SajianSedap.com - Banyak es atau minuman manis khas Indonesia yang enak dan menyegarkan.
Salah satunya adalah es dawet ayu.
Apakah kamu pernah mencobanya?
Minuman khas Banjarnegara ini mudah ditemukan di pasar-pasar tradisonal, dan juga disepanjang jalan yang kamu lewati.
Es Dawet Ayu asli Banjarnegara mempunyai rasa lezat dan segar sehingga sangat cocok diminum pada saat cuaca panas.
Tapi, yang sering meminumnya belum tentu tahu asal mula atau sejarah dawet ayu ini, nih!
Ternyata ada tiga versi tentang kemunculan es dawet ini, loh.
Apa saja itu? Simak berikut ini.
Asal Mula Munculnya Nama Dawet Ayu
Melansir dari Tribun Banyumas, paling tidak ada tiga versi asal usul nama es dawet ayu berdasarkan sumber dari Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, di antaranya:
1. Versi pertama
Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara, Tjundarso mengatakan bahwa dawet khas Banjarnegara menjadi populer karena adanya lagu ciptaan dari Bono, yang merupakan seniman asli Banjarnegara dengan judul “Dawet Ayu Banjarnegara”.
Namun pada tahun 1980 lagu ini dipopulerkan kembali oleh grup seni calung dan lawak Banyumas yang bernama Peang Penjol, yang terkenal di wilayah Banyumas pada era 1970 – 1980.
Baca Juga: Resep Es Dawet Grandul Ketan, Minuman Tradisional Legendaris yang Rasanya Selalu Dirindukan
Sejak itu masyarakat Banyumas mengenal dawet asal Banjarnegara dengan sebutan “dawet ayu”.
Lirik lagunya sederhana, tapi berkesan.
Lagu ini bercerita tentang seorang adik yang bertanya kepada kakaknya mau piknik ke mana?
Jangan lupa bei dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.
2. Versi kedua
Dalam versi kedua penamaan dawet ayu berdasarkan cerita turun termurun, ada sebuah keluarga yang berjualan dawet sejak abad ke 20.
Pada generasi ketiga pedagang tersebut dikenal dengan parasya yang cantik, maka dawet yang dijual pun disebut orang sebagai dawet ayu.
3. Versi ketiga
Menurut tokoh agama masyarakat Banyumas, Kiai Haki Khatibul Umam Wiranu, dawet ayu muncul dari pedagang yang bernama Munarjo.
Munarjo sendiri mempunyai istri yang cantik, sehingga dawetnya disebut dawet ayu, dan dahulu mereka tinggal di Kelurahan Rejasa Banjarnegara.
Apa yang membedakan dawet khas Bajarnegara dengan dawet olahan daerah lainnya?
Jika es dawet jepara menggunakan sagu aren, maka sedikit berbeda dengan es dawet ayu khas Banjarnegara yang menggunakan tepung beras dan tepung beras ketan.
Baca Juga: Se-cup Cuma Rp 5 Ribu, Ini Asal Mula Es Podeng yang Sudah Ada Sejak Jaman Kolonial
Cara pembuatan Dawet Ayu Khas Banjarnegara
Berdasarkan resep yang didapat dari Cookpad, cara membuat Dawet Ayu Khas Banjarnegara mudah, yaitu siapkan bahan-bahan berikut:
Bahan Cendol:
- 250 gr Tepung beras.
- 100 gr Tepung sagu.
- 150 ml Air sari pandan.
- 900 ml Air matang.
- 1/2 sdt Garam.
Bahan santan:
- 1 liter Santan.
- 3 lmbar Daun pandan.
- 1/2 sdt Garam.
Bahan juruh: (larutan gula merah)
- 500 gr Gula merah (sisir).
- 50 gr Gula pasir.
- 250 ml Air.
- 1 lembar Daun pandan.
Cara membuat:
Campur semua bahan cendol, lalu masak hingga meletup-letup dan matikan kompor. Lalu masukkan ke dalam piping bag dan pencet hingga cendol keluar. Rendam dalam baskom berisi air dan es dan sisihkan.
Kemudian didihkan semua bahan hingga gula larut kalua sudah matikan kompor kemudian santan didihkan dan sisihkan.
Untuk penyajian, ambil secukupnya saus gula merah, kemudian tambahkan cendol atau dawet, tuangkan es batu secukupnya, lalu siram dengan santan, dawet ayu siap disajikan.
Baca Juga: Resep Es Dawet Ireng, Modifikasi Minuman Tradisional yang Bisa Jadi Peluang Usaha