Menggali Kenangan, Ini Dia 10 Alasan Mengapa Kita Harus Membeli (Kembali) Majalah Intisari Edisi Pertama yang Terbit 17 Agustus 1963!

By Intan Yusan S, Jumat, 11 Agustus 2023 | 16:19 WIB
Majalah Intisari Edisi Spesial di HUT ke-60 tahun. ()

Sajiansedap.com - Dalam rangka menyambut HUT Majalah Intisari ke-60 tahun di tahun 2023 ini, Intisari membuat sebuah kejutan spesial, yakni menerbitkan kembali Majalah Intisari edisi pertama yaitu majalah yang terbit pada 17 Agustus 1963.

Menurut rencana majalah ini akan diterbitkan dalam format dan isi yang sama persis (autentik) sesuai dengan majalah yang beredar 60 tahun silam tersebut.

Sangat besar kemungkinan banyak dari pembaca saat ini yang tidak mengalami momen penerbitan edisi perdana majalah Intisari pada masa itu.

Nah, inilah kesempatan para pembaca masa kini untuk menjadi bagian dari sejarah dalam dunia penerbitan pers Indonesia yakni penerbitan Majalah Intisari edisi pertama ini.

Kenapa kita harus memiliki Majalah Intisari edisi pertama ini? Mari kita simak 10 alasannya!

#1: Majalah ini adalah bagian dari sejarah Pers Indonesia

Penerbitan Majalah Intisari pada 17 Agustus 1963 juga merupakan cikal bakal terbentuknya perusahaan Kompas Gramedia (KG) yang menjadi salah satu bagian dari sejarah pers nasional.

Saat ini KG terus berkembang ke berbagai bentuk media baru bahkan ke bidang-bidang usaha yang lain di luar media massa.

#2: Format edisi penerbitan ulang ini dibuat autentik seperti edisi pertama

Format Majalah Intisari sengaja dibuat dengan ukuran mungil (14 x 17,5 cm) agar mudah dibawa-bawa dalam perjalanan.

Format semacam ini tetap dipertahankan selama 60 tahun, termasuk pada penerbitan ulang edisi pertama ini.

#3: Majalah edisi pertama ini termasuk langka

Edisi pertama Majalah Intisari bisa dibilang edisi yang langka, karena saat diterbitkan dan dicetak 10.000 eksemplar, ternyata semua habis terjual.

Masih banyak pembaca yang tidak mendapat edisi pertama ini lantaran sudah tidak ada di pasaran.

#4: Majalah ini menjadi saksi hiperinflasi ekonomi saat itu

Edisi pertama Majalah Intisari dijual seharga Rp60 untuk Jakarta dan Rp65 untuk di luar Jakarta.

Namun harus diingat, harga ini adalah dalam “uang lama” sebelum diredenominasi tahun 1965. Harga jual Intisari sebesar Rp60 dalam “uang baru” sudah tercapai lagi pada 1968.

#5: Ada artikel Perang Dunia II yang ditulis pakarnya

Salah satu artikel menarik di majalah ini adalah “Pemboman Kota Dresden” yang ditulis Auwjong Peng Koen atau PK Ojong.

Penulis andal dan salah satu perintis Majalah Intisari ini kemudian juga dikenal sebagai salah satu penulis sejarah perang yang ternama di Indonesia.

#6:  Salah satu penulis artikelnya akhirnya menjadi menteri pendidikan

Dari hasil lawatannya ke Inggris, Nugroho Notosusanto berkenan menuliskan pengalamannya dalam artikel  “Orang Jakarta di London”.

Nugroho yang kemudian juga dikenal sebagai penulis sejarah ini kelak juga terpilih sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Pembangunan IV pada era Presiden Soeharto.

#7: Tan Liang Tie, penulis olahraga kenamaan yang penah jadi kontributor majalah Star Weekly ikut menulis di sini

Artikel di edisi pertama Intisari juga ditulis oleh penulis olahraga kenamaan saat itu, Tan Liang Tie.

Sebelumnya, nama Tan sudah dikenal publik lewat artikel-artikelnya di majalah Star Weekly dan ulasannya tentang olahraga dunia maupun dalam negeri, sangat disukai.

#8: Usmar Ismail bertutur tentang film pertamanya

Film “Darah dan Doa” (1950) yang dikenal sebagai film nasional pertama sekaligus film pertama yang disutradarai Usmar Ismail.

Apa saja kisah-kisah unik di balik pembuatannya? Usmar Ismail menuturkannya kepada Intisari dalam artikel “Film Saya yang Pertama”.

#9: Kita bisa melihat iklan-iklan zaman dahulu yang unik

Salah satu keistimewaan majalah Intisari edisi pertama adalah keberadaan sejumlah iklan pada masa itu.

Di sinilah kita bisa melihat bagaimana iklan-iklan di masa lalu yang tampil bersahaja dan lucu. Menariknya, masih ternyata ada brand makanan yang hingga kini masih ada di pasaran.

#10: Edisi pertama ini tidak bersampul depan.

Salah satu ciri majalah Intisari edisi awal adalah tidak adanya sampul seperti media massa cetak pada saat ini.

Logo brand Intisari ditampilkan di halaman pertama dengan daftar artikel yang tampil. Cukup sederhana tapi saat itu adalah sebuah hal yang lazim.

Cara Pre-Order Edisi Koleksi Terbatas

Bagi para pembaca Majalah Intisari yang ingin memiliki Edisi Pertama, kini ada kesempatan untuk melakukan pre-order.

Pre-order ini dibuka mulai dari hari ini 10 Agustus hingga 24 Agustus pukul 23.59 WIB.

Ada tiga pilihan platform untuk melakukan pre-order, yaitu GridStore, Shopee, dan Tokopedia.

Untuk memudahkan proses pemesanan, berikut ini adalah link langsung untuk setiap platform: 

  1. Pemesanan lewat GridStore: Link GridStore
  2. Pemesanan lewat Shopee: Link Shopee
  3. Pemesanan lewat Tokopedia: Link Tokopedia

Harga Majalah Intisari Edisi Pertama ini Rp75.000!

Setelah melakukan pre-order, para pemesan hanya perlu menanti Edisi Pertama terbit dan dikirimkan.