Berbeda dengan saus gado-gado dan karedok yang harus dibuat saat ingin disantap, sambel pecel terbilang lebih praktis. Dapat disimpan dan disantap di lain waktu.
"Sambel pecel ini berkembang di berbagai daerah. Ada yang bercita rasa daun jeruk purut, ada yang bercita rasa kencur, ada pula yang bercita rasa manis asam yang tinggi," kata Murdijati.
Punya Ciri Khas di Masing-masing Daerah
Setiap daerah memiliki ciri khas pecel tersendiri.
Misalnya di Yogyakarta dan sekitar, pecel disajikan dengan tempe dan tahu bacem.
Di Solo dan Madiun, pecel disajikan dengan kerupuk karak.
Pecel disebutkan Murdijati adalah lambang kesederhanaan dan perjalanan.
Salah satu buktinya pecel adalah hidangan yang paling sering ditemui di sepanjang perjalanan kereta api. Ia disantap oleh berbagai kalangan masyarakat.
Dijual di pedagang kaki lima sampai hotel bintang lima.
Di balik kesederhanaannya, pecel kaya akan gizi yang menyehatkan masyarakat.
"Sesungguhnya mengonsumsi pecel memang bagian dari membangun kesehatan karena sayuran adalah sumber serat pangan yang baik.
Sementara memasak dedaunan sebentar merupakan cara manusia untuk mempermudah menelan makanannya sehingga lebih mudah dicerna," kata Murdijati. (*)
Artikel ini telah tayang di dengan judul "Asal Usul Pecel, Makanan untuk Semua Kalangan yang Kaya Gizi".