"Awalnya kami mengira itu hanya flu biasa, jadi kami tidak melakukan banyak hal. Tidak ada alasan untuk khawatir," kata Michael dilansir dari Mirror (27/5/2023).
Namun, setelah tiga hari gejala memburuk, dia secara bertahap kehilangan kemampuan untuk berjalan.
Orang tua Michael segera melarikannya ke rumah sakit terdekat, sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran.
Kemudian saat kesadarannya pulih, Michael sudah terbangun di Rumah Sakit Robert Wood Johnson di New Jersey.
Michael menghabiskan dua minggu di rumah sakit dan dokter mengatakan kepada mereka bahwa ia menderita diabetes tipe 1 dan merupakan sebuah keajaiban bahwa ia bisa selamat.
Bahaya Gula Darah Tinggi pada Anak
Melansir laman Kemenkes, pada umumnya, DM dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2.
DM tipe-1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, sementara DM tipe-2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.
Bukan hanya orang dewasa, anak kecil juga bisa menderita DM, khususnya DM tipe-1.
Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga.
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun.
Jumlah kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.
Baca Juga: Tak Sadar Banyak Tumbuh di Halaman Rumah, Tanaman Ini Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah