. Gula tersebut kemudian masuk ke aliran darah.

Saat kadar gula darah naik, pankreas melepaskan hormon yang disebut insulin yang mendorong sel untuk menyerap gula dari darah. Reaksi ini menyebabkan kadar gula darah turun.

Melansir Health Line, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dapat membantu seseorang mencegah lonjakan gula darah.

Diet rendah karbohidrat juga memiliki manfaat tambahan, yaitu membantu penurunan berat badan, yang juga dapat mengurangi lonjakan gula darah.

Baca Juga: Jangan Sampai Kecolongan, Buah Nangka Harus Dibatasi Untuk Orang dengan Kondisi Seperti Ini, Bikin Jadi Mampir Rumah Sakit Terus

Ada banyak cara untuk mengurangi asupan karbohidrat, termasuk menghitung kandungan zat tersebut dalam makanan yang akan dimakan.

Makan lebih sedikit karbohidrat olahan

Karbohidrat olahan adalah gula atau biji-bijian olahan. Beberapa sumber karbohidrat olahan yang umum adalah gula pasir, roti putih, nasi putih, soda, permen, sereal sarapan, dan berbagai menu makanan penutup.

Karbohidrat olahan telah dihilangkan dari hampir semua nutrisi, mulai dari vitamin, mineral dan serat.

Karbohidrat olahan dikatakan memiliki indeks glikemik tinggi karena sangat mudah dan cepat dicerna oleh tubuh. Reaksi ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah.

Sebuah studi observasional besar terhadap lebih dari 91.000 wanita menemukan bahwa diet tinggi karbohidrat indeks glikemik tinggi dikaitkan dengan peningkatan diabetes tipe 2.

Lonjakan gula darah dan penurunan berikutnya yang mungkin Anda alami setelah makan makanan indeks glikemik tinggi juga dapat meningkatkan rasa lapar dan dapat menyebabkan makan berlebih dan penambahan berat badan.

Indeks glikemik karbohidrat bervariasi. Ini dipengaruhi oleh beberapa hal, termasuk kematangan, jenis makanan, dan bagaimana karbohidrat dimasak atau disiapkan.

Pada umumnya, makanan gandum utuh memiliki indeks glikemik lebih rendah, seperti halnya kebanyakan buah-buahan, sayuran tidak bertepung, dan polong-polongan.

Artikel ini telah tayang di Grid dengan judul Penderita Diabetes Sebaiknya Jangan Makan Bubur dan Nasi yang Dihangatkan, Kenapa?

Baca Juga: Sering Disepelekan, Ternyata Warna Ingus Seperti Ini Pertanda Datangnya Penyakit Berbahaya, Wajib Wasapada Mulai Sekarang