SajianSedap.com - Gula darah tinggi tentu dihindari siapa saja.
Terutama bagi orang dewasa, jika kadar gula darah tinggi dapat mengganggu aktifitas.
Biasanya kebanyakan orang akan mengatasinya dengan minum obat dan melakukan gaya hidup sehat.
Banyak yang mengira kalau penyakit ini hanya menyerang seseorang jika sudah dewasa.
Tapi siapa sangka, kalau penyandang status pemiliki gula darah tertinggi di dunia ternyata seorang bocah berusia 6 tahun.
Michael Patrick Buonocore, seorang bocah laki-laki yang berasal dari Raritan, New Jersey, AS, tercatat memiliki kadar gula darah tertinggi hingga 21 kali lipat dari ambang normal.
Michael pun memecahkan rekor dan tercatat dalam Guinness World Records.
Rekor tersebut ia dapatkan secara tidak sengaja pada saat usianya masih enam tahun atau tepatnya pada 23 Maret 2008.
Saat itu, kadar gula darah yang dimiliki Michael tercatat menyentuh angka 2.656 mg/dL.
Semuanya berawal saat liburan keluarga di Pennsylvania untuk merayakan Paskah.
Saat itu, awalnya Michael tampak mengalami flu biasa. Namun tanpa sepengetahuan keluarga, kondisinya semakin serius.
"Awalnya kami mengira itu hanya flu biasa, jadi kami tidak melakukan banyak hal. Tidak ada alasan untuk khawatir," kata Michael dilansir dari Mirror (27/5/2023).
Namun, setelah tiga hari gejala memburuk, dia secara bertahap kehilangan kemampuan untuk berjalan.
Orang tua Michael segera melarikannya ke rumah sakit terdekat, sebelum akhirnya ia kehilangan kesadaran.
Kemudian saat kesadarannya pulih, Michael sudah terbangun di Rumah Sakit Robert Wood Johnson di New Jersey.
Michael menghabiskan dua minggu di rumah sakit dan dokter mengatakan kepada mereka bahwa ia menderita diabetes tipe 1 dan merupakan sebuah keajaiban bahwa ia bisa selamat.
Bahaya Gula Darah Tinggi pada Anak
Melansir laman Kemenkes, pada umumnya, DM dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2.
DM tipe-1 disebabkan oleh pankreas yang tidak memproduksi cukup insulin, sementara DM tipe-2 disebabkan oleh gangguan kerja insulin yang juga dapat disertai kerusakan pada sel pankreas.
Bukan hanya orang dewasa, anak kecil juga bisa menderita DM, khususnya DM tipe-1.
Meskipun kasus DM tipe-1 yang paling banyak pada anak, terdapat kecenderungan peningkatan kasus DM tipe-2 pada anak dengan faktor risiko obesitas, genetik dan etnik, serta riwayat DM tipe-2 di keluarga.
Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan angka kejadian DM pada anak usia 0-18 tahun mengalami peningkatan sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun.
Jumlah kasus baru DM tipe-1 dan tipe-2 berbeda antar populasi dengan distribusi usia dan etnik yang bervariasi.
Baca Juga: Tak Sadar Banyak Tumbuh di Halaman Rumah, Tanaman Ini Bisa Bantu Turunkan Kadar Gula Darah
Penyebab DM tipe-1 adalah interaksi dari banyak faktor antara lain, kecenderungan genetik, faktor lingkungan, sistem imun, dan sel pankreas yang perannya masing-masing terhadap proses DM tipe-1 belum diketahui.
Berbeda dengan DM tipe-1, DM tipe-2 sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat seperti berat badan berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, dan diet tidak sehat/tidak seimbang, serta merokok.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan angka kejadian faktor risiko DM tipe-2 yaitu sebesar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan dan 10,8% menderita obesitas.
Maka dari itu perlu berhati-hati jika gejala berikut muncul pada anak.
Banyak makan
Anak dengan DM akan merasakan lapar terus-menerus meski baru selesai makan.
Rasa lapar ini didorong oleh jumlah insulin yang tidak memadai sehingga gula tidak dapat diolah menjadi energi;
Banyak minum
Anak akan merasa haus terus-menerus karena ketidakmampuan tubuh memproduksi hormon insulin sehingga tubuh mengalami dehidrasi;
Banyak kencing dan mengompol
Rasa haus yang menyebabkan anak selalu minum tidak diimbangi dengan kemampuan tubuh untuk menyerap cairan dengan baik.
Anak dengan DM akan lebih sering buang air kecil dari pada frekuensi normal, terutama di malam hari.
Penurunan berat badan yang drastis dalam 2-6 minggu
Meski anak sering minta makan, tetapi tubuhnya tidak bertambah gemuk, melainkan cenderung kehilangan berat badan dalam jumlah yang cukup signifikan.
Hal ini diakibatkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam menyerap gula darah dalam tubuh sehingga menyebabkan jaringan otot dan lemak menyusut;
Kelelahan dan mudah marah
Tubuh anak yang tidak mampu menyerap gula dari makanan membuatnya kekurangan energi sehingga mudah merasa lelah.
Anak juga akan mengalami gangguan perilaku dan perubahan emosi menjadi cepat marah dan murung;
Tanda kedaruratan lainnya yang perlu diwaspadai, antara lain sesak napas, dehidrasi, syok dan napas berbau keton.
Baca Juga: Dikira Sehat, Pengidap Diabetes Jangan Makan 4 Buah Ini, Gula Darah Bisa Naik Drastis
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Michael, Bocah yang Memiliki Kadar Gula Darah Tertinggi di Dunia di Usia 6 Tahun" dan Kemenkes.go.id dengan judul "Anak Juga Bisa Diabetes"